"Cara berpikir kamu kotor sekali. Atas dasar apa kami menyakiti Aneska?" tanya Josh.
"Bisa saja atas dasar apa pun," jawab Laras.
"Dasar bocah, mikirnya tidak pakai otak," kata Josh. "Percuma Sekolah, otaknya tidak dipakai."
Laras sudah membuka mulutnya akan bicara lagi tetapi Aneska segera melarangnya. "Laras. Aku tidak apa-apa. Menangis karena suasana hatiku sedang berduka. Jangan berpikir yang tidak-tidak."
Laras melihat Josh dengan bibir yang terangkat sebelah. "Awas kamu!" Laras bicara sendiri di dalam hati.
"Sekarang kamu tinggal dengan siapa?" tanya Ervin mengalihkan perdebatan antara Josh dan Laras.
"Tinggal sendiri," jawab Aneska. "Tapi sekarang ada Ibunya Laras dan Laras yang menemaniku."
Ervin menatap Aneska yang ada disampingnya, entah apa yang dipikirkannya.
"Sekolahmu masih lama?" tanya Thomas.
"Hanya beberapa bulan lagi, sebentar lagi sudah memasuki ujian. Sekarang saja sedang sibuk untuk persiapan ujian," jawab Aneska.
"Bagus kalau begitu," jawab Ervin.
Terima kasih masih mengikuti ceritanya Ervin dan Aneska.