章節 5: Jalan-Jalan,,,"Penjelasan"
sekarang kami berempat sudah berada di dalam Max'cafe, aku, kak Leo, Zack dan kak Danzel. rencanaku untuk jalan-jalan dengan Zack telah batal karena kejadian keributan yang telah meninpaku tadi. kami berada di ruang VVIP di dalam cafe ini, kakak yang meminta owner disini untuk menyediakan tempat, karna kakak tau, aku tidak nyaman berada di tempat berbau rokok dan alkohol. jadi dia meminta tempat yang lebih nyaman tanpa ada kontaminasi dari barang-barang tersebut.
"jadi, tolong coba jelaskan padaku," aku mulai mengawali pembicaraan ini, "Zack kenapa tadi kau lama sekali, tidak tau kah kamu aku sangat ketakutan," kataku ketus.
"maaf Lira, aku salah. harusnya aku tidak meninggalkanmu disana, dan seharusnya aku tidak mengajakmu kesini tadi," kata Zack menyesal.
"oke aku maafkan kali ini, tapi jangan ajak aku ke tempat seperti ini lagi," kataku tegas.
"oke aku mengerti,,,"
"lalu kakak, kenapa kakak berada disini, bukankah kakak bilang tadi ada pertemuan dengan klien di luar?"
"iya itu benar, aku memang ada pertemuan, dan sudah selesai," kakak menjelaskan.
"benarkah???" tanyaku tidak percaya.
"Ra, itu benar, kalau tidak percaya tanya saja sama Danzel," katanya meyakinkan. aku mulai memandang Kak Danzel dengan tatapan meminta penjelasan.
"itu benar Lira, aku dan Leo tadi melakukan meeting bersama beberapa direktur. kami membicarakan proyek-proyek yang akan kami kerjakan bersama," Kak Danzel menjelaskan.
"lalu kenapa kalian berada di sini?" tanyaku tak mengerti.
"karna pertemuannya memang disini," kata Kak leo. "tadi kami melakukan pertemuan disini, dan kami juga sudah selesai. maka dari itu Danzel bisa menolongmu karna dia keluar lebih dulu dari pada aku."
aku memandangi kakak ku tersayang itu denga wajah bingung, karna masih banyak sekali pertanyaan yang ingin aku tanyakan padanya, tapi aku harus menahannya, karna ada yang lebih penting. rasa penasaranku kepada Zack dan Kak Danzel tidak bisa ku tahan lagi. ada sesuatu yang aneh dengan mereka berdua, aku merasa sedari tadi mereka berdua melakukan pertarungan yang sengit dalam mata mereka.
"Zack, kenapa kamu memandang Kak Danzel seperti itu dari tadi? apa kau mengenalnya?" tanya ku dengan rasa ingin tau yang tinggi.
"Lira apa kamu masih ingat dengan cerita ku tadi malam,"
"yang mengenai kakak mu yang tiba-tiba saja datang lagi setelah sekian lama menghilang?"
"ya benar, dan sekarang dia ada di depan mu," kata Zack dengan penuh penekanan.
"yang benar saja, mana mungkin," kata ku tak percaya. aku mulai membandingkan Zack dan kak Danzel, mencari beberapa persamaan fisik mereka yang dapat meyakinkanku bahwa mereka adalah benar saudara.
semakin lama aku memandang meraka aku tak menemukan apa yang ku cari. tak ada yang sama, apa benar mereka berdua itu saudara. otak ku tidak bisa mencerna apapun lagi, kondisi ini membuatku semakin bingung. lebih baik aku diam saja.
"aku rasa kalian perlu waktu untuk bicara berdua," kakak mulai memecahkan keheningan yang sedari tadi terjadi. "aku tau kalian berada dalam situasi yang sama, masalah yang sama, dan itu hanya butuh penjelasan dari kalian berdua saja, masalah kalian harus kalian selesaikan berdua. jadi aku dan Lira akan pergi dulu, bicaralah. hanya kalian berdua yang tau harus bagaimana selanjutnya." kata-kata kak Leo membuatku mengerti, apa yang sebenarnya mereka hadapi.
setelah kak Leo bicara seperti itu, akhirnya aku dan kakak pergi meninggalkan mereka berdua. aku sebenernya sedikit kawatir dengan mereka berdua, terutama Zack. aku takut kalau-kalau dia terbawa perasaan dan emosinya. dia biasanya mendahulukan tinjunya, dari pada otaknya. kalau itu yang terjadi bisa-bisa masalah itu tidak akan pernah terselesaikan, malah akan semakin buruk.
"kakak, apa tidak papa mereka ditinggal kan berdua saja. aku takut terjadi sesuatu pada mereka nanti," kataku kawatir.
"Lira sayang, itu urusan mereka, kita hanya orang luar yang tidak tau apa-apa. jika kita tetap berada di antara mereka berdua, itu sama saja kita mencampuri urusan mereka. kita kan tidak tau mana yang benar dan mana yang salah. jadi kita serahkan saja pada mereka berdua, kita harus percaya kepada mereka,"
"baik lah, aku mengerti, semoga mereka baik-baik saja, dan masalah mereka cepat selesai,"
"semoga saja"
aku dan kakak pergi dari sana, meninggalkan dua orang bersaudara yang sedari tadi hanya diam tak bertegur sapa sampai kami meninggalkan mereka.
di dalam mobil aku tetap memikirkan Zack, dia adalah sahabat terbaikku, aku tidak mau dia terluka lagi untuk kesekian kalinya.
"Lira, menurutmu mana dari Zack dan Danzel yang membuat mereka terlihat seperti saudara," kakak tiba-tiba saja menanyakan hal yang tidak ku duga.
"entahlah, dari tadi aku memperhatikan mereka berdua tidak ada yang sama. mata, hidung, mulut, wajah, rambut, semuanya tidak ada yang sama," jawabku.
"coba ingat-ingat nama mereka berdua," kakak memberi kode, "seperti nama kita, nama ku Kyosi Alfa Leonard, dan kau Lirana Koyuki."
"ya kita memiliki nama yang berbeda tapi terdapat nama kedua orang tua kita di dalamnya. seperti Kyosi dan Koyuki yang diambil dari nama ayah Kyozaky. lalu Lirana dan Leo dari nama ibu Leyna." aku menjabarkan, "lalu apa hubungannya dengan Zack dan kak Danzel," kataku tak mengerti.
"aku saja langsung tau setelah mengenal mereka," kakak tersenyum bangga. aku semakin tidak mengerti. "Alfero Danzel dan Balfero Zackay, itu adalah nama ayah mereka Tuan Porta Fero. maka dari itu mereka sudah terlihat bersaudara hanya melihat nama mereka saja. karna nama itu tidak bisa diganti begitu saja walau mereka telah mendapatkan keluarga baru mereka,"
aku mulai mengerti apa yang di maksud oleh Kak Leo. sekeras apapun Zack tidak ingin kembali mengingat atau bertemu dengan keluarga lamanya, kakak nya, tetap saja dia tidak bisa membuang nama ayahnya begitu saja. nama yang diberikan oleh kedua orang tua mereka dulu, untuk menyatukan ikatan mereka, walaupun saat ini keadaan tidak berpihak pada mereka. tetapi sampai kapan pun mereka akan tetap menjadi saudara.
每周推薦票狀態
-- 推薦票
榜單 
-- 推薦票