下載應用程式
94.33% Dare to try / Chapter 50: KEBIMBANGAN HASANN

章節 50: KEBIMBANGAN HASANN

Asti yang masih simpatik terhadap Hasann , tampaknya menunggu aksinya. Ia setiap hari memberi Hasann makanan, mulai dari makan pagi, makan siang, juga camilan.

Kadang tanpa ada kata-kata darinya, ia taruh begitu saja makanannya di meja Hasann. Ia sebenarnya sudah memberitahu untuk tidak repot-repot, tapi selalu dijawab Asti, " Aku senang melakukannya pak."

Tanpa sepengetahuan Asti , beberapa kali makanannya diberikan ke tukang parkir, saking kesalnya Hasann.

Ada wanita seperti ini,engga dewasa sama sekali sikapnya, batin Hasann.

Hebat daya tarik seorang Hasann ini kalau dilihat-lihat sih. Sebenarnya apa yang menarik darinya ? ekonominya sedang-sedang saja, masih mengendarai motor kesekolahnya juga. Mungkin kesederhanaan, kejujuran, prospek kedepan ? wajahnya juga engga ganteng-ganteng amat, atau karena statusnya yang masih bujang yang diminati ? Hmm...mungkin.

Tapi bagaimana menyikapinya, susah baginya untuk tidak menyakiti. Jika dibiarkan seakan ia menerima dan memberi harapan ke Asti tapi kalo menolak, pasti ia minta penjelasan dan itu pasti menyakitinya. Apa jadinya kalau nanti Asti ngambek atau menjadi malu dan tiba-tiba berhenti mengajar ? apa kata ibu Kepala Sekola dan rekan-rekan guru lainnya nanti ? bisa-bisa dia dijuluki 'heart breaker' pria yang senang bikin patah hati. Bagaimana ini ? tentu predikat buruk untuk seorang guru, pikirnya.

Apakah layak kalau minta bantuan Ririe, semisal mengirimkan makanan untuknya ? supaya ada kesan bahwa hubungan mereka masih terjalin ? atau membiarkan saja makanan pemberian Asti itu tergeletak dimejanya tanpa disentuh ?

Kalau terang-terangan minta dikirim makanan dari Semarang, apa engga menimbulkan tanda tanya Ririe juga? dan harus berapa kali pengiriman sampai memberikan kesan seperti yang diharapkan ? ...aaah persoalan kecil ini cukup mengganggu pikirannya.

Atau ngomong aja langsung ke Astinya gitu ? bahwa ia sudah serius dan akan melamar Ririe tahun depan ? Yaaa...yaaa ini lebih cocok, lebih simple, dan tegas. Tapi...oooh engga ...engga...! kesannya sombong dan menyebalkan dari seorang pria, yang engga mau digoda karena sudah mempunya kekasih. Bisa-bisa ia dibencinya, dikatakan pecundang? Huuh ! Bimbang, seribu kebimbangan menghinggapinya untuk urusan yang tampak kecil dan ecek-ecek ini.

Tapi akhirnya ia mendapatkan ide yang baik,

Okeee... aku lebih baik pajang fotonya Ririe dimeja kerjaku saja laaah, terserah mereka yang masih mau memberi makanan, atau sekedar menggoda, toh aku sudah memberi sinyal kalau hubunganku dengan Ririe masih berjalan dengan baik. Hmmm...ide yang baik ! paling nanti banyak pertanyaan berdatangan seputar hubungan atau rencana kedepannya bagaimana,kapan kawin dan sebagainya...yaa...yaa, malah bagus itu, pikirnya !!!

Singkat cerita Hasann sudah mencetak foto pilihannya. Ia memilih foto Kenangan Terindah , ketika pak Harto, guru senior itu ulang tahun beberapa tahun lalu sewaktu masih ada Ririe.

Tampak Hasann sedang merangkul ibu Ririe, yang sengaja berdiri disampingnya itu.

Ide yang cukup baik , pikirnya. Engga terlalu mencolok juga, dan dia bisa menjawab kalau-kalau ada yang tanya kenapa ia pajang foto tersebut.

