"Kamu tidak tahu?" Michael terkekeh. Saya yakin tidak ada niat baik di balik tawanya. Kemudian, Michael berkata, "Kamu tidak pernah memikirkan apa yang akan terjadi ketika kita bertemu lagi? Ketika kamu memilih untuk melarikan diri, tidakkah kamu memikirkan konsekuensi dari tertangkap olehku? Atau kamu begitu yakin bahwa aku tidak akan pernah menemukanmu?"
Intonasi Michael menjadi semakin berbahaya.
Saya dengan bijaksana menutup mulut, mengetahui bahwa apapun yang saya katakan akan berakhir salah.
"Bajingan itu berani menyerang orang-orangku, jadi saya menghapus tanda dia. Jadi sekarang kamu bisa menebak apa yang akan aku lakukan padamu, pasangan saya yang berani lari dari saya," Michael berbisik.
"Saya hanya berpikir kamu akan membawa saya kembali," Saya menjawab dengan jujur.
Michael menatap saya sejenak. Lalu, tiba-tiba, dia mengulurkan tangan dan meraih leher saya.