Lorant mengerjapkan matanya, samar-samar dia mulai memperhatikan sekeliling ruangan yang sama sekali tidak familir. Saat dirinya akan duduk, Lorant merasakan sakit kepala yang teramat sangat berat, seolah-olah ada helm besi puluhan ton yang menjepit kepalanya. Perlahan Lorant berusaha untuk duduk dan bersandar pada kepala tempat tidur. Saat itu dia baru menyadari bahwa tubuhnya tidak tertutupi sehelai benangpun, hanya ditutupi oleh sebuah selimut tebal dan halus. Tetapi Lorant tidak begitu memperdulikannya. Dia masih harus berurusan dengan rasa sakit yang menghujam di area kepalanya.