"Sayang, gak ada hubungan persahabatan murni antara laki-laki dan perempuan. Karena suatu saat nanti, salah satu pihak akan memiliki rasa lebih dari sahabat. Karena apa? Karena rasa nyaman dan aman dari hubungan yang dilandaskan persahabatan itu semuanya fake" jelas Rafiz membuat Cherlly mengurut keningnya yang mulai berkerut akibat penjelasan Rafiz yang tak berujung. Rafiz dan sikap posesifnya adalah kesatuan yang haqiqi.
Cherlly kembali duduk di sofa biru kesayangannya. Melipat kedua tangannya di depan dada. Tidak ada drama saling menguatkan atau berbagi kesedihan seperti beberapa menit yang lalu. Hanya tersisa kemarahan Cherlly dengan sikap posesif dan curiga Rafiz ke pada dirinya.
"Terserah kamu aja" kata Cherlly merajuk,
"Kok malah kamu yang marah? Harusnya kan aku?" tanya Rafiz seraya menunjuk pada dirinya sendiri,
"Hem"