Saat itu, Lin Ran telah melepas seragam militernya hari itu, berganti dengan setelan piyama.
Desain piyama tersebut sangat biasa, namun saat dikenakan oleh Lin Ran, ia mengeluarkan aura yang tak tertahankan.
Lehernya yang menawan dan tulang selangkanya yang halus ditutupi dengan rona merah muda yang lembut, tampak sangat memikat, sementara belahan dadanya yang tampak tak terhingga dipenuhi dengan pesona memikat, membuat seseorang tidak bisa mengendalikan hasrat untuk menjelajahi.
Lebih ke bawah lagi adalah pinggangnya yang ramping, menciptakan kontras yang mencolok dengan dadanya yang penuh.
Kakinya yang bulat dan panjang putih seperti salju, seolah-olah baru saja mandi susu.
Saat itu, Li Qianfan sudah tidak dapat lagi menemukan kata-kata untuk menggambarkan Lin Ran.
Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak berdecak bahwa surgawi terlalu baik kepada Lin Ran, semuanya pas.
Bagi seorang wanita sepertinya, menderita frigiditas seksual, memang terlalu tidak adil.