Air mata berkumpul di sudut mata dan mengalir jatuh ke pipinya.
Mereka jatuh di atas batu nisan, setetes demi setetes.
Jemarinya menggenggam erat menjadi sebuah tinju saat dia melihat bayangan orang yang pernah memberikan hati dan jiwanya itu menjadi kabur. Air mata mengalir tak terkendali dan tanpa suara, seolah bahkan suaranya telah larut dalam duka yang menyakitkan.
Betapa dia berharap dia masih hidup.
Meski pada waktu itu dia telah bermain-main dengan perasaannya, dia tidak akan pernah menginginkan situasi ini menjadi kenyataan.
Kapten itu menghela nafas tanpa daya saat memandang wanita yang sedang menangis itu. Dia membungkuk dan seolah berbicara pada dirinya sendiri, berkata kepada Zi Chuan, "Zi Chuan, aku melihat Xiao Qiao hari ini."
"Dia baik-baik saja dan telah menjadi caster yang terkenal. Bahkan dia menjadi pelatih dari Tim King Fighting."
"Tapi sepertinya dia tidak ingin berhubungan dengan kita."