"Daffa kecelakaan"
Air wajah Arina langsung berubah seketika. Kedua matanya berkaca, wajahnya datar tanpa ekspresi.
"Dimana dia sekarang?" tanya Arina pelan. Terlihat sepintas tidak ada ekspresi khawatir di wajahnya. Namun ketika ia berbicara, suaranya terdengar sedikit bergetar.
"Dia di uks"
Setelah mendapatkan jawaban dari Irona, gadis itu pergi begitu saja dengan tas yang masih berada di belakang punggungnya. Langkahnya lebar, bahkan setengah berlari. Meski terlihat tenang, dadanya bergemuruh. Ada rasa takut di dalamnya.
"Daffa"
Segera ia memeluk laki-laki yang kini menjadi kekasihnya. Tubuh yang tengah berbaring di atas brankar itu bereaksi karena serangan tiba-tiba dari gadisnya.
"Sayang" ucap Daffa sebari mengusap kepala Arina yang tengah berbaring di dadanya.
"Kamu kenapa? Kenapa nggak ngabarin aku?"
"Aku nggak apa-apa. Cuman memar sedikit aja"
Andi dan Aksa mengundurkan diri untuk memberi ruang pada Arina. Mereka menunggu di depan pintu uks.