Perdana Menteri Salman terpaku menatap Tuan Faruk yang mati bersimbah darah, tubuhnya sedikit gemetar apalagi ketika Nizam menghampirinya dan berbisik, "Aku akan melindungi cintaku sebesar apapun rintangan yang menghadangnya. Cintamu kepada istri orang tidak akan pernah mengalahkan cintaku kepada istriku sendiri." Kata Nizam dengan penuh kebencian. Ia ingin sekali meludahi wajah pria tampan itu.
"Yang Mulia..." Perdana Menteri Salman hanya sempat menyebutkan dua kata itu karena Nizam tampak sudah berlalu dan Ia tidak ingin sedikitpun mendengar perkataan apapun dari pria itu.
Perdana Menteri Salman menghela nafas sambil menyuruh orang untuk membereskan mayat Tuan Faruk. Ia juga kemudian mengatur pertemuan konfrensi pers para tetua dengan wartawan untuk membersihkan nama Alena.