Elliana yang tidak jauh dari mereka dan mendengar segala yang dikatakan pangeran kepada keluarganya, merasakan air mata mengalir di pipinya.
Dengan cepat ia menyeka air mata nakal itu dan bersandar di dinding sambil menghela napas. Ia tak pernah berpikir bahwa pangeran akan peduli padanya seperti ini.
Bagaimana mungkin seorang pria yang begitu terluka di dalam dirinya masih berusaha untuk merawatnya?
Siapa bilang dia monster? Dia hanya orang dewasa yang patah yang tidak pernah diberi cinta ketika dia paling membutuhkannya. Seseorang, yang tidak pernah tahu bagaimana rasanya cinta keluarga.
Apakah itulah alasan dia begitu bisa berhubungan dengannya? Karena mereka berdua mendambakan cinta keluarga yang sama?
Elliana menggenggam gaunnya saat melihat keluarga tersebut pergi, dan berjalan ke ruang makan dengan pandangan yang penuh renungan.