Nizam berjalan dengan perasaan terguncang hebat, Ia sama sekali tidak berani membayangkan bagaimana perasaan Ayahnya jika mengetahui foto - foto itu dan Ia sendiri tidak habis pikir mengapa orang itu bisa mengambil foto - foto yang privacy seperti itu terlepas dari apakah foto itu benar atau hasil editing tetapi Ayahnya juga bukan orang yang bodoh. Ia hanya lemah secara fisik dan bukan lemah otak.
Sebagaimana hal dengan dirinya, Ayahnya pasti akan merasa curiga dengan kebenaran foto itu dan Nizam juga yakin orang yang mengancamnya itu juga tidak akan berani menekan mereka kalau tidak memiliki kekuatan. Orang itu pasti menyimpan foto - foto yang lebih mengerikan lagi. Tangan Nizam gemetar ketika Ia mengepalkan tangannya dan kemudian meninju pohon palm yang ada disepanjang sisi koridor istana.