Opsi kedua yang muncul di pikiran saya adalah memohon belas kasihan.
Michael melemparkan saya ke atas dan ke bawah, dan seluruh tubuh saya tak bisa tidak bergerak mengikuti gerakan Michael. Saya harus memeluk Michael erat-erat seolah-olah saya terikat dalam pelukannya. Michael merasa senang dengan perilaku saya yang penuh taktik, tetapi dia mendapatkan penetrasi yang lebih cepat dan lebih kuat.
Saya ingin menangis tetapi tidak ada air mata karena Michael. Saya merasa seperti sedang menunggang kuda yang tidak patuh, dan tubuh bagian bawah saya sakit dan bengkak yang tidak tertahankan.
Saya merasa nyaman sekaligus tidak nyaman. Saya menangis secara terputus, "Pelankan. Saya tidak tahan lagi. Terlalu dalam! Ah!!!"
Michael tidak menggubris kata-kata saya, tetapi gerakannya menjadi lebih cepat karena pernapasan saya.