Remuk sudah tangan Pangeran Abbash dan Arani masih belum puas, Ia masih mengarahkan pukulan tangan kananya ke arah perut Pangeran Abbash dan " Buk... " pangeran Abbash terjengkang ke belakang. Pangeran Abbash yang sedang merasakan sakit yang teramat sangat pada tangannya tidak menyangka Ia akan dipukul dengan begitu kuat. Rasa sakit di tangannya kini bertambah pada dadanya. Alena menjerit ketika mulut Pangeran Abbash terbuka dan memuntahkan darah ke atas rerumputan.
"Kau mencelakai suamiku dan kau juga membuatku berada di penjara. Kau menyusup di kediaman ini. Kau juga mencelakai Yang Mulia Pangeran Thalal. Sungguh dosamu teramat besar untuk dibiarkan hidup." Kata Arani dengan muka kelam.