下載應用程式
50% Angel's Voice / Chapter 8: Chapter 8

章節 8: Chapter 8

Pria itu tersungkur di tanah setelah aku menjatuhkannya dan merebut senjatanya saat dia berusaha untuk menyerang ku. Tapi aku tida menyalahkan atas apa yang baru saja dia lakukan itu, aku pun akan melakukan hal yang sama jika berada di posisinya saat ini, bertemu dengan orang yang tidak kau kenal, menunggumu dalam kegelapan, di tengah jalur pelarian mu.

"Tenanglah aku di sini untuk membantumu." Jelas ku.

Pria itu mendongakkan wajahnya, dan kembali berdiri, lalu mundur dua langkah untuk menjaga jaraknya dari ku, dan menunjukan sikap waspada.

"Siapa kau?" Tanya Pria itu.

Aku sedikit bingung harus mulai menjelaskan dari mana. Tapi melihat sikapnya yang seperti itu, sepertinya dia sama sekali tidak tahu mengenai kedatangan ku.

"Sepertinya aku harus menjelaskannya mulai dari siapa yang menyuruh ku membantunya." Pikir ku.

"HAHAHA!!"

Tiba-tiba suara di kepala ku tertawa. Suara tawa itu menggema memenuhi kepala ku, mengejutkan ku dan membuat kepalaku serasa ingin pecah. Jantung ku seakan berhenti sesaat karenanya, dan berdetak kembali dengan cepat, memicu adrenalin ku dan memancing emosi ku meluap, tapi aku tidak bisa melampiaskannya, karena sebesar apapun keinginan ku untuk membungkamnya, aku tidak bisa.

Perlahan Pria itu mulai memasang kuda-kudanya kembali, mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kepalanya, menunjukan pada ku bahwa dia sudah siap untuk bertarung.

"Aku harus menjelaskannya sekarang atau dia tidak akan mendengarkan ku sama sekali." Pikir ku.

Perlahan bulan mulai kembali menunjukan dirinya dari balik awan, menerangi malam dengan cahaya redupnya, menunjukan apa yang di sembunyikan di dalam kegelapan. Cahaya bulan mulai menerangi sosok Pria itu dengan perlahan, kini aku dapat melihat wajahnya dengan jelas. Pria itu menunjukan sikap waspada dan siap bertarung, tapi tidak dengan wajahnya. Saat manusia bertemu dengan sosok yang dia takuti, dia akan berusaha untuk lari, tapi jika dia tidak dapat melarikan diri, nalurinya akan memaksanya untuk melawan. Perasaan itulah yang aku tangkap dari ekspresinya sekarang.

Aku menarik nafas dalam dan menghembuskannya, berusaha untuk menenangkan emosi ku, dan mulai menjelaskan pada Pria itu siapa diri ku dan apa tujuan ku menemuinya.

"Aku datang dari kantor pengacara London untuk membantumu." Jelas ku.

Pria itu tida membalas perkataan ku, dan terus menunjukan kewaspadaannya. Jika dia tetap seperti itu akan sangat sulit untuk menjelaskannya, apapun yang aku katakana dia tidak akan mempercayainya. Aku menghela nafas ku pelan, berusaha mencari cara untuk membuatnya mau mendengarkan penjelasan ku, mencoba memikirkan cara agar dia mempercayai ku, walaupun aku mengerti, tidak mungkin ada orang yang percaya jika dalam situasi seperti ini, hingga aku tersadar bahwa aku sedang menggenggam sebuah pisau belati lipat di tanganku.

"Jadi karena ini?! Karena aku menggenggam benda ini dia tidak menurunkan kewaspadaannya sama sekali sedari tadi? Tapi seingat ku aku memasukkan nya kedalam jas ku. Tidak! Aku yakin aku sudah memasukkan nya." Pikir ku.

Sebuah perasan aneh menjalar di tulang ku, perasaan takut yang tidak tertuju, perasaan bingung dan ketakutan yang bercampur, tapi aku tidak dapat mengetahui apa itu.

Aku kembali mengalihkan pandangan ku pada Pria itu. Melihat ku yang menggenggam sebuah pisau belati miliknya, Pria itu kembali menguatkan kuda-kudanya, bersiap untuk meluncurkan tinjunya dan bertarung kapanpun.

"Dengar Harry, Aku tidak datang jauh-jauh dari London untuk mengajakmu bertarung." Jelas ku, seraya mengulurkan sebelah tanganku untuk mengembalikan pisau itu pada pemiliknya.

