Aku membersihkan diri dan bergabung dengan Tedy dan Ibu di halaman belakang, di mana mereka duduk di meja piknik kecil dan kadang-kadang mengurus panggangan. Tedy mengeluarkan buku catatan kulit kecilnya, menunjukkan kepada Ibu banyak halaman yang berbeda.
"Ini rupanya taman nasional sekarang," kata Tedy, sambil menunjuk foto kakeknya di depan formasi batu yang tampak aneh. "Itu disebut Taman Negara Bagian Batu Jamur."
"Aku pernah mendengarnya," kata Ibu. "Ini perjalanan yang mudah. Sekitar tiga jam dari sini. Kakekmu pasti memiliki jiwa petualang."
"Dia benar-benar melakukannya," kata Tedy, memperhatikanku ketika aku duduk di sebelah ibuku, di seberangnya. "Dia akhirnya meninggalkan Kota Jakarta sama sekali dan pindah ke Kota Padang. Semua karena nenek Aku menginginkannya."
"Kalau begitu, dia juga Romitis," kata Ibu.
"Pasti," kata Tedy. "Jauh lebih dari aku."