Ibu Zhilan tidak dapat mengingat satu pun momen dalam hidupnya dimana dia merasa terhina seperti ini. Kakinya gemetar saat dia merasakan aib tidak hanya di desanya sendiri, tetapi sekarang juga di desa orang lain.
Walaupun Tang Zhinian memutuskan untuk tidak mengejar, penduduk desa tidak setuju. Bagaimana mereka bisa menerima saat seorang anak telah dipukuli di desa orang lain? Sudah marah karena banjir yang baru terjadi, rasa dendam mereka hanya semakin kuat.
Ibu Zhilan berasal dari Desa Sha, yang terletak di dataran tinggi sehingga rumah-rumah di sana dalam kondisi baik. Namun, bahkan rumah-rumah yang dibangun dengan kuat pun mengalami kerusakan parah akibat banjir. Setiap orang di desa itu berusaha memulihkan kerugian mereka. Ibu Zhilan berpikir tentang menantunya, tidak, mantan menantunya. Dia bertanya-tanya apakah dia bisa memanfaatkan situasi ini dengan cara tertentu.