"Yaa sekedar kenang-kenangan aja pak, "jawabnya ketika pak Wiseno dan pak Harto menanyakan.

Atau " Yaaa ...kenangan manis saya bersama Ibu Ririe sewaktu ngajar disini buu," jawabnya ketika ibu-ibu guru lain menanyakannya.

Dan satu lagi jawaban yang sudah dipersiapkan..."Masih...! sampai sekarang aku masih hubungan dengan Ririe ,meski kami berjauhan. Mungkin kalau dia sudah lulus S2 nya, kami berencana ke tahap yang lebih serius, kalau berjodoh," jawabnya ketika Asti dan ibu Hermin, sang Kepala Sekola menanyakan perihal hubungannya dengan Ririe.

Tanpa membuat malu Asti , atau terkesan sombong, atau menyakiti pihak lain Hasann menyelesaikan masalahnya dengan baik. Mungkin itu kelebihannya.

Dan rencananya cukup berhasil. Asti mundur teratur. Engga pernah lagi ia menaruh makanan dimejanya, tanpa sepengetahuannya. Guru-guru yang lainpun semakin menaruh respek terhadap Hasann.

Dengan ponselnya Hasann memotret bingkai foto dimejanya itu dan mengirimkan ke Ririe.

"Kenangan Terindah,"kata Hasann di pesannya.

"JJ" balasan dari Ririe

.......

Suatu hari Hasann sedang bercakap-cakap dengan Alis , ibunya diteras.

"Ryandi nawarin mobilnya , bu"

"Ooh mobil yang mana San ? ibunya tanya."

"Yang hijau , mobil pertamanya itu. "

"Oooh emang mau dijual berapa, boleh laah ibu bayarin Nak, berapa ?"

"Nanti Hasann tanya abang dulu ya bu mau dilepas berapa ? Hasann juga ada sih uangnya."

Ryandi yang sudah memiliki mobil warna merah, menjual mobil sedan hijaunya ke Ryandi dengan harga miring.

"Gua belum berani kalo bawa mobilnya dari Jakarta ke Bandung mah bang."

"Iyaa tenang aja, nanti gua yang bawa kesana buat elu," kata Ryandi .

Ryandi membawa mobilnya sendiri dari Jakarta ke Bandung untuk diserahkan ke adiknya, Hasann.

Hasann yang sudah mengikuti kursus stir mobil dan memiliki sim A , sudah bisa membawa mobilnya perlahan-lahan.

Hasann bawa mobil sekarang. Hm...keren San. Ia membawa ibunya jalan-jalan seputar komplek, menikmati duduk di mobilnya sendiri.

"Kita putar-putar komplek yuuk Buu , ajaknya. Sambil ngetest mobilnya juga." Ibunya semangat. "Ibu gini aja ya San...maksudnya engga usah ganti baju gitu ?"

"Iyaa engga apa-apa Buu, kita engga keluar dari mobil , cuma putar-putar dikomplek saja."

"Hehehe..okee deh,"katanya dengan nada bicara seperti anak muda gitu.

"Hm...masih bagus ya San ? bersih , hidupkan ac nya San, ibu pengen merasakan dinginnya...hehehe."

Hmm...Hasann menghidupkan ac nya dan semilir udara dingin menerpa tubuhnya...hm...sejuknyaa...yaaah. "Enak San. Coba kalo bapa masih ada yaa San ?" ucap ibunya seakan ingin berbagi kebahagiaan dengan almarhum suaminya.

"Aah... bapa mah udah tenang istirahat di surga kekal bu...sudah enak, kita ini yang masih berziarah di bumi, masih banyak susahnya," kata Hasann.

"Hm...nanti kapan-kapan Hasann bisa jemput ibu dari tempat dagang ya nak hehehe ?, kayak orang kaya aja yaa hehehe... ," kata ibunya sambil mengelus pundak anaknya.

"Emang udah kaya kok Bu, punya rumah lumayan besar, bagus dikomplek perumahan, punya mobil lagi. Hehehe."

