Berbeda dengan gadis malam yang selalu menjawab perkataannya yang menggoda, bahkan tidak jarang kata-kata kotor keluar demi membangkitkan hasrat. Tapi, tak apalah. Melihat wajah erotis Maharani saja sudah cukup membuat Ryuga tertantang.
"Hahahaha... sudah basah maksimal ternyata. kamu liar sekali ya." Ryuga tersenyum puas. Gundukan ranum itu basah sampai berbuih, karena Ryuga yang terus menyedotnya sampai tidak bersisa. Namun, cairan itu keluar lagi dan lagi.
"Sudah saatnya senjataku beraksi," geram Ryuga yang menggeluarkan keperkasaanya yang sangat marah. Siap-siap menggobrak-abrik Dinding kewanitaan dengan sangat maksimal. Uratnya yang terlihat jelas pertanda siap mengeluarkan lahar yang banyak dan kental.
Ryuga merangkak di atas kemolekan Maharani. Secara perlahan dia membenamkan keperkasaan raksasa di bukit yang ranum. Terasa sesak. Namun, Ryuga sangat sabar dan begitu pandai supaya lubang itu menjadi sangat leluasa dan tidak tersiksa.