Angele berjalan kembali ke rumahnya bersama gadis itu. Ia telah melapisi gadis itu cairan logam berwarna hitam untuk bertahan melawan makhluk-makhluk aneh di sekitar mereka.
Beberapa hari kemudian, akhirnya mereka hampir sampai di Kota Awam Hitam.
Angele berdiri di depan hutan gelap tepat saat matahari terbit. Ia menatap kota berdinding kuning yang berdiri di tengah tanah lapang tersebut. Kota itu sangat sepi; hanya terdengar deru angin dan desir pasir, tanpa sedikit pun suara aktivitas manusia.
Gadis berambut pirang itu berdiri di belakang Angele sambil menatap kota di depannya.
"Sepertinya… Aku pernah ke sini…" Tiba-tiba, gadis itu angkat bicara. "Perasaan ini, pemandangan ini… rasanya tidak asing."
"Tidak asing?" Angele berbalik dan melihat ekspresi kebingungan bercampur sedih pada mata gadis itu. Ia memahami bahwa gadis itu teringat akan sesuatu, namun ia berusaha untuk menyembunyikannya.