"Hmm." Ibunya memandang keluar lewat jendela, melihat rumah-rumah dilingkungannya. Hasann melirik ke kaca spion di atas kepalanya , melihat dia yang tampak bahagia.

"Kapan-kapan kalo Ibu libur jualan, kita makan di tempatnya Yeni , mau bu ? nanti kita ajak Kartika juga."

"Mmm...emang tau Yeni jualan dimana San ?"tanya ibunya agak keheranan.

"Tau. Hasann pernah kesana sekali. Lumayan enak, nasi gorengnya. Nanti kita kesana yaa kalo kita ada waktu ."

Hasann sudah membawa mobil kesekolahnya sekarang. Tampak ia memarkirkan mobilnya dideretan mobil lainnya. Hmm...bangga juga ia bisa pakai mobil ke tempat kerjanya. Dipandangnya lagi mobilnya sebelum meninggalkan area parkir itu. Ia pun berjalan menuju ruang guru. Beberapa mata memandangnya. Memang sudah layak sih dia pakai mobil, sudah jalan 7 tahun dia ngajar disana.

"Waaah sudah pakai mobil sekarang San..."kata pak Wiseno yang melihatnya tadi dari kejauhan .

"Iyaa hehe...mobil dari abang saya di Jakarta pa. Kebetulan dia beli mobil lagi jadi yang lama dioper ke saya. Mobil tua tapi."

"Yaaaa lumayan laaah San engga kepanasan, kehujanan hehehe," canda pa Wiseno, guru senior yang memakai mobil lebih bagus dari Hasann.

"Iya kalo engga sekarang kapan lagi ya pa ? hehehe."

"Iya lah San !"

Guru-guru wanita makin suka melihat Hasann. Keren soalnya sekarang pakai mobil , pulang pergi ke sekolahnya. Ingin rasanya memberi kabar ke Ririe kalau ia sudah pakai mobil ketempat kerjanya, tapi rasanya belum pas. Mungkin nanti .

Tapi mana tahan. Suatu hari di parkiran rumahnya, ia berdiri disamping mobilnya dan minta di foto menggunakan ponselnya.

"Tolongin abang foto'in, mau sedikit nampang nih hehehe," pintanya ke Aisya, adiknya."

Aisya nyengir aja melihat kelakuan abangnya ini, agak aneh juga pikirnya.

"Waaah bagus juga hasilnya, trimakasih ya dek," Hasann senang melihat foto selfie dirinya bersandar di mobil hijaunya. Ia kirim foto itu ke Ririe, tanpa pertimbangan lama-lama.

"Kereen...pakai mobil sekarang San ?" tanya Ririe.

"Heheh...bukaan , itu mobil teman...,"katanya masih malu-malu ia.

Tapi enggga berapa lama pun , Ririe mendapat kabar dari grup guru-guru kalau Hasann sudah pakai mobil ke sekolah. Hmm...boleh juga, dalam hatinya.

Hari Jumat sore Hasann, Alis dan Kartika dan Aisya adiknya semobil menuju rumah makan milik Yeni, teman lamanya.

"Halooo...."Yeni menyambutnya...yang sempat keheranan dengan kedatangan mereka. Dari tempat duduknya, ia memandang ke arah mereka yang datang ber-empat ini, samar-samar terasa kenal dan ternyata, memang Hasann dan keluarganya.

"Hai...kata Kartika yang sudah akrab dengannya. Mereka pun saling bersalaman.

"Tumben nih...dari mana ?"

Ibunya menjawab polos ,"Putar-putar saja Yen, Hasann yang ajak ibu kemari, katanya nasi gorengnya enak."

Hasann ketawa mendengar komentar ibunya.

"Oohh...iya waktu Hasann datang kemari , Yeni buatkan nasi goreng. Hehe... ," kata Yeni.

Yeni orangnya ramah dan cukup sabar. Maklum memang dia seorang pengusaha. Pintar kelihatannya menjaga hubungan dengan tamunya.

