Tidak.
Jantung Nevan berdegup sangat kencang hingga kakinya bergetar.
Mereka kini sudah berada tepat sekali di depan pintu yang membatasi antara ruang rawat Gina dengan lobby rumah sakit. Gino masih ada di gendongannya, dan Gian berada di belakangnya seraya dipapah oleh salah satu bawahan Ayahnya.
Nevan tidak bisa bahkan hanya untuk membayangkan bagaimana reaksi Gian dan Gino nanti. Satu tahun terlewat, banyak sekali hal yang terjdi selama itu.
Keinginan terbesar yang hampir mustahil ternyata menjadi kenyataan. Kepala Nevan kembali memutar apa yang Bundanya katakan saat itu.
Hal yang hampir musatahil di dunia ini bukan berarti tidak mungkin seratus persen. Bukan berarti hal itu tidak akan pernah terjadi di dunia yang besar seperti ini.
Nevan menoleh saat merasakan kaki Gino bergerak. Tetapi lirikan matanya mengarah kepada Gian yang sepertinya akan berbicara. "Kenapa nggak masuk?"
Jika pertanyaannya seperti ini, Nevan enggan untuk menjawab.
"Kalian nggak papa?"