Ada kalanya dunia memang berlaku adil namun karena kita serakah maka segalanya pun mendadak jadi rumit hingga tak dapat dikendalikan lagi. Ah, ngomong-ngomong saat ini aku sedang menunggui suamiku. Dhik pergi dengan Reno, walau sedikit cemas namun karena ada kak Ana aku pun jadi melepaskannya dengan mudah.
Semoga saja Reno nggak banyak tingkah dan membuat adiknya salah paham.
"Loh, Ta!"
Aku menolehkan kepala kala mendengar teriakan barusan. Rupanya istri kak Dwi datang, sialnya di antara yang lainnya dia lah yang paling banyak bicara. Aku pun dibuat meringis karenanya.
"Eh kakak, nungguin kak Dwi juga?" tanyaku yang dibalas anggukan kepala olehnya.
"Kamu lagi mikirin apa tadi, kok diam saja?"
Terkadang ini juga yang agak membuatku malu. Dia bisa menebak dari ekspresi wajah dengan begitu mudah. Jika aku berbohong entah bagaimana caranya kakak ini bisa tahu, mengejutkan sekali namun tenang saja sudah biasa kok.