.
.
.
Di atas ranjang itu, Mu Shenan dengan sombongnya mengamati wanita yang saat ini sedang menyeka darah yang menetes dari lengannya. Sesekali, ia menunduk untuk mencuri pandang ke arah wanita yang saat ini sedang sibuk untuk merawatnya hanya untuk mengamati paras cantik wanita itu dan mulut mungilnya yang terlihat begitu manis.
Cih! Siapa yang menyangka bahwa mulut mungil yang nampak begitu polos itu sangatlah berbahaya. Mu Shenan sendiri sampai terheran-heran dibuatnya. Di dalam hatinya ia terus bertanya-tanya bagaimana bisa wanita cantik dengan mulut mungil itu memiliki gigi setajam harimau betina!
Memikirkan hal ini membuat Mu Shenan sedikit menggelengkan kepalanya seakan tidak percaya pada apa yang baru saja terjadi padanya. Lengannya yang selama ini tidak pernah tersentuh oleh benda tajam, akhirnya harus koyak ditangan istrinya sendiri.