Saya menyandarkan tubuh saya pada jendela kaca, seluruh tubuh saya gemetar ketika saya merasakan batang yang membengkak kembali memasuki tubuh saya yang kosong.
Penglihatan saya kabur saat tubuh saya memanas. Saya bisa mendengar suara tenang Michael.
"Saya juga mencintaimu."
Saya gemetar dan ingin berbalik untuk melihat ekspresinya.
Tapi Michael sudah menggenggam pinggang saya dan mulai bergerak. Sesuatu di selangkangannya keras dan panas, seperti alu api yang terus-menerus menggosok zona sensitif saya. Kenikmatan meluap ke puncak kepala saya seperti arus listrik yang cepat dari titik pertemuan. Saya menggigil hebat saat pinggang saya lemas dari genggaman. Yang bisa saya lakukan hanyalah menggigit bibir dan mengerang.
Pelan-pelan, saya lupa apa yang ingin saya katakan.
Saya didorong menempel pada jendela kaca, dan keringat serta air mata mengaburkan penglihatan saya.