.
.
.
Sekelebat rasa kesal muncul di wajah Shen Yiyi. Wanita itu langsung mengambil segelas air putih dan meminumnya sampai habis. Setidaknya, dia perlu melakukannya, sebelum dia memulai perdebatan dengan pria dingin di depannya. Ya, sudah cukup lama, dia tidak berdebat dengan Mu Shenan.
“Ehem. Permisi, Tuan Mu.” Shen Yiyi lalu ikut men-sedekapkan lengannya seperti yang dilakukan oleh pria itu. Tubuh kecilnya ditegakkan, dan dia juga membalas tatapan tajam pria itu seolah ingin menunjukkan bahwa dia tidak terima akan tuduhan yang diberikan kepadanya.
“Tuan Mu, jadi kau sengaja datang kemari hanya untuk menuduhku bahwa aku tidak mengurus bayiku deng-“ belum sempat Shen Yiyi mengucapkannya, Mu Shenan masih dengan posisi tegapnya secara tiba-tiba menyodorkan sebungkus obat penguat kandungan yang diberikan oleh dokter Ma beberapa waktu silam.
"Obatmu..." kata pria itu dengan nada datar dan beku.