下載應用程式
100% BETRAYAL || MARRIAGE LIFE / Chapter 9: BAB 8

章節 9: BAB 8

"Kak Sobin!"

Sobin yang sedang berjalan menuju kelasnya, berhenti sejenak lalu membalikkan tubuhnya ke belakang. Ia menghela nafas pelan.

Sarang, gadis yang memanggilnya tadi melangkahkan kakinya ke tempat Sobin. Seperti biasa, ia akan tersenyum riang melihat Sobin.

"Aku bawakan bekal untuk kakak. Terima ya?" ucapnya sambil memberikan kotak bekal warna biru muda pada Sobin.

"Terima kasih." Sobin meraihnya lalu kembali melangkahkan kakinya. Sarang tersenyum senang tentunya.

Sarang masih melihat punggung Sobin menjauh darinya.

Setidaknya Kak Sobin masih mau menerima bekal dariku, yah walaupun sifat dinginnya belum cair. Pikirnya.

Di kelas, Jaein mengobrol dengan Yura sebelum guru yang mengajar datang. Saat sedang asyik mengobrol tentang hal yang mereka sukai, sebuah kotak bekal tiba-tiba saja sudah ada di meja keduanya. Sontak Jaein dan Yura, melihat ke arah lelaki yang menaruhnya tadi.

Sobin terlihat biasa saja, saat Jaein menatapnya dengan pandangan bertanya.

Jaein berdiri seraya membawa kotak bekal itu. Ia berdiri di meja Sobin.

"Kenapa kau meletakkannya di mejaku?" tanya Jaein.

"Aku hanya ingin saja. Kalau kau mau, ambilah." jawab Sobin santai.

Jaein meletakkannya di atas meja Sobin. Sobin mendongakkan kepalanya, dengan alis terangkat.

"Aku sudah kenyang, jadi maaf aku kembalikan lagi makananmu." Kemudian Jaein berlalu dari sana.

Sobin tak mau kalah, ia lantas mengambil kotak bekal itu lalu menaruhnya kembali di meja Jaein.

"Makan saat siang. Aku sudah kenyang juga."

"Tapi kau bisa membaginya pada teman-teman lain. Dan kenapa harus aku?" tanya Jaein yang membuat Sobin terdiam.

"Aish, ambilah. Aku tak mau tau," ucapnya setelah itu ia berjalan ke bangkunya. Sobin menidurkan kepalanya di atas meja.

Jaein ternganga tak percaya.

"Apa-apaan dia?" gerutunya.

Yura yang sejak tadi diam, meraih kotak bekal Sobin. Ia melihat isi dalamnya, berdecak kagum.

"Wahh, sepertinya enak. Apa aku boleh coba?"

Jaein mendengus kesal. Ia melipat kedua lengannya di dada. Lalu mengalihkan ke arah lapangan sekolah.

Sejak satu kelompok dengan Sobin beberapa waktu lalu, lelaki itu selalu mengganggunya. Entah itu berupa ledekkan atau memberikan sesuatu yang tak disukai Jaein. Saat ini contohnya, memberikan bekal yang entah kenapa lelaki itu bawa.

Jika tak mau memakannya, kenapa dibawa? dasar beruang kutub. Gerutu Jaein di dalam hati.

***

Nayoung meletakkan hasil lukisannya di atas meja. Ia berkacak pinggang sembari tersenyum senang dengan hasil karyanya yang luar biasa.

Hasil karyanya tersebut akan di pamerkan di museum seni pada minggu depan nanti. Ia telah menyelesaikan karya ini hampir 1 minggu lamanya.

Pintu ruangannya terbuka, Sora asistennya masuk. Nayoung mengarahkan kepalanya ke pintu.

"Ada apa Sora-a?"

"Ada yang ingin bertemu dengan kakak. Aku sudah menyuruhnya masuk, namun dia menolak."

Nayoung mengerutkan dahinya.

"Siapa namanya?"

"Dia tidak mau memberikan namanya, tapi dia laki-laki kak." jelas Sora.

Lalu menyuruh Sora membuatkan minuman untuk tamu selagi dirinya merapikan pakaiannya. Nayoung keluar, ia bisa melihat punggung tegap seorang pria di luar sana.

"Maaf, anda siapa? dan perlu apa mencari saya."

Pria tersebut membalikkan tubuhnya menghadap Nayoung.

"Seokbin?!" pekik Nayoung. Pantas saja punggung tegap itu terasa familiar bagi Nayoung.

"Ada perlu apa kau datang kesini?" tanya Nayoung dingin.

Setelah pertemuan mereka di cafe waktu itu, baik Nayoung maupun Seokbin tidak pernah bertemu lagi. Bukan Seokbin yang tidak ingin bertemu, tapi Nayoung lah yang menghindarinya.

"Bisa kita bicara di ruanganmu? ada yang ingin aku bicarakan tentang suamimu,"

Seketika tubuh Nayoung menegangkan. Ia mencengkeram kuat sisi rok panjang yang ia pakai. Sungguh, ia belum siap mendengar kelakuan suaminya di belakang dirinya selama ini.

Siapapun itu, tolong bawa Nayoung pergi dari sini.

