Di sekolah, Jiro sedang masuk kedalam ruang seni, dimana dirinya merasa bosan bersama kawan-kawannya yang sedang bermain sepak bola pada jam istirahat atau jam sebelumnya, mata pelajaran Olahraga yang membuatnya sangat bosan maka dari itu, dirinya masuk kedalam suatu ruangan bahkan, dia melihat sebuah papan lukisan di hadapannya membuatnya bingung. Begitu berjalan dan mendekati papan lukisan putih bersih dan misterius dirinya tidak menyimpan papan tersebut sambil menoleh kebelakang tidak melihat seseorang dibelakang hingga dirinya berfikir kembali namun, beberapa saat Jiro merasakan pusing dan terjatuh hingga satu tangan kanannya menahan jatuh hingga mengingat kejadian di masa lampau membayangi gedung sekolah terbakar hebat pada periode tahun 2019/2020 dimana ketika dirinya di bangku kelas sebelas, didalam suatu ruangan terdapat papan lukisan kosong yang akan melukiskan sesuatu namun, dirinya belum siap untuk membuatkan lukisan yang indah didalam benaknya. Namun, tak lama kemudian kebakaran misterius mulai terlihat dari arah anak tangga hingga melihat semua orang berusaha untuk menjauh dari tempat kebakaran hingga Jiro berusaha lari kedepan hingga melihat seorang laki-laki dengan mata tajam dengan amarahnya yang sudah dibalas dengan sesuatu hingga menghilang kesuatu tempat.
Kebakaran begitu hebat, Jiro merasa kaget karena, kedua orang tuanya meninggal akibat lahap api yang sangat besar hingga Jiro sedih kehilangan kedua orang tuanya telah wafat membuatnya sedih dengan tidak berdaya dan ingin menyelamatkannya namun terlambat. Jiro tidak bisa berbuat apa-apa hanya melihat pemadam kebakaran yang sangat hebat namun, bisa dipadamkan dengan cepat dengan dua sampai lima mobil pemadam kebakaran, kemudian dia melihat beberapa orang terpanggang akibat kebakaran yang misterius hingga Jiro menghubungi Risa yang berada diluar sekolah dan kaget sampai menangis mendengarnya hingga melihat Jiro yang datang untuk menjenguk kedua orang tuanya yang sudah telah tiada.
Di pemakaman, Jiro dan Risa merasa sedih hingga Risa merasa bingung untuk mencari uang untuk membayar biaya sekolah untuk sampai SMA, hingga Jiro sedih karena bingung untuk mencari pekerjaan bahkan, dirinya hanya bisa melukis sampai bisa hingga bertemu dengan Guru Seni, Andrian yang merupakan guru professional yang telah menguasai ilmu seni lukis serta dirinya seorang ketua dari ekstrakurikuler seni lukis yang membuatnya ikut sedih sambil berkata,"aku bela sungkawa... Jiro... Risa...",ucapnya didalam telinga mereka berdua hingga Jiro menghadap Sang guru seni lukis
"aku bingung... aku harus apa Pak Guru? Aku tidak bisa berjualan dan.... Lainnya tapi, aku bisa melukis tapi…..",ucapan Jiro ditutup mulut oleh Andrian sambil tersenyum
"mati sudah takdirnya Jiro, kau tenang saja.... Bapak yang akan menemanimu sampai kau menjadi orang yang berguna",jawab Andrian dengan pelan kepada Jiro yang membuatnya heran dengan sikapnya, sambil berjalan setelah Jiro dan Risa mendiskusikan tentang harta warisan yang telah ditinggalkan oleh mereka membuat Jiro merasa ikhlas untuk menjual atau benda-benda yang tidak berguna untuk dibakar bahkan, dokumen kegiatan belajar oleh sang Ayah maupun Sang Ibu di sekolahnya hingga Jiro sadar sambil memegang kepalanya yang begitu sakit namun, di belakang muncul Risa yang sedang marah bercampur bingung melihat tingkah laku Jiro yang pingsang didalam ruang seni
"Kakak, aku bawa kunci rumah",ujar Risa sambil melihat Jiro bangun dan menghadapnya
"aaah? Kunci?",ujar Jiro yang bingung
"iya kunci, ngomong-ngomong kau sedang tidur apa?! Enak sekali kamu yaaah!!!",ujar Risa marah-marah yang melihat Jiro yang tenang sambil keluar dari ruangan,"padahal mata pelajarannya sudah selesai, Kakak",tambahnya
