Bab 123
"sial" Raina berkali-kali mengutuk dirinya yang bodoh dan ceroboh andai saja ia tadi lebih cepat, tidak antri di kereta api bahkan tidak menabrak pria berjas putih tadi mungkin ia masih bisa sampai tepat waktu tetapi sialnya kenapa ia harus terlambat di hari interview nya. Raina menendang-nendang semua batu, kaleng yang di lewati dan menutupi langkahnya.
"Cletakk..." Bunyi Hells sepatunya patah dan hampir membuat Raina jatuh terkilir Raina berhenti dan melepaskan sepatu nya hingga kini ia berjalan tanpa alas kaki yang menutupi kaki putih nya yang halus. Ia hanya menghela napas menghadapi hari-hari nya yang penuh dengan kesialan.
"Hahhhh...., Pupus sudah harapan mu Raina" desah Raina menjatuhkan tubuhnya di kursi taman yang berada di samping kantor itu.