"Vivian… Untuk apa kau mengorbankan diri demi organisasi!" Tetua Pertama memicingkan matanya. Sisik-sisik perak yang mirip seperti sisik ikan muncul pada permukaan tubuhnya. "Dewan tetua akan terus bertarung sampai titik darah penghabisan."
Vivian menutup bukunya dan menatap api unggun, namun ia tidak berkata apa-apa.
"Ayolah, Vivian. Kita adalah anggota Tangan Elemental. Tanpa bantuan lingkaran sihir warisan sekalipun, kita masih bisa bertarung." Tetua Keempat menimpali dengan suara beratnya.
"Tetua Keempat benar. Sebagai dewan tetua, tidak pernah takut akan kematian." Tetua Pertama tersenyum. "Jika situasi memburuk pun, kita bisa pindah dan membangun kembali organisasi. Seperti Henn, dia kan…" Tetua Pertama terdiam. Tiba-tiba, ia sadar bahwa seharusnya ia tidak menyebut nama Henn.
"Jangan khawatir, aku sudah melupakan kejadian itu." Vivian tersenyum.