selamat membaca..... jika ada typo mohon di maklumi ya.... yuhuuu..... jangan lupa komen dan tambahkan buku ini ke rak kalian ya....
Awan, tidak bisa tidur sejak di antar oleh Lin ke rumah. kejadian itu buat jantung Awan berdetak sangat cepat. ada apa ini? batin Awan.
semakin Awan ingat wajahnya semakin bersemu merah.. dia pun bingung dengan diri sendiri. lama berteman baru kali ini Awan merasakan perasaan berbeda pada Lin.
hingga tak lama kantuk menyerang Awan membuat nya segera menuju alam mimpinya.
pagi harinya mood Awan tidak baik. di tambah lagi Awan mengalami datang bulan, semua bercampur aduk. wajahnya jutek saat menatap orang, kadang membentak ketika tidak sesuai dengan keinginan hatinya. hingga kegeraman Awan terjadi pada titik dimana hils yang dia gunakan patah saat berjalan menuju ruangan bosnya. benar-benar sial hari ini.
geram, Awan membuka sepatu nya berjalan kearah ruang bosnya hanya kali ayam.
"Wan, loh..." protes bosnya saat melihat kaki Awan tanpa sepatu.
"maaf ya pak... sepatu aku patah di depan ruangan bapak tadi, jadi dari pada kaki aku sakit makainya mending aku lepas aja. nanti siap ini aku beli ke mall depan deh pak. jangan marah apalagi sp saya ya pak!" ujar Awan mengungkapkan apa yang terjadi padanya. untung bos nya mengerti.
"Ya udah gak papa." jawab bosnya. "nih, aku ada nasabah besar lagi aku mau kamu yang handle lagi ya.... cuma kamu yang aku percaya untuk menghandle dia." pria itu menyerahkan berkas nasabah tersebut.
"Aku sudah atur pertemuan dengan mereka dua hari lagi, siap kan semua dengan matang."
"Siap pak."
dua hari berikutnya Awan sampai di salah satu hotel mewah tempat Meraka bertemu dengan nasabah nya. Awan bertanya kepada receptionis yang langsung mengarahkan dirinya ke kamar orang yang akan di temui oleh Awan.
kening Awan mengerut. pikiran nya mulai curiga, ada yang tidak beres di sini.
karena tidak ingin terjadi sesuatu Awan meminta kepada petugas itu menemani dirinya ke dalam kamar hotel tersebut. tetapi di tolak karena pria itu mengatakan mereka hanya bisa mengantar hanya sampai depan saja. tidak bisa masuk ke dalam.
Awan tidak ingin mengambil resiko. maka dia lebih dahulu menelpon Lin, yang kebetulan ada di hotel itu juga. setelah mengatakan apa niat Awan, wanita itu minta di temani ke dalam. Lin meminta lima belas menit lagi. tapi sebuah pesan singkat yang menyuruh Awan segara masuk membuatnya segara mengetok pintu kamar tersebut. hingga muncul Seorang pria paruh baya yang hanya menggunakan bathrof putih di tubuhnya. membuat Awan semakin ngeri.
"Mbak Awan ya?" tanyanya. yang di balas Awan dengan anggukan sebagai jawaban.
"Aku udah lama nunggu loh mbak. ayo masuk."
pria itu buka lebar-lebar pintunya. menyuruh Awan supaya masuk.
mengikis keraguan di dalam diri Awan berjalan lebih dahulu masuk ke dalam di ikuti pria itu di belakang. kamar itu luas. ada ruang tengah. di sana ada sofa berwarna merah. Awan duduk di sana menunggu pria tadi.
"Mau minum apa.mbak?" tawar pria itu pada Awan. yang langsung di tolak wanita itu. bukan apa-apa, Awan takut kalau pria itu menaruh sesuatu di sana yang merugikan dirinya.
"Gak usah pak. saya juga buru-buru."
pria itu tersenyum pada Awan. di ambil minuman berwarna merah pekat di atas meja. pria itu berjalan kearah sofa dimana Awan duduk.
