Khanza memasuki ruang kelasnya dan disambut oleh Chika. Tampak Chika terheran-heran melihat kedua mata Khanza yang sembab.
"Za… Kau baik-baik saja?" tanya Chika menyapa.
"Hem, seperti yang kau lihat. Aku tidak baik!" balas Khanza seraya menghempaskan tubuhnya di kursi.
"Za… Ada apa lagi?" tanya Chika dengan lembut. Dia prihatin, karena sahabatnya itu selalu berada dalam masalah beberapa hari ini.
"Chika, apakah aku salah jika menginginkan kakak tetap tinggal dirumah bersamaku?"
"Eh? Kenapa begitu? Apakah kakak Arumi sudah mau menikah?" sahut Chika menebaknya langsung.
Khanza mengangguk dengan wajah masih sedih.
"Ya ampun, Khanza. Itu hal biasa tau, seorang wanita ketika sudah menikah harus tinggal bersama suaminya, ehm tapi tidak diwajibkan sih, setahuku!" ujar Chika ragu-ragu.
"Tapi ini terlalu mendadak. Aku masih ingin tinggal bersama kakak,"