Fruit 1177: Suami Penyayang dan Putra Tegas
Suara isak tangis Andrea masih terdengar di kamarnya. Berbarengan dengan itu, suara suaminya masih juga mengalun perlahan.
"Sudah, sudah, dong sayank. Jangan menangis terus begini." Suara lembut Dante berbanding sejajar dengan sikap dia yang juga lembut mengelus istrinya.
Andrea menggeleng. "Aku ... aku ini bego. Aku ... hiks ... aku payah!"
"Tidak, tidak begitu, kok!" Dante menyangkal ucapan istrinya sambil terus mengelus rambut panjang Andrea dalam posisi sama-sama duduk di tepi ranjang.
Sudah sejak kemarin Andrea terus menangis sambil terus berkubang di kamarnya, menolak keluar.
"Yuk, kita keluar kamar untuk cari udara baru yang lebih segar," ajak Dante.
"Gak mau ... gak mau, Dan ... aku malu ... aku malu ketemu Noir dan anak-anak mereka, hiks! Aku ini payah, Dan ...." Suara Andrea bergetar sambil mata basahnya bengkak karena menangis seharian.