"Nayoung-a? kau tidak apa-apa?" ucap Seokbin cemas. Terlihat wajah Nayoung langsung memucat.

"Tidak bisakah kau jangan membahasnya sekarang?" lirih Nayoung.

Seokbin menghembuskan nafasnya.

"Aku tidak yakin akan memberitahumu di lain waktu. Soalnya aku akan di pindahkan ke Jepang, mulai minggu depan."

Nayoung membalikkan tubuhnya, lalu berjalan ke ruangannya. Seokbin yang tau, lantas mengikuti kemana Nayoung pergi.

Sora datang mengantarkan minuman untuk tamu Nayoung, ia pamit lalu keluar dari ruangan tersebut.

"Katakan?!" perintah Nayoung. Setelah keduanya duduk bersama.

Seokbin meletakkan sebuah amplop di atas meja. Dengan berat hati, Nayoung meraihnya kemudian membukanya.

Sontak ia menutup mulutnya setelah melihat isi dalam amplop tersebut. Isinya beberapa lembar foto dan surat keterangan yang tidak Nayoung ketahui.

Matanya seketika berair sembari menatap Seokbin yang juga menatapnya.

"Apa ma-maksudny ini?"

"Iya. Itulah kenyataannya, Wanita yang di dalam foto tersebut adalah orang terdekat kita. Aku akan jujur padamu, sebenarnya aku sudah mengetahui hubungan mereka sejak satu tahun lalu. Tapi--" ucapan Seokbin terpotong.

"KENAPA BARU SEKARANG KAU MENGATAKANNYA BRENGSEK!" teriak Nayoung dengan penuh kesakitan. Ia melempar foto-foto tersebut ke arah Seokbin.

Seokbin memejamkan matanya sejenak. Ia tau, Nayoung pasti sakit hati melihat kenyataan yang tidak ingin ia harapkan seperti ucapannya di cafe. Namun, inilah yang bisa Seokbin lakukan, sungguh ia tidak bisa lagi melihat Nayoung di bodohi oleh orang-orang terdekatnya terlebih suaminya sendiri. Maka dengan keberaniannya, ia datang menemui Nayoung saat ini.

"Nayoung-a?" panggilnya.

"Jadi, selama ini mereka bermain api di belakangku? bahkan anaknya sudah sebesar itu sekarang. Apa ini balasannya atas kebaikan kakekku padanya beberapa tahun lalu? jawab aku Seokbin-a."

Seokbin memegang bahu sempit Nayoung. Lalu mengusapnya pelan.

"Kau harus kuat. Jangan lemah seperti ini, kau tau mereka tengah merencanakan sesuatu untuk keluargamu. Aku tidak tau kapan mereka akan beraksi, tapi kuharap kau selalu siap siaga. Aku tau, kau wanita yang kuat dan penuh semangat Nayoung-a. Jadi, saranku kau harus lebih kuat menghadapi mereka. Bersandiwaralah, seakan-akan kau tidak mengetahuinya."

Nayoung memandang Seokbin yang sedang tersenyum padanya.

Nayoung memeluk lututnya di atas sofa. Ia merasakan sakit yang teramat besar. Selama ini, ia tidak sadar jika suaminya dan wanita yang pernah di tolong oleh kakeknya malah bermain api di belakangnya. Bolehkah Nayoung membenci kedua orang itu?

Jujur saja, Nayoung sangat percaya pada suami dan wanita itu sebelum mengetahui hal keji ini. Wanita itu sudah di anggap Nayoung seperti saudari sendiri, karena memang wanita itu tidak punya keluarga selain keluarga Nayoung. Tapi, kenapa balasannya malah seperti ini.

Ingin Nayoung tidak percaya, namun bukti sudah ada di depannya sekarang. Ia melirik foto-foto tersebut.

Kemudian tertawa miris di sela tangisnya. Sungguh, kenyataan ini sangat menamparnya.

"Surat apa itu?" tanya Nayoung saat tak sengaja melihat surat yang tadi lemparkan pada Seokbin.

"Hasil tes kehamilan istri kedua suamimu. Wanita itu sedang mengandung 2 bulan." ucap Seokbin pelan.

Sekali lagi, kenyataan yang membuatnya ingin menghilang dari dunia ini.

"Kau tau, Jungguk membawa istri dan anak keduanya ke rumah kalian. Aku tidak sengaja melihatnya tadi, ketika aku ingin mengunjungimu di rumah."

Nayoung mengepalkan kedua tangannya. Ia dengan cepat beranjak dari sofa, namun pergerakannya terhenti. Seokbin memegangi lengannya.

"Bersandiwaralah, Nayoung-a." ucap Seokbin dengan tegas.

***

"Bagaimana? apa kau sudah mendapatkan informasinya?"

"Sudah tuan. Akan aku antar kemana?"

"Datang ke rumahku, besok setelah jam makan siang."

"Tapi, aku ada jadwal setelah jam makan siang tuan."

"Aku akan memberimu izin, dan menyuruh dokter Kim yang menggantikanmu. Datang besok ke rumahku."


創作者的想法
Allia_Za Allia_Za

Tolong tinggalkan jejak kalian ya :)

next chapter
Load failed, please RETRY

新章節待更 寫檢討

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C9
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