Harini yang tengah menikmati makan siang di kantin di kejutkan dengan kedatangan Carissa saudara angkat yang menatapnya dengan tatapan kebencian.
"Anak pungut yang bertingkah. apakah kamu tidak malu hah? bisakah kamu tidak sekolah disini? aku sangat muak melihat wajahmu yang menjijikkan itu!!" Kata Carissa dengan suara lantang.
"Kamu bilang apa hah? jika kamu muak dengan Harini, kenapa tidak kamu yang pergi mencari restoran lain. bukankah uangmu banyak? memalukan, anak orang kaya yang tidak beretika!!" Nella yang tidak terima jika Harini di perlakukan kasar oleh Carissa berdiri dan membalas perkataan yang di lontarkan oleh Carissa pada Harini.
"Nell, sudahlah abaikan dia. kamu bukan levelnya jadi lebih baik kita makan. jika meladeninya kamu tidak ada bedanya dengannya." Kata Harini, membuat wajah Carissa merah padam.
"Apa kamu bilang? dasar anak pungut tidak tahu diri. begini caramu membalas keluargaku? kamu itu anak sial, makanya orang tuamu membuang mu. dan sialnya lagi kakekku mengangkat dirimu menjadi cucunya dan membawa kesialan di keluarga besar ku, seandainya waktu bisa aku rubah, aku tidak ingin mengakui dirimu sebagai cucu keluargaku." Kata Carissa.
"Sepertinya kamu salah, Carissa. bukankah Harini kamu usir? jadi kamu tidak pantas mengatakan Harini membawa sial. kamu lihat bagaimana Harini bukan? kami berteman baik dan kamu lihat bagaimana kita yang selalu bersama-sama? dan lihat apakah kami mengalami hal yang kamu katakan tadi? tidak Carissa. kamu tidak mengalami apapun jadi berhenti mengatakan jika Harini membawa sial!!" Kata Nella.
"Sudah, Nella. kita tidak perlu menjawab apa yang dikatakan oleh Carissa, aku tidak apa-apa. sebaiknya kita habiskan makanan kita dan setelah itu kita kembali ke kelas, persiapan untuk nanti malam acara pesta bukan?" Kata Harini, saya tidak ingin terjadi keributan lagi di kantin.
"Baguslah, jika kalian sadar diri. kalian tidak akan bisa menandingi ku, terlebih kamu Harini!!" Carissa yang tidak ingin kehilangan kesempatan untuk mengganggu Harini. dirinya yang punya untuk mencari kesalahan-kesalahan dan terus menghujatnya.
"Harini, Nella. sebenarnya aku benar-benar tidak betah di sini. besok kita makan siang ataupun sarapan di restoran, dan benar apa yang dikatakan oleh Carissa jika tempat ini tidak cocok untuk kita. tempat ini lebih cocok untuk mereka." Kata Sally, menarik dua sahabatnya untuk meninggalkan kantin sekolah.
"Harini, aku dengar kamu mengejar tugas sekolah agar kamu bisa lebih dulu lulus?" Kata Nella.
"Ya, aku melakukan ini hanya demi pekerjaan. aku tidak mungkin selamanya bekerja di restoran paruh waktu. aku dengar jika restoran akan mencari karyawan yang benar-benar stand by bekerja disana, bukan seperti aku yang hanya paruh waktu. tapi kalian tidak perlu memikirkan ataupun khawatir terhadapku. Aku akan baik-baik saja." Kata Harini, tidak ingin jika dua sahabatnya menghawatirkan kondisinya.
"Kamu, yakin tidak apa-apa Harini?" Nella, kembali bersuara dirinya tidak ingin membiarkan sahabatnya mengalami kesulitan seorang diri.
"Ya, kalian tidak perlu khawatir karena jika aku dalam kesulitan pasti aku akan mengatakan kepada kalian dan meminta bantuan dari kalian. sekarang kita kembali ke kelas karena sebentar lagi, pelajaran terakhir akan dimulai dan jangan lupa nanti malam acara pesta tapi sepertinya pelajaran tidak dilanjutkan karena semua staf berada di ..." Ucapan Harini terhenti saat Clara dan teman-temannya datang.
"Gadis penggoda, tidak tahu diri. sepertinya hanya teguran pun tidak akan di dengarkan olehnya." Kata Clara.
"Kamu, benar sekali Clara. sebaiknya kamu beri peringatan keras padanya agar tidak mengulangi dan mau mendengarkan apa yang kamu katakan. karena wanita seperti dia akan sangat sulit untuk dibasmi, lihatlah bagaimana dia dengan percaya dirinya masih berada di sekolah ini, bahkan tanpa malu menerima gaun yang diberikan oleh ketua OSIS kita."
"Harini, ayo kita masuk." Mereka meninggalkan, Clara dan dua temannya yang Harini.
"Anak-anak, untuk hari ini tidak ada lagi pelajaran. karena mengingat nanti malam acara pesta jadi dari pihak sekolah memutuskan untuk kalian pulang lebih awal. dan datanglah nanti malam pada tempat waktunya dan sesuai apa yang yang diinstruksikan oleh ketua OSIS pada kalian." Kata Gavin wakil ketua OSIS.