"ya ampun, aku baru tau tentang ucapanmu itu",ujar Jiro sambil berlari dan melihat kondisi kelasnya sudah kosong membuatnya kaget melihatnya kemudian, melirik ke arah Risa yang sedang marah
"sudah aku bilang Kak, semuanya pulang",ujarnya dengan nada marah kepada Jiro
"yaaaah... kau benar",jawab Jiro dengan lemas yang telah melihatnya
"sebaiknya, Kakak pulang aku mau kerja kelompok",ujar Risa sambil berpaling hingga diajak oleh salah satu temannya untuk melanjutkan tugas kelompoknya
"baiklah, aku pulang dulu ya Risa",ujar Jiro sambil pergi dengan wajah sedih karena, ketinggalan mata pelajarannya lalu, dia pergi dengan menahan sedihnya karena satu mata pelajaran yang ditiadakan olehnya membuat Jiro berusaha untuk menghilangkannya agar tidak ketahuan oleh Yae Miko yang sedang menunggu kehadiratnya
Setelah sampai di rumah, Yae Miko melihat Jiro dengan wajah yang aneh setengah senang setengah sedih karena, kelakuannya yang tidak mengeenakkan sesuatu hingga dirinya berusaha untuk mendekatinya sambil berkata,"kau terlihat tidak senang, ada apa Jiro?",ujarnya dimana dirinya berusaha untuk menyembunyikan rasa kecewanya karena, satu mata pelajarannya ketinggalan akibat bayangin masa lalu
Yae Miko melihat Jiro yang sedang menikmati keindahan Inazuma, yang membuatnya mengerti serta melihat wajah Jiro yang sedih hingga berkata lagi,"aku tau Jiro, kau sedang sedih karena sesuatu kan?",ujarnya dengan senyuman membuat Jiro kaget mendengarnya hingga ingin mengucapkan sesuatu kepadanya
"iya",jawab dengan pelan,"aku... meninggalkan satu mata pelajaran Kakak",tambahnya
"kenapa Jiro?",ujar Yae Miko yang heran dengan tingkah laku Jiro yang wajahnya serius dan sedih
"aku….. aku pergi ke dalam ruang seni Kakak",jawab Jiro dengan pelan,"dan... aku membayangi sesuatu didalam benakku",tambahnya dengan panjang lebar membuat Yae Miko terkejut mendengarnya dimana Jiro membayangi kedua orang tuanya meninggal hanya tinggal bersama Risa membuatnya kecewa dalam kejadian tersebut namun, Jiro telah melihat bayangan yang mistis hingga Yae Miko berusaha untuk menenangkannya lagi sambil berkata,"aku tau Jiro, tentang kejadian itu dari Risa",ujarnya
"iya, aku membayangi terus tentang itu Kak",ujar Jiro dengan kecewa dengan masa lalu hingga Yae Miko mengerti tentang kejadian tersebut dari Risa
"sebaiknya kau lupakan saja tentang itu, dan berdo'alah mereka berdua, Jiro",ujar Yae Miko kepada Jiro
"aku tau Kak, aku.... Aku harus bagaimana? Aku sudah mengikhlaskannya Kakak, apakah ada yang kurang dari itu?",ujar Jiro yang terus memikirkannya
"Hmmm, tenang Jiro, yuk kita jalan-jalan sama Kakak",ujar Yae Miko dimana dirinya ingin mengajak Jiro kesuatu tempat agar tidak memikirkan masa lalu, kemudian dia tetap bersamanya setiap harinya
Jiro diajak Yae Miko keliling kota Inazuma, karena kota Inazuma sudah berubah dibandingkan sebelumnya hingga mereka namun, Jiro merasa bosan membuat Yae Miko mengerti dan berkata,"kau terlihat bosan ya?",ujarnya ke arah Jiro yang memangkuk kepalanya kearah dirinya hingga berkata,"yaaah, lebih baik kita pergi ke Liyue, mungkin senang disana",ujarnya kearah Jiro
"iya, aku ingin pergi kesana karena, ditempat itu sangat besar bahkan, aku belum puas untuk menjelajahinya",jawab Jiro yang senang dan ingin melepaskan dahaga dari banyak memikirkan sesuatu yang tidak jelas baginya
Setelah sampai dipelabuhan, Jiro dan Yae Miko bertemu dengn seorang perempuan bermata satu yang senang melihat mereka berdua,"kalian yang dari Inazuma, selamat datang di daerah kami",ujar seorang perempuan tersebut
"iya, terimakasih",jawab Jiro dengan pelan melihat perempuan dengan memegang pedang claymore hitam dan merah, bahkan dirinya berkata,"siapa namamu?",tambahnya yang melihat perempuan tersebut tampak senyum yang mengerikan dibandingkan dengan senyuman Yae Miko
