"Sehari bersamamu. Apa bisa?" tantangku,
"Kapan? Asal bukan week end" jawabnya,
"Tiga hari lagi aku libur. Bagaimana?"
"Baik. Kamu ingin ke mana?" tanya Dimas,
"Aku ingin liburan di rumah kayu. Aku rindu liburan". pintaku menjadi. Jujur saja, aku mulai menggilai Dimas.
"Tapi aku harus kerja dulu pagi. Kita berangkat bersama. Nanti kamu check in lebih dulu di hotel yang kamu mau. Setelah itu share lock ke aku. Aku akan menyusul kamu. Bagaimana? Aku tidak ingin Diego atau Rafiz curiga. Kita harus bermain rapi Bel" jelas Dimas
"Hm-" aku menjawab sekenanya,
"Jangan merajuk Bel. Kamu tau kan posisi kita?" tanyanya sembari menatapku melalui ujung mata nya.
"Iya. Aku tau. Tapi janji, setelah kerja waktu mu hanya milikku" desakku.
"Iya Bel. Lakukan apa yang kamu mau. Tapi jika Flo menghubungi aku. Kamu tidak boleh marah Bel. Bagaimana?" kata Dimas mencoba bernegosiasi.
"Baiklah." aku menyerah.
Setidaknya. Dimas berada di genggaman tanganku saat ini.
—-
Author's Pov,