"Kenapa buru-buru? aku udah minta sama bos kamu loh supaya menyediakan waktu dua jam untuk ku. ini kita bahas masalah uang, jadi waktunya cukup lama. kalau hanya minum gak makan waktu banyak. aku hanya takut kalau tenggorokan kamu kering." ujar pria itu. Awan tersenyum kaku lalu mengangguk kepala.
"Terimakasih pak. tapi benar gak usah. aku juga bawa minum ko ini." tunjuk Awan pada botol air meneral yang ada di dalam tasnya.
"kita langsung ke pembahasan saja ya pak..."
tapi pria itu bukan mengiyakan ajakan Awan. malah mendekat ke sofa di mana Awan duduk. merapatkan jarak yang ada diantara mereka, membuat Awan sangat risih sehingga semakin mepet ke ujung hingga mentok.
"pak mohon maaf loh ini saya udah di ujung bapak jangan geser-geser lagi ke sini!" ungkap Awan mulai merasa tidak nyaman sama pria itu. tetapi malah pria itu tersenyum padanya. senyumnya yang membuat Awan ngeri melihatnya.
selanjutnya kalimat pria itu semakin membuat Awan tidak percaya.
"Bukan yang sempit itu malah enak ya? lagian kamu ini cantik, kenapa malah saya gak bisa mendekat."
Awan sudah merasa asing dengan pria ini. memintanya bertemu di hotel padahal sebelumnya mereka janjian di restoran. karena atasannya menyuruh dia harus menemui pria ini sehingga Awan harus menguatkan dirinya. lalu kini apa yang Awan dapatkan. semua kecurigaan dia benar, pria ini adalah pria yang tidak beres.
"Pak, tolong menjauh ya!" hardik Awan mulai marah. "Kalau bapak seperti ini saya bisa keluar dari sini dan mengadukan bapak ke polisi!" ancamnya menambah.
pria itu malah terkekeh. lalu tangannya menunjuk sebuah kartu di tangan sekaligus ada kalimat yang membuat Awan melongo.
"Kamu gak akan bisa ku dari sini. saya megang kartunya..." di tambah kekehan yang membuat Awan semakin merinding.
"Kita akan menikmati hari ini di sini. sayang kalau wanita secantik kamu di anggurin!"
pria ini benar-benar membuat Awan kesal sekaligus jijik. ia segara bangkit mengambil tas serta berkas-berkas nya. menyusunya dan memasukan secara asal kedalam tas. awan segara bangkit berdiri dan menjauh dari pria itu.
"Maaf saya bukan wanita murahan seperti itu!"
"Ayolah, semua wanita tidak ada yang menolak ku! bahkan aku bisa melakukan apapun, termasuk membuat kamu mendapatkan apapun yang kamu mau." rayu pria itu.
"Tapi saya tetap tidak tertarik pak. buka pintu nya saya mau keluar!" pinta Awan. pria itu tidak menggubris sama sekali.
"Kalau begitu aku akan batalin kerja sama ini. tau kan kalau aku batalin kerja sama ini gimana sama penilaian kamu. cobalah kamu pikir dulu. uang yang akan aku endapkan itu tidak sedikit loh... lima milyar. aku yakin dengan begitu kamu akan menjadi yang terbaik lagi tahun ini." godanya kembali.
tapi memang Awan bukan wanita yang mudah di goyahkan. tetap pada pendiriannya nya membuat pria tadi melakukan tindakan kasar. ia berdiri lalu menarik tangan Awan. membuat Awan berteriak saat itu juga.
karena kekuatan pria itu jauh lebih kuat dari pada Awan. sehingga dirinya di tarik kearah ranjang dan di hempas kan kesana.
"Sudah aku bilang tidak ada yang bisa menolak ku! apa kau tidak mengerti! jangan sok jual mahal!" kata pria itu kasar.