"namaku Beidou",jawab perempuan dengan mata satu tersebut yang terlihat dewasa hingga Jiro terkejut mendengarnya,"lalu, kau siapa nak dari Inazuma?",balasnya kepada Jiro yang membuatnya terkejut
"namaku Jiro, Jiro Namakura Nur Rosyid panggil aku Jiro",jawab Jiro yang berani menjawab pertanyaan tersebut
"tumben, puteramu sangat sopan rupanya, Nona penjaga kuil Inazuma",ucap Beidou kepada Yae Miko yang berada disamping kirinya Jiro
"iya, tapi itu bukan puteraku, Jiro Adikku",ujar Yae Miko sambil pergi bersama Jiro untuk menjauh dari Beidou yang sedang mengerjakan tugas tertentu
"yaaah, hati-hati ya Yae Miko. Jika kau kembali kedermaga, kapalmu masih ada di pelabuhan disini",ujar Beidou yang telah melihat mereka yang sedang menjelajahi daerah Liyue namun, Yae Miko berkunjung ke kantor kerja Liyue dimana dirinya langsung menemui Ganyu yang sedang bekerja hingga menemuinya dimana dia santai setelah mengerjakkan tugasnya di kantor membuat Ganyu terkejut melihat Yae Miko yang berkunjung ke daerahnya dan berkata,"ooh, Yae Miko",ujarnya
"yaaah, kami berdua datang kesini untuk jalan-jalan, apakah kau sibuk hari ini, Ji Ji?",ujar Yae Miko yang memanggil nama yang aneh kepada Ganyu hingga Jiro hanya tidak mendengar sambil mondar-mandir melihat kantor tersebut
"nanti siang... aku santai",jawab Ganyu yang tenang kepada Yae Miko hingga melanjutkan pekerjaannya membuat Yae Miko mengerti melihat kegiatan Ganyu yang banyak tugas di Liyue
"ngomong-ngomong, dimana adikmu",ujar Yae Miko kepada Ganyu
"dia pergi dengan membawa bunga Qinxing",jawab Ganyu kepada Yae Miko
"pergi? Kapan kembali?",ucap Yae Miko yang membuatnya bingung
"aku tidak tau, mungkin satu bulan atau beberapa bulan lagi kali, dia datang kesini untuk membantuku",ujar Ganyu kepada Yae Miko yang sedang diam dan santai
"yaaah, mudah-mudahan dia cepat kembali",ujar Yae Miko,"lalu, sama siapa dia pergi?",tambahnya sambil menghadap Ganyu yang sedang bingung
"entahlah, aku lihat ada dua orang yang menemani Adikku, dari Mondstadt",jawab Ganyu kepada Yae Miko yang sedang mendengarnya
"begitu ya? Mudah-mudahan dia cepat kembali dengan selamat, karena Adikku.... Pasti senang bermain dengan adikmu",ujar Yae Miko kepada Ganyu dengan senyumnya
Yae Miko sedang asyik bicara dengan Ganyu, sementara Jiro tidak mau mengajak bicara dengan mereka berdua, hingga dirinya pergi ke suatu tempat dan menemukan sebuah ruko dimana Jiro telah berkunjung ke salah satu pernak-pernik beberapa hari yang lalu. Bahkan, dia melihat pernak-pernik tersebut yang beraneka macam pernak-pernik yang sangat tradisional dari berbagai tempat termasuk dari dalam daerahnya sendiri serta daerah Inazuma yang melakukan impor ke tempat tersebut. Lalu, Jiro melihat barang-barang berharga kemudian, melihat dan mencoba untuk mencari suatu benda yang dirinya sukai hingga tak lama kemudian, dia menemukan atau memegang sebuah benda yang tidak asing bahkan dirinya ingin tau benda tersebut yang dipegang olehnya. Namun, dirinya menemukan sebuah benda yang tidak asing berupa kaca hingga dirinya melihat dirinya lewat kacanya kemudian, dirinya membayangi Andrian yang berada di kaca tersebut sambil menunjuk ke arahnya membuat Jiro kaget melihatnya hingga cermin tersebut pecah membuat sang penjual marah sambil berkata,"hei! Kau memecahin cermin itu ya Hah?!",ujarnya dengan marah yang ngasal kepada Jiro,"sini! Pecah adalah uang, seharga sepuluh mora",tambahnya hingga Jiro membayarnya dengan uang pas hingga sang penjual kembali ketempat tersebut sambil melihat para pelanggan yang ingin membeli barang-barang yang sangat antik.
