"Bahkan dulu Tian pernah bilang bahwa ia mau menikah denganku." Nadia menghampiri Christian dengan senyuman di wajahnya.
Sayangnya, bukan sambutan hangat yang ia terima dari Christian. "Maaf, aku tidak mengingatmu," Christian hanya memandang Nadia seklias dan kemudian mengalihkan pandangannya.
Ia lebih menyukai wanita mungil yang ada di rumahnya. Ella tampak jauh lebih sedap dipandang mata dibandingkan wanita yang mendekatinya saat ini.
Saat memikirkan bahwa Ella masih menantinya di rumah, ia tidak berniat untuk berada di tempat ini lebih lama lagi.
"Tian, kamu sudah banyak berubah," wajah Nadia terlihat menunjukkan kesedihan. Sambil memandang Christian, ia menghela napas panjang. "Aku tidak menyangka kamu akan bersikap sedingin ini kepadaku."
Aroma parfum yang samar tercium dari tubuh Nadia, aroma bunga yang menyegarkan. Walaupun parfum itu tidak berlebihan, Christian tetap tidak menyukainya.
Ia mengerutkan keningnya dan melangkah mundur untuk menghindari wanita tersebut.