Aku perlahan-lahan terbangun. Sinar matahari cerah tanpa sadar membuat mataku menyipit.
Kamar familiar yang kukenal memasuki pandangan ku.
"Sayang.... Apakah kau sudah bangun, hm?"
Suara kekasihku membuatku menoleh. Mataku melembut melihat wajah tampannya yang tersenyum ke arahku.
Pria yang merupakan kekasihku duduk di samping tatami ku lengkap dengan seragam kerjanya yang membuat nya terlihat mempesona.
Tubuhku bergerak untuk bersandar ke arahnya "Ayato... Peluk..."
Ayato kamisato, kekasih ku yang merupakan ketua klan Kamisato adalah sosok yang licik dan sifat yang tersembunyi namun dihadapan ku dia berubah menjadi pria yang rela memanjakan ku tanpa syarat apapun.
"Ah... Gadis manja" Pria yang merupakan ketua grup yashiro itu terkekeh geli dan melilitkan kedua lengannya yang kokoh ke pinggang ku.
Nafasnya yang panas menyapu telingaku yang sensitif, membuat tubuhku bergetar.
"Sayangku ingin dimanja?"
Wajahku memerah malu karena suaranya yang merangsang. Sungguh wanita mana yang tidak tergoda dengan suara serak menggoda pria berparas cantik ini?!
"Ayato... Jangan menggoda ku" Cicit ku dengan malu.
Melihat respon malu-malu ku membuat pria itu tertawa rendah. Suara tawanya yang lembut itu membuat ku semakin memerah.
Wajahnya yang cantik itu di penuhi senyuman.
"Cantik" Dia mengeratkan pelukannya padaku, aku bahkan dapat merasakan detak jantungnya melalui kain baju yang memisahkan kulit kami.
Aroma bunga sakura memenuhi indra penciuman ku. Kehangatan tubuh nya membuat ku meleleh.
Untuk sementara waktu kami berdua menikmati keheningan diantara kami hingga dia berbicara.
"Untuk sementara aku akan pergi untuk urusan bisnis" Ucapnya dengan helaan nafas.
Kata-kata nya yang mengejutkan membuat ku tidak bisa bereaksi untuk sementara waktu.
Pergi untuk urusan bisnis...?
Belum sempat aku mencerna kalimatnya, Ayato kembali berucap.
"Aku tidak akan kembali selama seminggu"
S-seminggu?!
Aku membeku "kemana kau pergi selama itu?!"
Ayato mengusap pipiku dengan jempolnya. Wajahnya terlihat enggan, terlihat sekali bahwa dia tidak bisa mengatakan alasannya kepadaku.
Dia terlihat tertekan.
"Jika bisa aku tidak ingin meninggalkan mu..." Dia kembali memelukku erat.
"Aku ingin sekali menyimpan mu dalam lengan bajuku"
Kata-katanya tidak masuk akal sekali tapi aku suka.
Aku tertawa lucu.
"Aku akan menunggumu pulang Ayato"
Ayato melepaskan tubuh ku, mata lavender nya menatap langsung ke arah mataku. Aku bisa merasakan bahwa dia benar-benar tidak ingin pergi.
Ayato menghela nafas dan segera bangkit. Dia berjalan menuju pintu, tidak lupa berbicara sebelum pergi.
"Jangan lupakan aku ketika aku pergi...."
Aku tertawa dan menatap pintu yang telah tertutup. Kenapa dia begitu cemas?
Tetapi sungguh menyenangkan melihat sisi lain Ayato yang belum pernah terlihat oleh siapapun.
__________________________________
Hari-hari tanpa ayato sungguh membosankan. Yang kulakukan hanyalah bersekolah seperti biasanya namun dengan tambahan lamunan membayangkan bahwa Ayato bersekolah bersamaku dengan balutan seragam sekolah.
Dia mungkin akan menjadi ketua OSIS dengan banyak fangirl disekitarnya.
Huh! Memikirkan nya sudah membuat hati ku panas!
Sebaiknya jangan pikirkan!
Terkadang kebiasaan ku membawaku menuju ke kediaman kamisato. Ayaka akan menyambutku dengan senyuman sambil menberikan kabar bahwa Ayato belum mengirimkan surat.
Aku seringkali kembali dengan perasaan kecewa.
Entah mengapa hari ini seperti biasanya aku berjalan pulang setelah bersekolah, Jalan itu sendiri adalah jalan yang tidak terlalu sepi, tetapi hari ini kondisi sunyi disekitar ku membuat ku tanpa sadar mengernyitkan keningku.
Sesuatu terasa salah disini....
Tepat ketika aku berbalik dan akan mengambil jalan lain, tubuhku menabrak seseorang.
"Bruk"!