Jiro pun pergi dan menjauh dari tempat tersebut bahkan, dirinya melihat salah satu ruko yang misterius namun, kenyataannya semua orang telah membeli barang-barang yang ada di ruko tersebut berupa cermin yang beberapa ukuran yang sesuai dengan keinginan konsumen. Lalu, dia melihat bayangan Andrian lagi di jendela membuat Jiro tampak gugup melihat hingga menjauh dari salah satu ruko tersebut, kemudian dia melihat ke arah jendela dimana dirinya melihat Andrian tepat dibelakangnya namun, Jiro tidak melihatnya sambil berlari kesuatu tempat bahkan, dirinya ingin menemui Yae Miko di kantor kerja Ganyu namun, sampai di kantor kerjanya dia, Jiro tidak melihat Yae Miko yang berada di tempat kerjanya Ganyu membuatnya bingung sambil berjalan dengan wajah yang serius sambil menghadap ke arah kanan dan kiri. Lalu, dirinya melewati kerumunan orang-orang yang sedang menikmati membeli makanan lezat buatan Xiang Ling, hingga dirinya melewatinya namun, tak lama kemudian tiba-tiba saja, Jiro ditabrak oleh seseorang hingga melihat ke depan yang ternyata Andrian yang menatap Jiro serius membuatnya kaget serta tidak mengeluarkan kata apa-apa hingga berdiri dan pergi tanpa pamrih.
"Haaah? Kenapa dia?",ujar Xiao yang heran dengan sikap Jiro yang tidak kenal dengan dirinya walaupun dirinya merupakan bayangan wajah Andrian
Jiro menginggau sambil pergi ketempat yang jauh, untuk menjauh dari kerumunan di kota Liyue bahkan, dirinya ingin mencari Yae Miko karena, dirinya sudah muak dengan kerumunan di Liyue sambil mencari Yae Miko disuatu tempat. Lalu, dirinya melihat sebuah rumah dimana tempat tersebut merupakan kantor kerja Zhongli walaupun didalamnya tidak ada seseorang namun, dirinya dihantui oleh Andrian dimana-mana membuatnya muak sambil menutup telinga dan menutup kedua matanya hingga terjatuh ketika masuk kedalam kantor kerja Zhongli. Jiro terjatuh karena sudah bosan melihat bayangan sang guru seni lukis yang telah tiada hingga dirinya menutup mata karena, tidak tahan melihat Andrian yang mencoba menghantuinya.
Begitu Jiro tidak sadar dirinya mendengar suara orang-orang diberbagai tempat, hingga dirinya terbangun sambil membuka mata dengan lebar dan melihat Ganyu, Keqing, Zhongli, Yae Miko, dan Qiqi di sampingnya membuat Jiro kaget melihat mereka.
