章節 569: Bab 87 kenapa
di depan bangunan tower akademi sihir, Arthur yg datang terlambat langsung memeriksa kondisi tessia yg terbaring di tanah. melihat bahwa tessia sudah meninggal, Arthur langsung meneteskan air matanya dan aura membunuh yg kuat langsung terpancar dari tubuhnya. tanpa basa basi dia mulai membantai Luke dengan penuh amarah hingga akhirnya Luke mati dengan kondisi mengenaskan. tentu saja lance bairon yg melihat ini semua langsung menyerang Arthur dengan kekuatan penuhnya, tapi untungnya semau itu dapat di hentikan dengan mudah oleh varay.
setelah menunggu keputusan dewan, akhirnya Arthur harus di tahan di dalam kastil dewan untuk menunggu keputusan lebih lanjut. setelah para lance membawa Arthur pergi, seorang pria bertopeng tiba tiba muncul di sebelah kathyln yg sedang mengobati Claire yg dada nya tertembus oleh serangan musuh.
melihat kedatangan ku, semua orang langsung terkejut dan bersiap untuk menyerang. "kathyln ini sudah waktunya, cepat temukan Emily dan kita akan pergi. aku akan melatih mu untuk menjadi lebih kuat." mendengar ini kathyln sedikit terkejut dan perlahan berkata. "V.." tapi sebelum dia selesai berkata, aku segera menganggukkan kepala yg membuat kathyln langsung memelukku. "temukan dulu Emily, biarkan aku menyembuhkan Claire." kathyln segera mengangguk dan bergegas mencari Emily, sedangkan aku menyentuh dada Claire dan mulai menyembuhkannya. "inti mana mu rusak, tapi tenang saja aku akan memperbaikinya." aku melihat claire hanya menatapku dalam dalam hingga akhirnya semua luka Claire sembuh total. "siapa kamu sebenarnya." tapi aku tidak menjawab dan langsung mengalihkan perhatianku pada emily dan kathyln yg dengan cepat mendekat.
sama seperti kathyln, Emily langsung melompat ke pelukan ku dan memelukku dengan erat. "kamu jahat, kamu pilih kasih. kamu membawa lilia lebih dulu dari pada kami. ini tidak adil, kami berdua harus mendapat kompensasi." aku dengan lembut membelai punggung Emily untuk menenangkannya. "ok ok mari kita bicarakan saat sampai di markas rahasia kita yg baru. he he he latihan berat sedang menunggu kalian, jadi bersiaplah" Emily segera mengangguk penuh semangat. tapi saat aku ingin pergi, Claire segera berkata. "ijinkan aku ikut berlatih dengan mereka." tapi aku segera menggelengkan kepalaku. "mereka berdua adalah calon istriku dan mereka sangat setia serta mencintaiku. karena itu aku bisa memberitahu rahasia ku pada mereka, tapi bagaimana dengan mu. bagaimana jika keluargamu memaksamu untuk membocorkan rahasia tentang ku. hal ini tidak akan mudah bagi mu, jadi lebih baik jangan berurusan dengan ku kecuali kamu memiliki keberanian untuk membunuh keluarga mu demi ku."
melihat claire yg terkejut sambil melebarkan matanya, aku hanya bisa tersenyum dalam hati. "ada apa dengan keluarga ku dan kenapa mereka harus mendapatkan rahasia mu." aku segera berkata. "jangan bodoh, aku membawa putri raja. tidak mungkin raja akan tinggal diam, dia pasti akan melakukan segala cara untuk mendapatkan putrinya kembali. bagaimana jika raja tahu bahwa anak dari keluarga bladeheart ikut bersama ku, kamu bisa pikirkan sendiri setelahnya." saat itu Claire langsung terdiam membatu dan segera Curtis langsung mendekat ke arah kami. "kathyln, apa maksud semua ini" dengan wajah datar kathyln menjawab. "katakan pada ibu, aku sudah bertemu dengannya. ibu tidak perlu lagi mengkhawatirkan ku, aku akan baik baik saja bersama nya." lalu kathyln memeluk salah satu lenganku. "ayo kita pergi, jangan buang buang waktu lagi." aku mengangguk setuju dan langsung membawa mereka berdua ke pulau surga.
di ruang tamu, kathyln dan Emily sangat terkejut melihat tessia yg sedang duduk sambil tertunduk lesu. "tessia.." keduanya langsung berseru dan bergegas ke arah tessia lalu memeluk nya. melihat ini tessia juga merasa sedikit bahagia tetapi expresi melankolis kembali muncul di wajahnya. "kalian berdua baik baik saja, lalu bagaimana dengan akademi" mereka berdua langsung menceritakan apa yg terjadi pada tessia.
mendengar penjelasan kathyln dan Emily, tessia sedikit terkejut dan expresi kesedihan mulai memenuhi wajahnya. perlahan dia mengalihkan perhatiannya ke arah ku yg sedang duduk dengan santai sambil memainkan tangan alea. aku pun memperhatikan tatapan tessia yg penuh dengan kekesalan dan dia juga perlahan berjalan ke arahku. "kenapa kamu membiarkan semua itu terjadi, kenapa kamu tidak menyelamatkan akademi, kenapa kamu membiarkan orang orang mati, kenapa kamu tidak menolong ku lebih cepat." tapi saat berikutnya. "plak..." alea langsung menampar tessia dengan keras yg membuatnya langsung tersungkur ke lantai.
dengan wajah yg kesal dan mata yg memerah alea dengan kesal berteriak pada tessia. "apa kamu ingin aku kehilangan Victor lagi. lebih baik akademi mu hancur dari pada aku harus kehilangan Victor. seharusnya kamu bersyukur sudah di selamatkan olehnya." melihat alea yg seperti ini aku segera memeluknya dan berusaha menenangkannya. "ok ok, kamu tidak perlu marah. wajar baginya untuk mengatakan hal seperti itu" tapi alea masih berkata dengan sedih. "dia sangat keterlaluan, whuuu whuuu" aku kembali membelai rambut alea sambil berkata dengan lemah. "bagaimana jika kita berendam air panas sambil menikmati bintang bintang di langit." mendengar itu alea langsung terdiam dan perlahan menganggukkan kepalanya sambil berkata dengan malu malu. "tambahkan hal mesum juga" semua yg mendengar alea langsung menunjukan expresi gelap sambil menggelengkan kepalanya.
"baiklah" lalu aku menatap Angela dan jasmin. "tolong bantu untuk memenangkan tessia" melihat mereka berdua mengangguk setuju, aku segera membawa alea ke pemandian air panas. hingga satu jam berlalu, aku membawa kembali alea yg sudah tertidur ke kamarnya dan segera menuju ke ruang tamu lagi.
melihat tessia yg sudah tenang, aku hanya mengangguk pada Angela dan Jasmin. lalu aku menarik Jasmin dari tempat duduknya dan duduk di tempat tersebut sambil membawa Jasmin di pangkuan ku.
每周推薦票狀態
-- 推薦票
榜單 
-- 推薦票