Mau makan apa ? hehehe...ia menoleh ke arah Hasann yang dari tadi terdiam saja. Yeni juga menoleh ke arah mobilnya. Hebat sekarang mereka, batinnya.

"Aku sih pesan nasi goreng aja hehe, kata Hasann, engga tau nih Ibu , Kartika , Aisya mau pesan apa silahkan aja pilih," katanya sambil menoleh ke arah yang lainnya.

"Yeni gorengin ayam yaa ?" tanya Yeni ke Kartika.

"iyaa boleh Yen," katanya polos.

Ini kali pertama Hasann membawa keluarganya jalan dan makan diluar. Dan dipilihnya rumah makan milik teman lamanya yang sudah saling mengenalnya.

"Ibu mau pesan apa ? tanya Kartika.

"Nasi goreng aja..."jawabnya singkat, sepertinya engga mau bikin repot Yeni.

"Ooh kalo gitu aku juga nasi goreng aja..."kata Kartika, yang disusul oleh Aisya.

"Aisya mau nasi goreng juga ? enak lhoo..."kata Hasann membujuknya.

"Iyaa...boleh. Nasi goreng."

"Hehehe...jadi kita semua pesan nasi goreng Yen...4 porsi hehehe,"Hasan menyeringai.

"Siaaap hehehe...bener nih mau dibikinin nasi goreng semua ?" hehehe, siap aku buatkan yaaa kalo nasi goreng , aku sendiri yang buatkan spesial buat tamunya," katanya sambil tersenyum.

Engga lama kemudian, 4 porsi nasi goreng dan 4 potong ayam goreng diantar ke meja mereka. Yeni kasih bonus ayam gorengnya.

Bagaimana halnya dengan Yeni ? Hm...lain lagi dengan dia. Ia wanita pengusaha, yang meski umurnya mendekati 30 tahun, sebaya dengan Hasann, ia belum berumah tangga. Engga terlalu khawatir Hasann dengannya. Dari satu-dua kali pertemuan saja, Hasann bisa menilai kalau Ia wanita 'setrong', kuat dan berwawasan cukup luas. Ia bukan tipe wanita 'melow' yang gampang terbawa suasana sedih atau sakit hati. Meski demikian Hasann pun tetap berhati-hati terhadapnya, engga berani dia terlalu merasa ge-er ketika bertemu atau memenuhi ajakannya untuk bertemu di rumah makannya , atau ketika dia diajak untuk melihat rumah barunya.

Melalui Kartika, kakak perempuannya, Yeni pernah memberinya sebuah kaos t-shirt import yang tampaknya cukup mahal sewaktu Hasann berulang tahun.

Yeni menemani mereka duduk semeja,sambil ngobrol. Mereka menyantap nasi goreng buatannya. Terasa akrab, maklum tetangga lama, dan teman main semasa kecil semua.

"Ibu niiih rajin dagangnya,ucap Yeni. Makin ramai dagangannya ya bu ?"

"Lumayan laah Yen. Sekarang ibu yang pegang sih dari pagi sampai malam ibu dagangnya, sampai ngantuk-ngantuk kadang mah. Tuh tanya Kartika," katanya membanggakan dirinya.

"Sebenarnya kalau mau bisa jualan didepan sini lhoo San...pakai roda aja disitu, Yeni menunjuk area luar rukonya."

Hasann menoleh kearah yang Yeni tunjukan.

"Boleh tuh Bu dicoba ..." kata Hasann.

"Ooh buka cabang gitu San ? tanya ibunya.

Yeni mengusulkan ...,"Ibu engga disini juga engga apa-apa bu, kalau sudah sibuk dialun-alun sana. Nanti bisa karyawan atau siapa gitu yang jalanin usahanya. Ibu tinggal supply aja sate dan bahan-bahan lainnya. Kalo tamunya mau makan disini, yaa kita sediakan meja kursinya, minumnya juga kalo perlu. Ya engga San ?"

Hasann mengangguk-angguk, "Bisa juga begitu, kalo mau."

Dasar memang pengusaha, orang bisnis, ada aja ide peluang usahanya, dalam hati Hasann salut.


Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C50
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