"jadi….. dia adikmu?",ucap Zhongli yang melihat Jiro baru sadar
"iya",jawab Yae Miko sambil melihat kondisi Jiro yang baru sadar,"Jiro, kau tidak apa-apa kan?",ujarnya yang dirinya khawatir dengan Jiro
"iya, aku hanya pusing untuk mencarimu Kakak",jawab Jiro,"Kakak... aku dimana ini?",tambahnya yang membuatnya bingung
"ini... dirumah Panji, Jiro"ujar Ganyu yang melihat Jiro yang sadar
"di….. rumah….. Panji…..?",ucap Jiro yang membuatnya bingung
"iya, ini kamar Panji, tapi hanya sementara, Jiro",ucap Ganyu kepada Jiro
"terimakasih Kakak",ucap Jiro kepda Ganyu sambil menghadap Yae Miko yang sedih melihatnya,"Kak, aku terus dibayangi oleh dia lagi",tambahnya yang membuat Yae Miko bingung tentang ucapan dirinya
"bayangin, seorang guru?",ujar Yae Miko
"iya",jawabnya kepada Yae Miko,"aku membayangi dia beberapa kali, aku mencoba untuk melupakannya tapi, tidak bisa Kakak",tambahnya
"Hmmmm, mau pulang Jiro kesana?",ujar Yae Miko kepada Jiro
"iya, aku sudah muak gara-gara Pak guru menghantuiku Kak, aku harus gimana?",ujar Jiro yang membuatnya bingung,"padahal aku telah berdo'a setiap hari Jum'at untuk dia, tapi dia menghantuiku beberapa kali",tambahnya
"Hmmmm, baiklah Kakak memang mau pulang karena Kakak khawatir dengan kondisimu seperti ini",ujar Yae Miko dengan pelan kepada Jiro
"boleh aku bantu kamu, Yae Miko?",ucap Ganyu yang ingin membantu Yae Miko ingin memecahkan masalah yang berkaitan dengan gurunya Jiro yang misterius
"boleh, Ji Ji",jawab Yae Miko
"haaaah, terimakasih Kak Ganyu, aku senang bisa dibantu dalam mengatasi ini",ujar Jiro sambil tersenyum ke arah Ganyu
"iya sama-sama",ujar Ganyu kepada Jiro yang merasa senang membantu
"tapi, hati-hati ya, pekerjaanmu itu, jangan lupa",ucap Zhongli kepada Ganyu
"itu serahkan padaku, Zhongli, aku membolehkannya untuk pergi bersama mereka",ucap Keqing yang ingin menggantikan pekerjaan Ganyu yang sedang keluar bersama mereka berdua membuat Ganyu senang mendengarnya
Begitu mereka di perkotaan Liyue, tiba-tiba saja muncul serangan yang tidak terduga namun, Jiro dan Yae Miko melihat dua musuh tersebut, Ren Jianying dan Yin Sihanou yang berusaha untuk menghancurkan kota Liyue membuat Zhongli terkejut melihatnya hingga melihat Xiao dan lainnya terkena serangan Ren Jianying. Jiro heran dengan musuh tersebut dan Yae Miko berkata,"jadi ini nama musuhmu, Ganyu",ujarnya dimana Ganyu menceritakan tentang musuh yang berbahaya di Liyue
"akhirnya, aku akan membalasmu, Morax atas hal melakukan kepada kami",ujar Ren Jianying sambil mengeluarkan serangan elemen tanah hitam dan bersiap untuk menghantamnya namun serangan tersebut dapat digagalkan oleh Zhongli dan Hu Tao termasuk Keqing yang mencoba maju kedepan. Jiro tidak mau pulang sambil membantu mereka di daerah Liyue dari serangan mereka berdua dengan elemen yang berbeda, dengan mengeluarkan serangan tornado petir hingga salah satu musuhnya, Yin Sihanou terkena serangan petir tersebut yang tidak mempan untuk melawan Jiro.
