下載應用程式
66.66% Edgar's Prisoner / Chapter 56: Freak

章節 56: Freak

Edgar menghentikan aksinya saat melihat tangannya sudah berdarah. Dia lalu berjalan menuju para pengawal yang berdiri di depan pintu kamar Hanna.

"Jaga Hanna dengan ketat. Jangan biarkan dia kabur lagi," perintah Edgar.

"Baik, Tuan," balas Tobi.

Edgar berjalan menuju mobil. Di sana sudah ada Rex yang membukakan pintu untuknya.

"Tuan mau ke mana?" tanya Rex saat mereka sudah di dalam mobil.

"Ke kantor saja," jawab Edgar.

Rex menganggukkan kepalanya. Dia mulai melajukan mobilnya menuju kantor Edgar.

"Apa di kantor aman?" tanya Edgar.

"Aman. Tuan Max sangat pintar dalam mengurus perusahaan," jawab Rex.

Edgar menghelakan napas kasar. Dia merasa orang tuanya selalu saja suka mencari masalah dengan dia kalau tidak melihat dia.

***

Di kediaman Odilio, Agatha terus saja memarahi Oscar membuat suasana menjadi tegang.

"Papa ini seharusnya tidak seenaknya melakukan sesuatu!" teriak Agatha.

"Cukup, Ma. Lebih baik kamu tidak ikut campur urusan kami. Papa sekarang mau ke kantor untuk mengecek pekerjaan," balas Oscar.

"Aku muak tidak dianggap terus!" teriak Agatha.

Oscar mendekati Agatha. Dia meminta pada istrinya agar tidak mencari masalah kalau mau tetap aman.

"Perempuan yang bersama Edgar itu gadis baik," kata Agatha.

"Gadis itu tidak pantas untuk keluarga kita. Dia saja bisa dengan mudah terjebak dalam rencana Edgar," balas Oscar.

"Hanna pasti terjebak, apalagi hubungan mereka itu sudah berhari-hari," kata Agatha.

"Papa akan memblokir semua keuangan kamu kalau kamu tetap tidak mau menuruti Papa," kata Oscar.

Agatha terdiam. Dia tidak bisa berbuat apa pun tanpa fasilitas yang diberikan suaminya.

"Tolong kalian jaga rumah dan istri saya," kata Oscar pada para pelayan.

Agatha mengantar Oscar ke halaman depan. Dia masuk ke dalam rumah lagi setelah melihat mobil suaminya sudah pergi.

"Lebih baik aku di rumah saja daripada pusing kalau memikirkan hal yang tidak penting," kata Agatha.

Agatha berjalan menuju taman belakang untuk mengecek para pekerja yang sedang mengurus tanamannya.

"Suara apa itu?" gumam Agatha saat mendengar suara berisik di dapur.

Agatha melangkahkan kaki menuju dapur. Dia melihat para pelayan mendadak terdiam dan memberikan hormat padanya.

"Kamu ikuti saya ke kamar," perintah Agatha sambil menunjuk salah satu pelayan.

"Mereka tidak mengizinkan saya berada di dapur hanya karena saya buruh cuci," balas Elsa.

"Kamu yang namanya Elsa ikuti saya ke kamar tanpa bantahan atau saya akan pecat kamu," perintah Agatha.

Agatha berjalan ke kamarnya diikuti Elsa. Langkah kaki dia terhenti saat mereka sudah sampai di dalam kamar.

"Nyonya, maafkan saya karena sudah membuat keributan," kata Elsa dengan suara gemetar.

"Tidak apa-apa. Saya mengajak kamu ke sini hanya ingin tahu apa pelayan lain mengganggu kamu," balas Agatha.

"Tidak, saya hanya menceritakan pada mereka tentang keluarga saya," kata Elsa.

Agatha menyuruh Elsa untuk duduk di sofa. Elsa menurut, dia tidak mau nyonyanya kesal.

"Cerita saja apa yang terjadi pada keluarga kamu," perintah Agatha.

Elsa menceritakan pada Agatha tentang Hanna yang mendadak tidak ketahuan di mana keberadaannya.

"Terus kamu sudah mencoba menghubungi dia lagi?" tanya Agatha.

"Sudah, tapi nomor itu sudah tidak bisa dihubungi lagi. Saya curiga dia dibohongi oleh pria," jawab Elsa.

Agatha menyuruh Elsa melaporkan kejadian itu ke polisi dan mencari tempat kerja putrinya.

"saya tidak tahu di mana putri saya bekerja," kata Elsa sambil menangis tersedu-sedu.

Agatha merasa iba. Dia memeluk Elsa lalu menepuk punggungnya.

"Saya akan membantu kamu," kata Agatha.