"Horeeeee!! jangan lupa untuk nanti malam berdandan secantik mungkin dan setampan mungkin karena acara nanti malam akan sangat spesial untuk kita semua terutama untuk kalian." Kata Gavin, sebelum membubarkan kelas.
Harini yang bergegas ke restoran walau bagaimanapun restoran ada salah satu pekerjaan paruh waktu nya dan tidak mungkin dirinya bisa melepaskan tanggung jawabnya.
"Harini, kenapa kamu bekerja. bukankah nanti malam ada acara pesta yang diadakan oleh pihak sekolah?" Lita, sahabat Harini mendekatinya yang tengah mengganti pakaiannya dengan seragam.
"Ya, masih jam delapan malam dan aku masih ada waktu untuk dua jam nanti. untuk mengganti pakaian dan bersiap-siap kamu tidak perlu khawatir aku pasti bisa mengatasi ini semua karena walau bagaimanapun ini adalah tanggung jawab sebagai seorang karyawan." Harini, kembali bekerja sama dengan Lita hingga tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul enam dan itu artinya dia harus kembali dan bersiap-siap untuk pergi ke pesta.
"Harini, bersiaplah sudah waktunya kamu pulang dan pergi ke acara pesta. semoga berhasil dan sukses acaranya." Kata Lita, entah kenapa perasaannya tidak tenang saat Harini pergi untuk menghadiri acara pesta yang diadakan oleh pihak sekolah, dan di hari jadinya yang bertepatan dengan ulang tahun istri dari pemilik sekolah. R Internasional.
Sesampainya Harini di kost Harini bersiap. tepat pukul delapan malam, Harini keluar dari kamar menuju pintu depan menunggu kedatangan dua sahabatnya. namun setelah menunggu tiga puluh menit tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti tepat di hadapannya.
"Kamu sudah siap?" Rion, yang terkejut dengan penampilan Harini malam ini. dengan gaun malam yang ia berikan kepada Harini, seakan-akan gaun itu dibuat hanya khusus untuk dipakai oleh Harini. yang malam ini terlihat sangat cantik dengan gaun malam dan riasnya yang sederhana membuatnya semakin anggun, sepasang sepatu high heels dengan warna senada dengan gaun malamnya yang berwarna navy dan Rion yang memakai sepasang tuxedo dengan warna yang senada dengan gaun Harini.
"Kak senior, apakah kita akan tetap disini?" Rion yang terkejut mendengar suara lembut Harini. kembali dan tersadar dari lamunannya dan membukakan pintu untuk Harini.
Rion yang untuk pertama kalinya membawa seorang wanita untuk acara pesta selain ibunya. beberapa kali Rion memandang wajah Harini yang terlihat sangat cantik entah perasaan apa yang dirasakan oleh Rio namun malam ini dirinya benar-benar bahagia telah membawa Harini ke acara penting.
sesampainya mereka di halaman sekolah Rion keluar lebih dulu dan membuka pintu untuk Harini. mereka memasuki pesta seperti layaknya sepasang kekasih. Rion menggenggam tangan Harini dengan lembut sehingga menjadi pusat perhatian para tamu undangan dan siswa yang melihat kejadian bagaimana seorang Rion yang bisa bersikap lembut terhadap wanita.
"Harini, aku ke sana yang sebentar. apakah kamu tidak apa-apa jika aku tinggal seorang diri?" Kata Rion yang ingin menemui kedua orang tuanya.
"Ya, pergilah sebentar lagi Nella dan Sally akan datang." Kata Harini.
"Kamu, yakin tidak apa?" Harini. memastikan pada Rion jika dirinya baik-baik saja berada di pesta seorang diri.
setelah kepergian Rion, Harini mengelilingi pesta inilah kali pertama seorang Harini berada di pesta.
di pintu masuk seorang wanita paruh baya yang melangkah dengan tergesa-gesa. mengikuti langkah putrinya yang merajuk karena harus menunggu putrinya untuk bersiap-siap, dan jalanan yang macet sehingga terlambat sampai di pesta, walau acara belum di mulai namun putri bungsunya tetap merajuk.
"Arista, bisakah kamu memperlambat langkahmu Mama tidak bisa mengejar langkahmu sayang." Kata wanita paruh baya yang tidak lain adalah Jovanka.
"Semua, ini. karena ayah yang terlambat pulang dari kantor. dan lihat jalanan macet." Kata Arista.
Jovanka dan Elang memutuskan untuk berhenti tanpa mengikuti Putrinya.
"Sayang, sebaiknya kami istirahat lebih dulu biarkan putri kita pergi. aku yakin dia bersama dengan teman-temannya." Kata Elang.
"Ya, mas. kamu tunggu di sini aku akan ke sana. aku benar-benar lelah.'' Kata Jovanka menuju meja yang berisikan berbagai macam minuman mahal.
Jovanka yang tidak memperhatikan langkahnya tanpa disadari menabrak seseorang yang tengah melangkah yang berlawanan arah.