Ren Jianying tampak kesal melihatnya, bahkan berusaha untuk mundur dan menghilang begitu saja membuat Zhongli senang melihatnya dan berkata kepada Jiro,"aaah, terimakasih Jiro kau telah mengusir mereka berdua",ujarnya kepada Jiro
"dia itu siapa?",ujar Jiro yang bingung
"ceritanya panjang Jiro",jawab Yae Miko sambil melanjutkan kedepan dan pergi kedalam kapal untuk pulang bersamanya termasuk Ganyu yang ingin membantu Jiro karena musuh yang misterius di Inazuma
Ketika mereka masuk kedalam rumah Jiro, Ganyu baru mengetahui tentang rumahnya hingga melihat Yoimiya yang sedang membantu Risa sambil melambaikan tangannya kepadanya, lalu melihat Ayaka yang sedang istirahat sendirian sambil melihat masakkan buatan Yoimiya dan Risa namun, Risa melihat Jiro sambil menghadangnya dan berkata,"Jiro, dari mana saja kau hah?!",ujarnya dengan marah
"aaah, apa maksudmu, Risa?",ucap Jiro yang membuatnya bingung melihat wajahnya marah dan serius
"sini! Ikut sama aku! Aku melihat lukisan buatanmu diruang seni",jawab Risa membuat Jiro bingung mendengar jawaban tersebut
Yae Miko heran dengan sikap Risa dimana dia membawa Jiro kesuatu tempat, namun dia membawa Jiro kedalam kamar Jiro, kemudian Risa memperlihatkan lukisan aneh didalam kain yang tertutup membuat Jiro ingin tau isi didalam lukisan mistis.
"dengar ya, aku melihat lukisan ini buatan Kakak ada di dalam ruang seni, maka dari itu aku membawanya kekamar Kakak",ujar Risa yang marah dan kecapean untuk membawa hasil lukisan buatan Jiro yang membuat Jiro bingung
"aaaah, apa maksudmu, Risa? Kenapa nggak disimpan saja di ruang seni",ujar Jiro kepada Risa
"yaaah, semua lukisan sudah dipajang Kakak, sebagai pajangan berharga dari dulu sampai sekarang. Kakak tidak tau, banyak lukisan didalam ruang seni lukis?",ujar Risa kepada Jiro
Jiro berfikir kembali hingga melihat Risa yang mengeluarkan ucapannya,"aku sudah tau lukisan buatan Kakak seperti apa tapi, membuatku geli melihat hasilnya",ujar Risa sambil berpaling dan pergi membuat Jiro heran dengan tingkah laku Risa yang begitu marah kepada dirinya. Lalu, Jiro akan melihat hasil lukisan buatannya dimana dirinya melukis serta misterius didalam kain putih tersebut, bahkan ketika Jiro membuka tirai kain tersebut hingga dirinya terkejut melihat hasil lukisan yang diucapkan oleh Risa. Lalu, Jiro melihat sebuah lukisan dengan kobaran api yang sangat besar serta melahap sebuah gedung yang merupakan gedung sekolah dimana Jiro mengingat kembali tentang kejadian perkara dimana dirinya melihat bayangan misterius yang sama dengan lukisan buatannya sendiri.
"apa?! Ke kenapa... kenapa lukisan ini... tau tentang bayangan seseorang didalam benakku ini? Apakah aku... aku... aku yang melukisnya sejak mata pelajaran terakhir yang ketinggalan?",ujar Jiro didalam hati sambil memegang papan lukisannya dari arah samping lalu, dia merasakan sesuatu sampai mendengar ucapan seseorang yang ternyata adalah Andrian sambil mengucapkan sesuatu kepadanya
"iya, kau baru tau tentang lukisan buatanmu bukan? Kau mengingat hal kejadian seperti ini satu tahun yang lalu",jawab Andrian dari samping kanan belakang membuat Jiro kaget mendengarnya sambil menghadap ke arah samping kanan belakang namun, tidak melihat dia bahkan, dirinya berada di dalam ruang kegelapan
"Pak guru? Apakah itu kau?",ujar Jiro yang merasa bingung sambil menghadap kebelakang bahkan, menghadap kemana-mana untuk mencarinya namun, tidak ada hingga Jiro bingung sambil menghadap ke arah bayangan misterius yang merupakan seorang laki-laki dengan api yang membakar sebuah gedung sambil memegangnya namun, dirinya merasakan sesuatu dengan lukisan tersebut dimana Jiro menggambar didalam benaknya terdapat gedung sekolah yang dilalap api yang sangat besar dan memakan seluruh batu bata yang menjadi hitam sebagai goresan kebakaran yang mampu menahan serangan api kecuali benda-benda yang berbentuk tipis serta benda-benda yang bisa melahap sesuatu sehingga mereka mampu melahap sesuatu termasuk melahap orang-orang yang tidak bersalah, bahkan Jiro ingin tau wajah yang berada dibalik lukisan serta bayangan hitam didepan mata. Namun, Jiro kaget seluruh tempat kronologi mulai memudar, seluruhnya menjadi hitam yang sangat pekat serta tidak memiliki cahaya yang sangat benderang hanya selimuti hitam yang tak terlihat olehnya.
