Orion menulis dengan tenang, bahkan ketika Mina terus saja memperhatikan tulisannya dan juga dirinya, Orion masih saja tetap fokus menulis. Mina melihat tulisannya karena ia sangat penasaran dengan apa yang Orion tuliskan tetapi sayangnya Mina tidak dapat membacanya.
Mina memperhatikan Orion karena entah mengapa ketika melihat Orion yang sedang fokus menulis, itu jadi membuat Orion terlihat tampan dengan rahang tegas yang Orion miliki itu.
Namun karena Mina yang menatap Orion dengan sangat lekat, itu membuat Orion jadi tidak dapat fokus menulis. "Ada apa??" tanya Orion yang sekarang ia sudah berhenti menulis dan ia menatap wajah Mina yang mana memang jarak wajah mereka berdua ini lumayan dekat.
Mina terkejut saat Orion bertanya seperti itu kepadanya dan membuat Mina kembali tersadar dari lamunannya. "Eum?? enggak ada apa-apa kok," jawab Mina dengan gugup.
"Terus kenapa kamu liatin aku kaya gitu?" tanya Orion dengan nada dinginnya itu, terlihat seperti Mina yang sudah kepergok melihat wajah Orion secara diam-diam
"E-en-enggak kok!" bohong Mina yang mulai memberi jarak kepada Orion. Karena tadi wajah Mina dan Orion terlalu dekat.
"Orang ini gue lagi liatin bu-buku lo juga, soalnya gue penasaran aja lo nulis apa gitu..." alasan Mina yang sekarang ia memperhatikan buku cokelat milik Orion.
'Aduh Mina... lo bodoh banget sih! masa bisa sampe ketahuan kaya gini sih,' batin Mina yang memejamkan kedua kelopak matanya, karena kali ini ia benar-benar merasa bodoh.
"Kamu tidak takut jika nanti setelah ini kamu bakalan dimusuhin oleh para peserta?" tanya Orion yang sekarang kembali menulis sesuatu hal yang tidak Mina ketahui itu apa. Tetapi Mina pikir Orion sedang menulis tentang hari-harinya di buku cokelat itu yang Mina yakini kalau itu adalah buku hariannya Orion.
"Kenapa harus dimusuhin? emangnya aku salah apa??" Mina menatap wajah Orion, karena terkejut saja kenapa laki-laki dihadapannya ini berkata seperti itu dan tanpa Mina sadari juga bahwa dirinya sepertinya sudah mulai terbiasa menggunakan bahasa formal.
"Coba kamu lihat ke sekeliling kamu," suruh Orion yang langsung Mina turuti. Mina dapat melihat semua mata tertuju kepada dirinya dan juga Orion yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Mina dan Orion.
"Lalu?" tanya Mina yang sekarang sudah beralih melihat Orion yang masih menulis.
Mina masih belum sadar dengan sikapnya ini, jadi Orion menjelaskan kepada Mina yang masih tidak mengerti dengan apa yang Orion maksud tentang Mina salah satu peserta calon ratu yang sangat dekat dengan kedua pangeran, apalagi sekarang Mina duduk berdua dengan Orion di gazebo seperti ini, sudah pasti para peserta itu akan merasa iri kepada Mina.
"Biarin aja, lagi pula aku kan tidak suka sama kamu," ucap Mina yang tidak perduli mau nantinya ia dimusuhin sama semua peserta atau tidak pun Mina masabodoh.
'Tapi kalau sama Jester... itu lain cerita,' batin Mina setelah ia mengucapkan hal itu kepada Orion.
Mengapa Mina membatin seperti itu? itu karena Mina suka kepada Jester, Mina jatuh cinta saat waktu itu di taman saat Jester menceritakan semua yang Jester ingat tentang Mina dan juga Orion.
Jester dan Orion memang sama-sama tampan tetapi Jester itu lelaki yang sangat perhatian dan yang lebih penting sikapnya itu tidak sedingin Orion lalu Jester selalu tersenyum kepada Mina dibanding Orion yang wajahnya seperi tidak berekspresi apapun.