Harry sama sekali tidak menurunkan sikap waspada nya, tapi wajahnya kini terlihat sedikit lebih tenang.

"Nama ku Rein, Aku seorang pengacara, dan aku kesini untuk membelamu di pengadilan nanti."Jelas ku.

Untuk beberapa saat Harry hanya diam berdiri memandang ku tanpa ekspresi, suasana menjadi hening, hingga aku bisa mendengar suara nafasku sendiri. Tapi sekilas dalam redupnya cahaya bulan aku melihat sedikit senyum kecil muncul di wajahnya.

"Apa maksudmu? Pengacara? Hah! Kau orang gila." Jawab Harry.

"Kasar sekali dia." Sahut suara di kepalaku.

"Kau tidak perlu waspada padaku seperti itu Harry." Seraya menggerakkan sedikit tanganku untuk mengisyaratkan Harry agar mengambil pisaunya.

Harry mengulurkan tangannya perlahan dengan penuh kewaspadaan, dan mengambil pisau belatinya kembali dari tangan ku, lalu mundur satu langkah dan berdiri tegap. Melihatnya yang berdiri di depan ku dengan menggenggam sebuah pisau belati, membuat sebuah perasaan takut muncul di benak ku, kini aku mengerti apa yang dia rasakan saat melihat ku tadi menggenggam pisau itu.

"Sepertinya kau sudah menyiapkan jalur pelarian mu ya. Tapi sepertinya rencana mu tidak akan berjalan seperti yang kau inginkan." Sahut ku.

"Apa maksudmu?" Tanya Harry.

"Kau pikir kenapa aku kesini?" Balas ku.

"Hahaha, jadi begitu, Pria tua itu yang mengirim mu. Jadi apa yang kau inginkan?"

Harry maju satu langkah mendekati ku, kini aku dapat melihatnya lebih jelas di bawah cahaya bulan yang redup. Sepertinya Harry sudah jauh lebih tenang, tapi ada sesuatu yang aneh darinya, dia seakan memandang jauh kedalam diri ku.

"HAHAHA! Dia tidak waras!"

Suara di kepala ku kembali menggema dengan tiba-tiba, mengembalikan rasa sakit di kepala ku dalam sekejap. Aku berusaha menahan rasa sakit itu, juga emosi ku dan tidak menunjukannya sekecil apapun. Tapi saat itu juga aku melihat wajah Harry, matanya terbuka lebar seakan terkejut melihat ku, tapi hanya dalam satu kedipan mata wajahnya kini sudah kembali datar dan tenang.

"Apa itu? Halusinasi?" Pikir ku.

Aku menarik nafas dalam, dan menghembuskannya, mengulanginya beberapa kali, hingga rasa sakit di kepala ku mulai sedikit menghilang, lalu mulai menjelaskan pada Harry mengenai kedatangan ku lebih terperinci.

"Aku sudah mengetahui semuanya Harry, seseorang meminta ku untuk membantu mu, dan aku yakin kau sudah tahu siapa itu." Jelas ku.

"Hahaha, Kau tidak tahu apa-apa Pengacara Rein. Pria tua itu tidak ingin membantu ku, dia hanya ingin membunuh ku." Jawab Harry.

"Kalau dia memang ingin membunuh mu, seharusnya dia tidak perlu repot-repot meminta ku membantu mu." Balas ku.

"Kalau dia membunuh ku sekarang, media hanya akan semakin menyorot ke arahnya, dan semua orang akan semakin mencurigainya, oleh karena itu dia memintamu untuk membantu ku di pengadilan, agar dia bisa membunuh ku nanti." Jelas Harry.

"Membunuhmu sekarang dan menyembunyikan mayat mu, lalu berpura-pura tidak tahu apa-apa, itu lah yang akan dia lakukan jika dia memang ingin membunuh mu."

Harry tidak membalas perkataan ku, untuk beberapa saat suasana menjadi hening. Harry terlihat sangat tidak senang, aku mengerti, jika aku berada di posisinya, melarikan diri adalah yang paling tepat, Aku pun tau, Pria tua itu hanya ingin menyiksanya hingga mati, jelas jika melarikan diri sekarang adalah hal yang paling tepat, tapi jika aku membiarkannya, aku lah yang akan mati terbunuh.

"Baiklah, Aku akan membantu mu, tapi aku ingin kau membantu ku. Dikejar seekor singa lebih baik dari pada dikejar sekelompok singa." Sahut ku.

"Apa maksudmu?" Tanya Harry dengan nada yang bingung.

"Aku hanya ingin menyelesaikan pekerjaan ku." Jawab ku.


next chapter
Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C8
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