Jiro berjalan beberapa langkah sambil mendekati lukisan buatan sendiri yang dimana, Jiro bayangin baying laki-laki dibalik lukisan tersebut yang dianggap misterius, namun ketika dirinya mendekati papan lukisannya, Jiro mendengar suara seseorang yang menjerit yang sangat banyak akibat korban kebakaran sekolah SMA Sumedang hingga Jiro tidak tahan mendengar jeritan tersebut sambil melepaskan pegangan lukisan buatannya. Lalu, dia pun merasa heran mendengar jeritan tersebut hingga memegangnya lagi sambil mendengar bisikkan yang tidak paham tentang seseorang yang sudah lama meninggal serta para korban kebakaran sekolah SMA hingga dirinya merasakan sesuatu di pundak kiri Jiro sambil menghadap kebelakang yang ternyata dia adalah kedua orang tua Jiro yang tersenyum membuatnya kaget melihatnya sambil berkata,"Ibu? Ayah?",ujarnya yang membuatnya sedih melihat mereka
"Jiro, syukurlah kau ada disini",ujar Sang Ayahanda telah meninggal akibat kebakaran
"Iya nak, kau sudah berfikir dewasa walaupun kau harus bisa mempertahankan jati dirimu tanpa kami",ujar sang Ibunda yang sudah menjadi ruh bersama Ayah Jiro
"Ibu Aku rindu karena….. kejadian itu... sangat kelam bagiku",ucap Jiro kepada Ibu
"Ibu tau nak, mati adalah takdir, sebaiknya kau jaga adikmu ya?",ucap Ibunda Jiro yang senang mendengar ucapan Jiro
"iya, Ibu benar, kau harus bisa bersama Adikmu walaupun cerewet",ucap sang Ayah kepada Jiro
"ngomong-ngomong siapa yang pelaku yang membakar gedung sekolah ini? Semua orang menghadap Risa, padahal Risa tidak melakukan apa-apa didalam sekolah itu, Ayah! Ibu!",ujar Jiro membuat kedua orang tuanya percaya dengan ucapan Jiro
"Ayah tau, Risa tidak bersalah",jawab Ayahanda kepada Jiro yang kecewa,"ada seseorang yang ingin menghancurkan gedung sekolah ini Jiro",tambahnya
"siapa dia, Ayah? Aku ingin menghukumnya",ujar Jiro kepada Ayahanda hingga Sang Ibu berfikir kembali sambil menatap Jiro
"dia bukan dari tempat bumi melainkan dari tempat yang jauh",jawab sang Ibunda Jiro
"si si siapa dia Bu?",ujar Jiro yang ingin tau
"Dia adalah Valkrein, Jiro tapi, Valkrein merupakan organisasi kejahatan yang mistis dan sulit untuk dideteksi Jiro. Kau tidak bisa mencarinya dimana pun dan kapan pun kau bisa",jawab Ibunda kepada Jiro
"apa? Valkrein?",ujar Jiro yang kaget mendengar jawaban Ibunda,"maksud Ibu, dia... adalah organisasi yang jahat?",ucap Jiro lagi
"iya, Kau kenal dengan Yuda Jiro? Dia anggota Valkrein bukan ketua Valkrein di daerahmu bahkan, dia ingin menguasai tempatmu karena sumber daya alamnya yang melimpah Jiro",jawab Sang Ayahanda Jiro yang membuat Jiro kaget mendengar ucapan tersebut hingga dirinya sedih karenanya
"jadi, dia ingin menguasai daerahku dan daerah lainnya?",ujar Jiro dengan nada pelan dan sedih
"tentu Jiro, kau harus bisa mempertahankan dari dia bahkan, anggota valkrein lainnya yang tidak diketahui karena, mereka pintar menyembunyikan identitasnya secara misterius maka dari itu, kau harus bisa mempertahankan daerahmu dan daerah sekitarnya Jiro",ujar Ayahanda kepada Jiro yang membuatnya serius
"baiklah Ayah, aku sudah mengerti sekarang",Jiro melirik ke arah Ayahanda yang mulai menghilang, membuatnya kaget namun, dirinya tidak sengaja memegang papan lukisannya hingga muncul seorang laki-laki yang ternyata adalah Andrian dengan senyumannya yang begitu seri