"Nyonya, terima kasih. Seharusnya saya tidak membuat Nyonya repot," balas Elsa.

"Kamu bawa foto putri kamu?" tanya Agatha.

"Bawa, ada di dompet saya," jawab Elsa.

"Ya sudah nanti saja tunggu kamu turun," balas Agatha.

Elsa yang baru saja ingin menjawab perkataan Agatha menjadi diam saat mendengar ketukan pintu dari luar.

"Masuk saja," perintah Agatha.

Seorang pengawal memasuki kamar itu membuat Agatha heran.

"Ada apa?" tanya Agatha.

"Seorang pelayan tidak boleh masuk ke dalam kamar majikannya," jawab Levin.

"Oh, jadi kamu datang hanya untuk bilang kata-kata itu, aneh sekali. Saya yang menyuruh, bukan pelayan ini yang mau," balas Agatha.

"Nyonya, tapi tuan bisa tahu apa saja yang terjadi di sini," kata Lewin.

"Ya sudah sekarang temani Elsa mengambil foto di atasnya. Anak dia hilang," perintah Agatha.

"Nyonya, itu bukan urusan Nyonya," balas Lewin.

"Lewin, kamu diam. Lakukan apa yang saya minta," kata Agatha.

"Baik, Nyonya," balas Lewin. Dia tidak mau membuat majikannya marah.

Agatha melihat Lewin sudah pergi mengantar Elsa untuk mengambil foto menghelakan napas kasar. Dia mendudukkan dirinya di sofa lalu mengambil air putih yang tersedia di gelas dan menyeruput minuman itu hingga habis.

"Semua orang seperti tidak menganggap saya," gumam Agatha.

Agatha sambil menunggu Lewin kembali menatap foto suaminya dan dia yang terpampang di kamar. Dia merindukan Oscar yang perhatian padanya, tapi tidak seegois seperti sekarang.

Tidak lama pintu terbuka kembali. Elsa membawa sebuah foto.

"Nyonya, tolong bantu saya menemukan putri saya," kata Elsa memberikan foto putrinya.

Agatha membalik lembaran foto di genggamannya. Mata Agatha memanas, dia menatap ke arah Elsa.

"Ini Hanna yang bersama putraku. Apa yang dilakukan Edgar bersama perempuan ini?" gumam Agatha.

"Nyonya apa pernah melihat putri saya?" tanya Elsa.

"Belum pernah. Maaf saya terbawa suasana. Saya merasakan kesedihan kamu, apalagi putri kamu cantik sekali," jawab Agatha menitikkan air matanya.

Lewin memberikan tisu kepada Agatha. Perempuan itu langsung mengelap ingusnya yang menetes.

"Bisakah Nyonya membantu saya?" tanya Elsa penuh harap.

"Iya saya bisa membantu. Sebentar saya ambil ponsel saya untuk memotret anak kamu ini," jawab Agatha lembut.

"Nyonya pegang saja foto anak saya," kata Elsa.

"Jangan, saya takut nanti menghilangkan foto itu. Kamu pegang saja, saya akan meminta tolong suami saya untuk mencari putrimu," balas Agatha.

"Nyonya, terima kasih banyak," kata Elsa.

Agatha membawa Elsa ke dalam pelukannya. Dia tahu betapa sedih Elsa saat ini.

"Kamu sudah makan belum?" tanya Agatha.

"Sudah, Nyonya. Saya mau melanjutkan pekerjaan saya," jawab Elsa.

"Oke, Elsa," kata Agatha.

Agatha meminta Lewin mengantarkan Elsa ke tempatnya. Dia melihat kedua orang itu sudah pergi melirik ponsel dia yang terus saja bergetar.

"Pasti dia mau membicarakan soal Elsa," gumam Agatha.

Agatha mengangkat panggilan itu setelah menetralkan suaranya.

"Pa, ada apa?" tanya Agatha.

"Istriku habis ngapain?" tanya Oscar di seberang sana.

"Tadi aku habis bertemu pelayan kita yang buruh cuci itu," jawab Agatha.

"Terus kamu mau jadi pahlawan kesiangan dengan mencari anaknya yang hilang? Kamu pikir aku akan membantu?" tanya Oscar.

"Pa, kasihan dia. Aku tidak tega sama dia. Aku pasti akan sangat sedih kalau hal itu terjadi pada anak kita," jawab Agatha.

Oscar menggeram kesal. Dia meminta Agatha agar tidak bertingkah dan mendengarkan semua perkataannya.

"Pa, apa salahnya kalau kita membantu orang yang membutuhkan bantuan kita?" tanya Agatha dengan pelan.

"Sekali tidak tetap tidak, Agatha!" bentak Oscar.


next chapter
Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C56
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