下載應用程式
50% C.i.n.t.a? / Chapter 6: Di jodohkan?

章節 6: Di jodohkan?

"Ada apa Bun?" Tanya Bian ketika ia sudah sampai di rumah.

Tentunya pemandangan di rumah tidak seperti pemandangan biasanya. Kedua orang tuanya sudah berada di rumah di jam seperti ini, apakah kedua orang tuanya tidak sibuk? biasanya mereka selalu saja sibuk hingga tidak memiliki waktu untuk dirinya, sungguh ini hal yang benar-benar berbeda terjadi dan ia melihatnya sendiri.

"Duduk lah lebih dulu agar pembahasan ini bisa terlihat lebih nyaman dan enak. "Ucap sang Bunda.

Bian hanya menuruti apa yang dikatakan oleh sang bunda.

"Jadi, ada satu hal yang ingin kami sampaikan kepada kamu dan kami harap kamu bisa untuk menerimanya. " ucap Bunda setelah beberapa saat keadaan hening menyelimuti mereka bertiga.

Mendengar itu, beberapa asumsi pun terus berputar di otak Bian. Jika di film-film situasi seperti ini akan disebut sebagai situasi yang sangat menegangkan di mana akan ada pihak lain yang akan menghancurkan kebahagiaannya.

Bian melebarkan matanya ketika ia mencoba untuk mengartikan semuanya itu. Apakah saat ini bundanya dan juga ayahnya memiliki seorang anak selain dirinya? apakah itu berarti ia harus berbagi kasih sayang mulai saat ini?

Tidak! Tidak, ia tidak mau hal seperti itu terjadi. Bagaimanapun, ia tidak akan bisa untuk diajak berkompromi akan hal seperti ini.

"Apa yang ingin kalian katakan? tolong katakan saja jangan terputus-putus seperti ini. Aku takutnya, otak pintarku ini akan menyimpulkan sesuatu yang berbeda dari apa yang akan kalian sampaikan." Ucap Bian.

Mendengar itu, bunda dan ayahnya langsung mengembangkan senyumnya, mungkin keterikatan batin merekalah yang membuat Bunda dan ayahnya bisa menebak apa yang saat ini sedang memenuhi isi kepala anaknya tersebut.

"Jadi seperti ini, saat kami sekolah dulu, kami memiliki sahabat yang saat ini baru saja berada di Indonesia. Tapi sebentar lagi mereka akan pindah ke Amerika. Kemarin malam, bunda dan ayah bertemu dengan mereka tanpa sengaja di sebuah restoran setelah selesai meeting dengan klien. "Ucap sang Bunda membuka puncak masalah yang akan dibahas saat ini.

"Kayaknya bukan deh Bun, bukan kemarin malam tapi dua hari yang lalu. "Ucapan ayahnya mencoba untuk mengingat kembali waktu mereka bertemu itu.

"Ah iya, dua hari yang lalu kami bertemu. "

Bian yang mendengar itu menaikkan alisnya ke atas karena dirinya pun tidak tahu mengapa Bunda dan ayahnya mengatakan hal seperti ini padanya yang jelas-jelas tidak ada kaitannya sama sekali dengan dirinya. Apakah hal seperti inikah yang tadi begitu membuat ia harus tergesa-gesa pulang?

Dia benar-benar tidak mengerti apa yang ada dalam benak ayah dan bundanya.

"Lalu? "Tanya Bian.

"Untuk semuanya yang akan bunda dan ayah katakan ini, sebelumnya bunda dan ayah minta maaf pada kamu. "Ucap Bunda lagi. ia menatap ke arah sang suami yang berada di sampingnya itu.

Hal itu menjadi semakin sangat mencurigakan untuk Bian, Sebenarnya apa yang saat ini ingin dikatakan kedua orang tuanya itu? Mengapa mereka sepertinya sangat suka membuat orang penasaran?

"Jadi, waktu dulu karena hubungan kami yang begitu dekat dan beberapa kali mereka membantu kita dalam bisnis, membuat kami telah melakukan kesepakatan. "

"Kesepakatan?" ulang Bian, ia benar-benar belum mengerti kemana arah tujuan yang akan dikatakan oleh kedua orang tuanya itu.

