```
Mereka sepakat bertemu di sebuah kafe Starbucks di Distrik Haidian, Beijing.
Qiao Lian merasa agak malu karena dia tiba lebih awal. Karena itu, ia duduk dengan tenang di pojok kafe.
Saat itu, setiap detik terasa seperti siksaan yang sangat berat baginya.
Ini adalah kali pertama ia merasakan waktu berlalu begitu lambat. Setiap tik jam tangan yang ia pakai membuatnya melompat kegirangan. Namun, itu masih terlalu berat untuk dihadapi!
Ia tidak tahan lagi dan mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Zi Chuan…
Saat ia memikirkan ini, mereka mendengar langkah kaki mendekat dari lantai dua. Song Yuanxi keluar dengan wajah memerah. Ia memegang kemeja putih dan bertanya keras dari lantai dua, "Kakak ipar, menurutmu kemeja ini akan terlihat bagus di saya?"
Matanya bersinar terang seperti obsidian yang paling terpoles di Bumi. Mereka berkilau seperti bintang di langit.