***
"Atas keberhasilan kita menyelsaikan pekerjaan lebih cepat! Bersulang!"
Aku heran dengan ayah mertuaku ini, setelah mendapatkan serangan telak dari ibu mertua tapi dia masih bisa berteriak seperti itu. Tapi meskipun begitu, memperhatikan dari tadi kalau Night, Tree, dan Shin menggunakan tangan kirinya untuk memegangi "Bola Emas" Mereka, aku salut kepada mereka.
Kami makan dengan meriah dan sangat lahap, anak-anak juga ikut memakan daging yang telah disediakan oleh nenek mereka. Diantara Night dan nona Laila, hanya nona Laila lah yang sangat dekat dengan anak-anakku. Sebenarnya anak-anakku tidak takut dengan kakek mereka, tapi mereka lebih nyaman bersama kedua nenek mereka.
"Snow... kenapa cucu-cucuku tidak mau bersamaku?"
"Mana aku tau, terserah mereka mau dekat dengan siapa. Aku juga tidak pernah melarang mereka akan hal ini, aku malah ingin anak-anak menentukan pilihan terbaik mereka saja."
"Tapi... tapi..."
"Sudahlah kakek muda, ini minum birmu."
"Snow..."