Sosok itu melilit pinggangku dengan erat membawa tubuh kecilku lebih dekat ke arahnya. Cengkraman nya pada pinggang ku membuatku tersentak dan mendongak untuk melihat wajahnya.
"Hey girlie~"
Bola mataku membulat.
Pria itu memiliki wajah yang pucat yang cantik, darah menetes dari goresan kecil di pipinya, bukan hanya itu syal merah di bahunya ternoda dengan darah yang telah mengering.
Meskipun begitu penampilan berdarahnya begitu menarik perhatian.
Tetapi... Kenapa dia terlihat familiar????
Sekilas dapat dikatakan bahwa pria ini adalah pria "berbahaya" Yang tidak boleh diprovokasi.
Jari-jarinya yang terbalut sarung tangan hitam mencengkram daguku dengan lembut. Dia mendekatkan wajahnya ke arahku, membuat nafasnya yang hangat menyapu wajahku.
Aroma samar besi yang amis membuat ku mengernyit namun ekspresi kepuasan terlihat di wajahnya.
"Kau beraroma manis.... Sangat manis..." Mata biru kosongnya berkilat layaknya predator.
Aku tanpa sadar menggigil.
"Lepaskan!" Ucapku tegas.
Pria itu menyeringai dengan kekanak-kanakan "tidak"
Aku dengan keras mendorongnya, dan pria itu sepertinya telah cukup bermain-main sehingga dia melepaskan ku.
"Gadisku, ingat! Namaku Childe Tartaglia!"
Childe....
Chil....de?
Fatui ke 11, Childe Tartaglia?!
Akhirnya aku ingat bahwa memang pria ini adalah Childe Tartaglia. Sungguh kenapa aku sempat melupakan nya?
Dia terlihat tampan....
Terutama mata biru kosong itu.... Sangat menarik....
Untuk sesaat aku menatap kosong ke arahnya membuat senyuman Childe semakin dalam tanpa kusadari
Pria itu mengambil keuntungan dari tindakan ku dan menghembuskan nafas panasnya pada leherku.
"Aku ingin memakanmu" Bisiknya lembut.
Aku terkejut dan melangkah mundur.
Sial.
Aku tidak bisa mengkhianati Ayato!
Dengan pikiran itu pun aku berlari di iringi tawa Childe yang bergema dibelakang ku.
Pria itu neurosis!!!
________________________________
Kabar bahwa kembalinya Ayato membuat ku sangat bersemangat. Aku tidak bisa diam sebelum aku bisa melihat pacarku yang kurindukan itu!!
Pikiran untuk menemui Ayato menghantui ku seharian. Aku segera berlari dengan kecepatan penuh menuju kamarnya dan tanpa sengaja menabrak kekasihku itu.
"Jangan berlarian" Senyumanya yang telah dua minggu tak kulihat itu membuat ku terharu.
Aku merindukan nya...
Aku ingin memeluknya...
"Ayato..."
Aku mendekati nya dan menjangkaunya namun tindakan penghindaran Ayato membuat ku membeku.
"A-ah... Maaf.. Sayang.. Untuk sementara.. Sebaiknya kau jangan datang kemari dulu"
Ayato yang tidak menggunakan seragamnya itu terlihat pucat, aku bisa melihat melalui kedua lengannya yang tidak tertutup kimono beberapa luka yang disembunyikan nya.
Dia sepertinya menyadari arah pandangan ku, tubuh nya secara refleks mundur menyembunyikan tangannya seolah-olah menjauhiku.
Seketika itu aku ingin menangis.
"Ayato kenapa...?"
Ayato membuang wajahnya, terlihat bermasalah. Dia tidak menjawab pertanyaan ku dan berbalik.
"Maaf sayang..."
Aku menyaksikan nya perlahan-lahan menutup pintu dihadapan ku, air mataku akhirnya jatuh.
"Jahat..." Kutuk ku untuk Ayato sebelum aku akhirnya berbalik dan pergi menjauh.
Di sisi lain....
Ayato terengah-engah di dalam kamarnya. Dia memerah menahan hasrat membakar di dalam tubuh nya.
Perlahan-lahan pria itu mencelupkan dirinya ke dalam air dingin tanpa melepaskan kimono nya dari tubuh nya
Dia tidak bisa mengatakannya kepada kekasihnya.
Seminggu yang lalu ketika dia hendak kembali ke Inazuma, kapal yang digunakan nya hancur karena badai. Pasukannya mengalami kemunduran, untungnya tidak ada hal yang serius selain demam yang mereka alami.
Malam itu sungguh menyiksa bagi Ayato jika saja dia tidak memikirkan kekasih nya mungkin saja Ayato tidak akan berpikir untuk kembali sesegera mungkin.
Kekasihnya lah yang menjadi penyemangat nya selama dia berperang.
Kekasihnya lah yang menjadi sumber semangatnya.
Kekasihnya lah kutukannya.