"Jangan! tolong jangan lakukan ini! aku bukan wanita murahan, lepaskan aku!" pinta Awan. tetapi yang di dapat kan olehnya adalah sebuah tamparan yang mendarat di pipinya. saat itu juga air mata Awan mengalir begitu deras. dia tidak sanggup menghadapi pria ini apalagi kekuatan' nya tidak sebanding. Awan hanya menangis dan terus menangis untuk meratapi hidupnya yang akan berakhir dengan pria bajingan ini
bruk...
bug...
pria itu terjatuh setelah Lin menghantamnya pakai kaki. terjungkur, lalu Lin menambah dengan bogeman di wajah. membuat darah di sekitar mulut pria itu mengalir.
"Apa yang kau lakukan anj*ng!" maki Lin. sungguh dia sangat emosi melihat apa yang pria itu lakukan pada sahabat nya. kalau tidak ada yang menghalangi dirinya, maka Lin akan menghanguskan pria itu dari muka bumi ini.
"Lepas!" pinta Lin kepada pihak keamanan hotel yang menahannya. setelah tau memang ada yang tidak beres Lin langsung bergegas menuju kamar yang Awan katakan. meminta pada receptionis hotel kunci daruratnya, bahkan sampai mengeluarkan ancaman agar mereka memberi kunci tersebut. berhasil Lin segara menuju ke kamar hotel, membukanya lalu betapa terkejutnya saat melihat pria itu hampir melakukan hal tidak senonoh.
darah Lin meningkat drastis. matanya langsung berapi-api. tidak pikir panjang di terjangnya pria itu. perkelahian sempat terjadi. tetapi Lin yang memang dan melumpuhkan pria itu hingga tidak sadarkan diri.
pegawai hotel heboh. menelpon pihak keamanan, dimana saat Lin ingin sekali menghancurkan pria di bawah tubuhnya ini. sayangnya Lin tidak bisa melakukan hal itu. maka setalah kesadaran menguasai diri Lin ia memilih menyelamatkan Awan lebih dahulu.
membawa Awan keluar dari hotel itu. segara menuju mobilnya yang terparkir. setelah Awan masuk, Lin menelpon temannya, mengatakan kalau ia ada urusan penting. temannya memaklumi dan menyanggupi untuk menghendel dulu pekerjaan di sana.
Lin menyusul masuk ke mobil. saat masuk dan menutup pintu ia menoleh pada Awan yang masih seperti ketakutan. Lin mendekati Awan lalu memeluk wanita itu, mengusap lengannya lembut lalu berkata.
"Kamu udah aman sama aku di sini jangan takut lagi ya .."
mendengar kata-kata Lin barusan. Awan pun segera membalas pelukan Lin di serta i tangisnya yang pecah. untung ada Lin yang menolong dirinya. jika tidak maka hidup Awan tidak akan tahu lagi akan di gimanakan.
pilihan Awan menghubungi Lin sangat tepat di saat dia tidak yakin dengan tempat yang mau di kunjungi. felling Awan, membawanya pada keselamatan dari pria bejat itu.
bersyukur, Awan masih bisa lepas. jika tidak. maka itu akan menjadi penyesalan terdalam bagi Awan untuk selamanya.
"Sudah jangan nangis lagi." kata Lin. mengurangi pelukan. lalu menumpu tangannya pada pundak awan. di tatapnya lamat-lamat wajah sahabat nya yang tertunduk itu.
tangan Lin turun satu, menyentuh dagu Lin. di naikan. hingga mereka saling tatap. lalu kedua tangan Lin bergerak menghapus air mata Lin. lalu menarik ujung bibir gadis itu.
"Udah kamu jelek kalau lagi nangis. senyum kayak gini jauh lebih baik." lembut kata Lin. sambil kembali mengusap bahu Awan.
Awan diam lebih dahulu. lalu setelahnya di hapus kedua air matanya, kemudian menampilkan senyum terbaiknya pada Lin. tak lupa ucapan terimakasih. kemudian berpelukan sebelum Lin mengantarnya ke rumah orang tua Awan.
