Maria Irene Si Nyonya Besar ini memainkan jari telunjuk dengan gaya tarik seperti memanggil Sherlock Holmes kepadanya.
Mendekati secara perlahan-lahan dengan menggenggam kuat senjata laras panjang dan jari tangannya menyentuh pemicu senjata tersebut.
Itulah yang dilakukan oleh Sherlock Holmes yang waspada.
Pelayan Kakek tua itu menatap dengan sangat tajam sembari memegang erat tongkat berisi pedang beruncing tajam.
Seakan-akan sedang waspada atas tindakan yang akan dilakukan oleh Sherlock Holmes.
....
"Pelayan....Ambilkan kipas baruku ke sini!?", suruh Nyonya besar.
"Baiklah, Nyonya!!", jawab pelayan gadis kurus tersebut.
Sherlock sudah di depan mata Maria Irene.
"Ini Nyonya!!", ucap pelayan gadis kurus sembari membuka koper kecil berisi kipas-kipas mewah yang berbulu hewan.
"Kamuu...Namamu Siapa?!", tanya serius Nyonya besar.
Sherlock agak terkejut.
Pikir Sherlock, 'Waduuhh...Aku tak tahu bakal ditanyai nama orang yang ku curi pakaiannya'
Sherlock memandang sekitar Maria Irene.
Gaun berwarna pink keputihan ini merupakan warna favoritnya.
Kalung Rosario Katolik dikenakannya ini sebagai orang yang religius.
Aroma tubuhnya yang nyaman, indah dan 'aduh hai' ini terlihat dari kalangan keluarga Kerajaan Spanyol.
"Akuuu...uuu....uuuu.!"
Sherlock agak gagap akibat fenomena angin yang menakutkan dari serangan pelayan kakek tua.
"BALTASAR.....Baltasar!!!", jawab Sherlock sedikit gagap.
Mendadak.
Pelayan Kakek tua menurunkan tongkat panjangnya setelah melihat reaksi Sherlock Holmes.
Sembari tersenyum menakutkan di depan Sherlock.
Sherlock sedikit keringat basah.
Mungkin karena udara sekitar agak panas atau dia sendiri yang sangat tegang banget.
........
"Pilih....Kipas-kipas yang menurut bagus untukku?!", suruh Maria Irene dengan menunjuki koper yang terbuka di tangan pelayannya.
Sherlock menatapnya.
Terlihat ada 3 Kipas Mewah Berbulu dengan warna yang berbeda.
Berbulu White dengan Batang Kipas Keemasan.
Berbulu Black dengan Batang Kipas Keperakan.
Berbulu Pink dengan Batang Kipas Kekayuan.
Pikir Sherlock, Ini setara nyawanya jika tiba-tiba Nyonya besar mau mematahkan kipasnya lagi seperti yang terjadi pada Mandor Fraken.
'Aku harus pilih yang kuat dan tidak mudah patah!?', pikiran Sherlock.
........
"INI", tunjuk jari Sherlock pada sebuah kipas berbulu pink.
Maria Irene sangat senang banget.
Terpancar dari wajahnya yang cantik nan indah.
"Kamu tahu...Kesukaanku!!", kata Nyonya besar.
Dia pun mengambil kipas tersebut.
Mengipas dirinya dengan gaya ala bangsawan.
........
"Mengapa kamu tak berlutut, Baltasar?!", tanya serius pelayan kakek tua.
Saat Sherlock hendak akan berlutut kepada Maria Irene Si Nyonya Besar.
Tiba-tiba.
"Tak perlu....!!!"
"Kamu kuangkat jadi....!!!"
"BOSS"
"Sebagai pengganti si pembohong ini...!?", ucap kasar Nyonya besar.
......
"Ttrrraaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkk"
Suara senjata laras panjang yang terjatuh dari tangan Sherlock Holmes.
Saking kagetnya.
Mata Sherlock melebar dan melototi Nyonya besar.
"Baltasar!?"
"Sudah berapa lama bekerja kepadaku?!", tanya lagi Nyonya besar yang mendebarkan hati Sherlock.
Sherlock kembali fokus dan mengambil senjatanya yang terjatuh.
"Akuuuuu... sudah lama sejak perusahaan pertambangan dibangun, Nyonya besar!!", jawab ragu-ragu Sherlock sembari menatap serius kepadanya.
Agar terlihat perkataannya sangat jujur.
"Oh...Kamu kuat juga ya!!!", senang Maria Irene
........
'Ehhhhhh', pikir Sherlock yang bingung.
"Sudah banyak yang mati tak kuat menerima udara beracun yang dihasilkan oleh pertambanganku ini...!?"
"Bukan cuma para budak afrika saja yang mati keracunan..."
"Juga para penjagaku yang tak kuat....ikut mati keracunan..."
"Karena itulah kalian memakai masker yang benar!?"
"Pakai Masker.....Harga Mati"
"Tidak Pakai Masker....Bisa Mati",
Ucapan serius Nyonya besar kepada semua orang di sekitar Gazebo.
...