Semua orang di sekitar Rena memandang wanita itu penuh iba. Sekembalinya wanita itu dari meminta tanda tangan Rena terlihat murung dan tidak bersemangat seperti biasa. Pasti Rena habis terkena semprot sang atasan PMS itu.
Tak sedikit Rena menerima ucapan 'yang sabar Ren' dari rekan-rekan satu divisinya. Ini menyebalkan, Rena galau bukan karena habis terkena semprot. Argh, Rena tidak bisa berhenti memikirkan Doni. Kenapa juga mereka harus satu perusahaan dan satu kantor? Ini membuat Rena gila.
Ruangan yang Rena tempati merupakan gaya terbuka. Tidak seperti para atasan yang memiliki ruangan private, ruangan Rena sangat luas dan memiliki banyak sekali meja yang tentu saja meja itu memiliki penghuni. Jika di hitung maka jumlahnya mungkin sampai lima puluh orang. Itu sebabnya Rena banyak mendapat kata sabar dari orang-orang di sekitarnya.
Tok!Tok!
Seseorang mengetuk meja Rena. Lantas Rena mendongak dan melihat siapakah yang berani mengganggu aktivitas melamunnya. Rupanya hanya Mattew.