***
"Terimakasih Lin, mama gak tau kalau gak ada kamu gimana nasib mama." kata mamanya Awan. biasa Lin juga manggil mama karena mereka sering bermain
"Udah jadi tugas aku juga ma buat ngejaga Awan, Lin kan sahabatan dari kecil sama Awan."
mereka bicara berdua. Awan sudah naik ke atas untuk istirahat.
sementara mama Awan sedikit diam mendengar kata sahabat yang Lin bilang barusan. hingga beberapa saat mamanya Awan bilang pada Lin.
"sebenarnya, mama itu mau nya nak Lin jadi menantu mama buat jaga anak mama, Awan. mama, cuma yakinnya sama nak Lin." ungkap ibu satu anak itu mengaku.
"tapi Ma..."
"Lin, dengar. mama punya alasan kenapa sampai mama ngejodohin kalian berdua kemarin. ini alasan nya. mama gak mau sampai Awan salah milih pria yang gak akan bisa jaga dia...."
"Lin anak mama satu-satunya. harta berharga mama.... setelah papa Awan udah ninggal, dia menitipkan Awan sama kamu dan mama. yang artinya kamu ambil bagian dalam menjaga Awan dan juga mama. mama tau ini berat apalagi mungkin nak Lin udah punya kekasih. tapi ini permintaan mama yang paling dalam tolong terima perjodohan ini. hanya nak Lin yang mama percaya untuk Awan. yang tidak akan menyakiti nya, mengecewakan nya, yang bahkan mau menerima bagaimana keadaan dan kekurangan Awan yang tidak banyak orang tau. hanya nak Lin yang bisa mama andelin untuk hal itu. " setelah bertemu cukup lama baru kali ini mamanya Awan cukup lama padanya. menyampaikan semua uneg-uneg nya. memberi tahu semua yang dia lakukan. termasuk perjodohan itu.
***
sejak pembicaraan itu Lin jadi banyak berpikir. ia memang belum mengutarakan kepada ibunya untuk membatalkan atau menerima perjodohan ini. tapi ingat akan kata mama Awan tadi, Lin jadi merasa tersentuh.
cuma kamu Lin yang ibu percaya untuk jaga Awan, anak ibu. dan bukan hanya itu saja, sebelum papa Awan meninggal dia menitipkan Awan padamu dan juga mama.
perkataan itu seolah memang sedari mereka kecil telah di jodohkan. sayangnya Lin tidak menyadari itu semua. malah ia memiliki kekasih di SMA yang walaupun pada akhirnya harus berakhir.
Awan sudah Lin anggap sebagai adik, tetapi bila di jodohkan, apakah perasaan adik itu bisa berubah jadi cinta pada akhirnya nanti?
gamang, bingung bercampur menjadi satu. salah pilih maka penyesalan yang akan datang. serta hubungan antara Lin dan Awan gak akan sebaik dulu lagi pastinya.
di Landa bingung yang begitu kelut, Lin coba bertanya pada diri sendiri. pun kini ia juga belum move-on sepenuhnya dengan mantan kekasihnya.
tapi.... Perkataan mamanya Awan tadi... ahk.... Lin malah tambah pusing di buatnya. tapi pada akhirnya Lin ambil sebuah keputusan, berharap ini yang terbaik untuk nya dan juga Awan.
**
"aku gak mau ya pak kalau sampai bertemu klien kayak gitu lagi!" protes Awan usai dua hari libur dan baru masuk hari ini. protes dengan klien yang di berikan bosnya.
memang secara personal juga atasan Awan sudah minta maaf walaupun melalui chat. tetapi dari pada tidak sama sekali kan?
pun, kasus itu Juga sudah di laporkan perusahaan dan sedang di tangani pihak berwajib. satu hari yang lalu pria itu langsung di jadikan tersangka dan di beri hukuman.
Awan bersyukur perusahaan tidak tinggal diam. di lindungi dengan baik serta melingkupi Awan sebagai pekerja di sana.
Awan merasa cukup bahagia. dan bosnya pun tidak banyak komplain walaupun ia menyampaikan keberatan yang teramat tinggi.
malah bosnya meminta maaf secara khusus yang membuat Awan merasa tersentuh dan terunyuh. lalu melupakan semua masalah yang telah terjadi kemudian memulai hidup baru nya.