Fruit 397: Sia-Sia Sudah
"Oh, eh, iya. Hahaha... sepertinya begitu, Nona Revka. Hahah!" Penjaga tertawa canggung. Mimpi apa dia sampai dadanya dielus salah satu primadona Antediluvian? "A-apakah Nona akan lama di sini?"
"Oh, iya. Tentu. Kau tau, aku dan sepupuku ini akrab sejak kecil. Banyak yang ingin aku obrolkan dengannya. Jadi, sepertinya akan lama. Kau bisa tinggalkan kami, tampan..." Revka belai tulang rahang pria penjaga itu lalu kedipkan satu mata dengan gaya genit.
"I-iya, baiklah, Nona!" Penjaga itu pun mengangguk dan menunduk hormat lalu beranjak pergi.
"Kau harus menerima hukuman dobel sesudah ini, Kitty..." bisik Pangeran Djanh di telinga istrinya.
"Ouwgh shut up, Djanh!" Revka berteriak tertahan.
Revka menghembuskan nafas lega. Ia pun masuk lebih dalam ke ruangan cukup luas tersebut. "Dante? Dante, apa kau di sini?" panggilnya seraya edarkan pandangan.
"Revka?" Sebuah suara menyeru kaget.