.
.
.
Di pegununan Qinling,
Mu Shenan telah mendapatkan omelan karena dia dituduh mengambil keuntungan secara diam-diam.
Akan tetapi, sepertinya dia tidak masalah dengan hal itu dan hanya mendengarkan Shen Yiyi yang terus saja mengoceh disampingnya.
"Brengsek!" gerutu gadis itu.
"Bagaimana mungkin kau menipuku? Hah?!" ucapnya lagi.
"Dasar pria mesum!"
Pada akhirnya, Shen Yiyi-pun merasa lelah sehingga dia menghentikan celotehannya dan memilih untuk menyambar bubur dari tangan Mu Shenan.
"Biarkan aku makan sendiri!" celetuk Shen Yiyi sebelum dia melihat pria itu tiba-tiba menundukkan dirinya.
"Aww..." gumam Mu Shenan lirih sambil menggosok-gosok bagian pinggangnya. Sementara isterinya malah meliriknya tajam.
"Memangnya kenapa?! Aku bahkan tidak mencubitmu?!" katanya.
Tanpa membalas perkataan itu, Mu Shenan langsung membuka kaos miliknya dan menariknya tinggi seolah ingin seseorang disampingnya itu tahu keberadaan tanda-tanda kebiruan pada otot-otot kekarnya.