Ketika Mina mengatakan bahwa dirinya itu tidak suka dengan Orion, Orion sudah tau akan hal itu, laki-laki itu tidak kaget ketika Mina mengatakannya.
Karena Orion dapat melihat sorot mata Mina kepada Jester yang sangat berbeda ketika Mina menatap Orion. Bukan hanya itu saja, Orion juga tau kalau Jester pun memiliki perasaan yang sama kepada Mina.
Orion menutup bukunya dan ia menatap Mina dengan tatapan yang sangat lekat hingga membuat Mina dibuat bingung dan jadi kaget juga karena ditatap seperti itu.
"Kalo ternyata kamu suka sama aku gimana?" pertanyaan Orion itu seketika membuat Mina kaget dan mata Mina pun jadi membola saat mendengar pertanyaan Orion.
Tetapi Mina bingung ingin bereaksi seperti apa, karena tiba-tiba saja bibirnya tidak bisa mengucapkan sepatah kata. Karena Orion menatap Mina seperti itu apa lagi ketika Mina ingat bahwa semua mata sejak tadi tertuju kepada dirinya dan juga Orion.
Namun tanpa menunggu jawaban dari Mina, Orion pun pergi turun dari gazebo taman dengan membawa buku cokelatnya itu dan meninggalkan Mina yang masih terpaku tidak menyangka seperti orang bodoh.
Tak butuh waktu lama untuk Mina tersadar dari keterkejutan nya, karena setelah Orion pergi dari hadapannya, Mina kembali tersadar dan ia jadi merasa seperti orang bodoh karena dirinya sekarang menjadi pusat perhatian para peserta calon ratu di Kerajaan ini dan mereka pun juga berbisik-bisik.
Mina tidak tahan, ia tidak mau menjadi pusat perhatian mereka semua. Jadi Mina mengambil lukisan dirinya yang dilukis oleh Airin lalu Mina pergi ke kamarnya dan disaat itu juga para peserta pun juga ikut bubar.
* * * *
Setiba Mina di dalam kamar, Mina langsung meletakkan lukisannya di bawah jendela. "Astaga sih Orion bener-bener aneh banget!" seru Mina sambil berjalan dan duduk di sisi kasurnya itu.
"Ngapain coba dia bilang kaya gitu udah mana ekspresi nya bikin jantung aku mau loncat lagi," kata Mina ketika ia sudah duduk di sisi kasur.
Jujur saja, memang Mina suka dengan Jester tetapi siapa coba yang tidak salting dan jantung berdegup kencang seperti tadi ketika seorang pangeran yang mengatakan hal itu dengan suara beratnya itu ditambah tatapan yang entahlah itu disebut tatapan apa tetapi Mina benar-benar salting.
Karena tidak ingin memikirkan hal itu, akhirnya Mina memutuskan untuk membaringkan saja tubuhnya di atas kasurnya ini. Mina menatap langit-langit kamarnya dan pikirannya pun jadi memikirkan bagaimana keadaan dunia di zaman nya itu, apakah Rena panik saat tau dirinya menghilang di sana dan sekarang terdampar di zaman ini.
"Sedih juga ngebayangin nya, harusnya sekarang aku ini lagi belajar di kampus, bukan di sini," ucap Mina pada dirinya sendiri sambil memegang dadanya, karena merasa sedih mengingat kenyataannya ini.
Saat Mina sedang memegang dadanya, telapak tangannya terasa seperti menyentuh benda keras dan Mina teringat tentang kalung itu.
Mina bangun dari tidurnya dan melepaskan kalungnya itu. Ia memperhatikan kalung nya terutama ia lebih memperhatikan liontin bewarna biru safir tersebut.
Mina hanya penasaran saja mengapa kalung ini tidak memancarkan cahayanya saat waktu Mina kecelakaan di depan jalanan kampus.
"Aku yakin pasti ada sesuatu di perpustakaan kerajaan tentang diri aku ini, kalung ini dan toko barang antik yang jualan kalung ini," kata Mina yang masih menatap batu biru safir itu.