Damar tersenyum, iris matanya menatap dalam bola matanya Aneska. "Terima kasih. Aku berharap kita bertemu lagi disaat aku telah menjadi orang yang sukses. Aku kembali datang untukmu."
"Kita ini masih ada di Sekolah, kenapa kalian sudah mengkhayal jauh sekali?" celetuk Laras melihat Damar dan Aneska. "Kelulusan saja belum, sudah bicara jauh ke depan. Kenyataan tidak seindah mimpi. Bangun kalian dari mimpi. Sekarang kita seperti ini, tidak tahu besok jadi apa?"
Aneska melihat Laras. "Tapi setidaknya kita tahu rencana kedepannya. Kamu sendiri mau meneruskan ke mana?"
"Aku tidak melanjutkan ke mana-mana. Ibuku tidak mungkin punya biaya untuk aku kuliah, untuk makan saja aku harus kerja di Toko sepeda. Kalau hanya mengandalkan Toko yang Ibu punya, tidak mungkin bisa untuk biaya kuliah."
"Lalu kamu?" tanya Damar pada Aneska.
"Aku tidak tahu rencanaku apa," jawab Aneska.
Jangan lupa tinggalkan komentarnya untuk author juga power stone sebagai penyemangat.
Terima kasih my reader,, love u all.