"kesepakatan apa maksudnya?" Tanya Bian, sampai di sini hatinya juga kurang merasa enak saat ini, sepertinya akan ada berita besar yang akan disampaikan oleh kedua orang tuanya itu. Terlihat dari raut wajah kedua orang tuanya yang tidak baik-baik saja itu.

"Waktu itu, kami sepakat jika nanti kami memiliki anak berlawan jenis, maka anak-anak kami akan kami nikahkan, jika anak kami sesama jenis maka akan tetap kami perkenalkan sebagai saudara. Sepertinya, Tuhan sangat mendukung apa yang telah kami sepakati waktu itu, sehingga menganugerahi kami seorang Putra sepertimu dan mereka dianugerahi seorang putri yang sangat cantik sekali. Kami rasa, Jika ia disandingkan dengan kamu, maka kalian akan terlihat sebagai pasangan yang serasi." Ucap Sang ayah panjang lebar menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi sewaktu mereka masih muda.

Sontak saja Mendengar hal itu membuat Bian tidak bisa terima akan apa yang dikatakan oleh kedua orang tuanya itu.

"Tidak, aku tidak setuju dengan ini semua. Ayolah Bun, aku bukanlah anak kecil lagi dan kita pun hidup bukan di zaman era Siti Nurbaya. Aku adalah seorang laki-laki dan aku bisa untuk mencari pendampingku sendiri. Tidak perlu kalian repot-repot membuang waktu mencarikan ku pasangan. Di sekolahku, banyak sekali wanita yang antri untuk bisa menjadi wanitaku, jika pun aku mau aku bisa memilih mereka satu dari sekian yang ada. Tidak perlu untuk melakukan perjodohan seperti ini, ini sangatlah norak! "Ucap Bian panjang lebar memberikan penolakan dari apa yang dikatakan oleh ayahnya tadi.

Mendengar itu, kedua orang tuanya saling beradu tetap satu sama lainnya, memang sangat sulit untuk memberikan penjelasan kepada anak zaman sekarang tentang apa yang dimaksud dengan janji tersebut.

Dirinya sungguh tahu, bahwa saat ini mereka tidak lagi hidup di zaman Siti Nurbaya. tapi janji adalah tetap janji dan mereka sudah sepakat satu sama lainnya, bahkan dari janji yang dibuat itu, tidak ada satu pihak pun yang menolak.

"Kami tahu kalau kamu bisa mencari pasangan yang lebih lagi, tapi kamu harus mengerti bahwa sebuah janji tidak bisa untuk diingkari jika memang ingin tetap dipercayai. Mereka adalah sahabat baik kami berdua Dan satu-satunya orang yang paling care dengan kami. Jadi ayah pikir kamu harus mempertimbangkan hal ini. "Ucap ayah.

Mendengar itu, Bian benar-benar tak bisa lagi untuk berkata apapun karena semuanya itu akan sangat percuma.

"Sudahlah, aku sedang tidak ingin membahas perihal ini. Semoga saja kalian bisa mengerti apa yang aku inginkan sebenarnya. "

Setelah mengatakan hal itu, ia langsung bangkit dari posisinya dan kemudian berjalan ke lantai atas untuk menuju kamarnya.

Tapi baru saja beberapa langkah Bian melangkahkan kakinya, pada anak tangga terakhir tersebut, suara bundanya bergema.

"Tolong untuk dipikirkan sekali lagi, Kami adalah kedua orang tuamu, sedikit banyak kami juga berhak untuk memberikan masukan untuk anak kami, bukan? lagi pula, kami berdua setuju akan hal itu. Dan kamu, mau ataupun tidak, perjodohan ini akan tetap berjalan. "Ucap sang bunda.

"Bun," panggil Bian dengan sangat lembut sekali.

"Siap-siaplah, nanti malam kita akan pergi untuk makan malam bersama keluarga mereka. Jadi usahakan tubuhmu fit. Bunda yakin, kamu adalah satu-satunya kebanggaan bunda dan juga orang yang bisa bunda andalkan. Jadi tetaplah menjadi orang seperti itu, nak."


Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C6
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