Dia menginginkan nya untuk menangis di bawah tubuhnya dan membuat nya memohon dan menangis dengan wajah memerahnya yang cantik.
Ayato menggerem rendah dengan suara serak, mengingat kembali pertemuan nya dengan pacarnya itu.
Wajah cantiknya, senyuman manisnya, bentuk tubuhnya dan aroma nya yang memabukkan itu nyaris memutuskan saraf pertahanan nya.
Ayato mengerang bersamaan meledakkan keinginan nya dari tubuhya. Air jernih disekitarnya segera ternodai keruh layaknya cintanya yang kini dipenuhi nafsu.
"Bagaimana ini... Sayangku... Maaf... Aku benar-benar ingin memakan mu" Ayato menghela nafas pada kekacauan yang dibuat nya.
_____________________________
Aku berjalan pulang dengan semangat rendah. Sejak hari itu Ayato selalu mengindari ku seolah-olah aku adalah bahaya.
Pacar sialan! Sebaiknya putus saja!
Aku tidak bisa menahan diriku untuk mengutuk Ayato berulang kali di dalam hatiku.
Pikiranku dipenuhi dengan Ayato hingga aku tidak menyadari bahwa seseorang telah menungguku di jalan pintas rumahku.
"Hey girlie~ apakah kau merindukan ku?"
Aku terkejut "kenapa kau disini???"
Childe yang bersandar pada tiang listrik melipat kedua tangannya dengan ekspresi rubah licik.
"Kenapa aku tidak bisa?" Pria itu berjalan mendekati ku dan memojok kan ku ke pohon.
Aku menggeliat tidak nyaman.
Astaga aku di Kabedon.
"Aku merindukan mu~" Ucapnya rendah menggoda dengan seringai liciknya.
Aku memelototinya dengan tidak senang "aku sudah punya pacar!"
Childe tertawa lucu "lalu apa?"
Lalu apa?
Dimana moralmu!
"Menjauhlah dariku" Ucapku dengan dingin.
Childe terlihat tidak peduli dengan kata-kata ku, dia mengambil tangan kananku dan menciumnya.
Aku :!!!!!!
Sial!
Wajah ku memerah. Siapa yang tidak akan malu dicium oleh pria tampan?!
Hati kecilku ingin melompat keluar dari tubuh ku jika saja aku tidak mengingatkan diriku berulang kali bahwa aku sudah punya Ayato.
Childe terlihat terhibur dengan reaksiku, dia memainkan rambut ku di jari-jari nya dengan ekspresi puas.
"Girlie~ serahkan saja dirimu padaku...."
Aku kehilangan kata-kata ku dalam hatiku aku berdoa semoga Ayato datang menyelamatkan ku dengan putus asa.
Childe bergerak mendekati leherku, nafas panasnya membuat kulit kepalaku mati rasa. Dia mengunci kedua tanganku sehingga aku tidak bisa menolaknya.
Tepat ketika aku akan menyerah, seketika itu sesosok pria bergegas mendorong Childe, pria itu memelukku dari belakang dengan sifat protektif dan berbisik.
"Sayang..."
Aku akhirnya menghela nafas lega.
"Ayato..."
Untungnya...
Tetapi sepertinya tuhan tidak berpihak kepadaku. Sensasi geli membuat tubuhku mengigil, aku tanpa sadar mengeluarkan suara aneh dibawah rangsangan tiba-tiba.
"Ngyah!"
Ayato dan Childe menatapku layaknya mangsa yang sudah siap disantap kapan saja. Tubuh ku bergetar.
Childe terkekeh "girlie~ aku tidak peduli dengan pacarmu.. Dan sepertinya dia juga tidak peduli apakah kau berselingkuh atau tidak"
"Bukankah begitu... Tuan kamisato?" Childe menatap Ayato yang memeluk ku. Aku tidak tahu ekspresi apa yang Ayato pasang dibelakang ku, tetapi Childe terlihat menyeringai seolah-olah puas.
Childe meraih tanganku, mulutnya terbuka menampilkan gigi-gigi putih nya yang berjejer rapi. Mata biru itu jelas menatap ke arah tanganku seolah-olah ingin menyantapnya ke dalam perutnya.
"Aroma mu sangat manis..."
Nafas hangatnya menyapu pergelangan tanganku
Ini gila...
Benar-benar gila...
Nafas hangat Ayato berhembus, kedua tangannya melilit pinggangku dengan erat. Suara geraman rendahnya membuat kakiku melemah
"Sayang... Aku ingin memakanmu juga... Tidak masalah untuk bermain-main dengan pria asing, namun kau tetaplah milik ku"
Pacarku menjadi gila dan ingin memakan ku bersama pria gila lain
Aku tamat
cerita ini berdasarkan mimpi saya, memang agak gak jelas