"kau sudah mengetahuinya Jiro?",ujar Andrian dengan nada bisik
"iya, aku sudah mengetahuinya walaupun, yang membakar gedung sekolah sampai menewaskan kedua orang tuaku adalah dia",jawab Jiro kepada Andrian yang berada di sebelah kiri dan menghadapnya
"Ibumu sangat tau tentang dia, dia masih hidup tapi, dia masih misterius Jiro",jawab Andrian kepada Jiro yang membuatnya gugup
"walaupun aku berdua sama Risa, tapi... aku dekat dengan Kak Yae Miko",ujar Jiro kepada Andrian yang mengetahuinya tentang Yae Miko
"iya, Jiro. Bapak hanya memberi tau saja Jiro jika Bapak menghantuimu",ujar Andrian kepada Jiro
"Aku sudah mengerti tapi aku harus berhati-hati lagi dengan Yuda",ucap Jiro kepada Andrian sambil memegang papan lukisannya dimana dirinya tidak melihat Andrian dihadapannya hanya ruang gelap gulita saja di sekitar Jiro namun, Jiro mendengar suara yang aneh bahkan, dirinya menganggapnya korban kebakaran akibat ulah ketua Valkrein serta, dirinya akan menghadapi musuh yang sudah mengetahuinya, Yuda.
Begitu Jiro memegang papan lukisan lagi, tiba-tiba saja muncul cahaya putih serta garis-garis sebagai saksi rohnya mereka yang sudah jadi korban kebakaran di sekolah SMA Sumedang beberapa bulan yang lalu termasuk ruh kedua orang tua Jiro yang telam lama mati. Jiro merasa bingung sambil berjalan melihat wajah serta gambar kebakarannya, dimana mereka melihat dan hal-hal lainnya yang sudah menjadi korban di dalam gedung sekolah bahkan, ketika dirinya berjalan didepannya melihat Andrian yang menunggu kehadirat Jiro sambil berkata,"kau melihatnya Jiro?",ucap Andrian kepada Jiro yang terkejut melihatnya bahkan, dirinya berfikir kembali setelah melihat dan mendengar orang-orang yang menjerit akibat kebakaran gedung sekolah.
"iya",jawab dalam satu kata,"aku mendengarnya Pak Guru",tambahnya sambil menatap serius ke arah Andrian yang wajahnya tenang serta tersenyum untuk menyembunyikan perasaan mistis didalam hatinya
"bayangan itu sulit untuk ditumpaskan Jiro, hanya kau yang bisa mencari jawaban sendiri tentang penampakkan dia, kedua orang tuamu lebih mengetahuinya walaupun, hanya tau tentang nama organisasi itu",ujar Andrian sambil menatap lagi dengan tajam membuat Jiro serius
"Bapak sudah tau tentang Yuda?",ujar Jiro yang menanyakan tentang Yuda
"Yuda adalah musuh Bapak apalagi musuh Inazuma beberapa ratus tahun yang lalu, maka bapak tidak akan menyerah untuk menahan gempuran Yuda, karena dia menggunakan pedang yang bersifat mistis serta mempunyai elemen pyro hitam yang sangat berbahaya, Jiro",jawab Andrian kepada Jiro
"itu sudah paham Pak, jadi Bapak pernah melawan dia?",ujar Jiro dengan pertanyaan yang sama
"iya",jawabnya dalam satu kata
"kau harus bisa melawan Yuda dan anggotanya Jiro, bahkan Bapak melihat dua orang di Liyue yang juga dari Valkrein",ujar Andrian yang telah mengetahuinya membuat Jiro terkejut mendengarnya bahkan, dirinya berfikir kembali dan wajahnya menjadi semangat lagi walaupun masih ada tantangan untuknya
"iya, terimakasih Pak Guru",ujar Jiro kepada Andrian yang telah mengetahui mereka
"sekarang, pegang papan lukisan yang kau lukis",ujar Andrian,"kau bisa keluar dari tempat ini Jiro",tambahnya sambil melihat Jiro yang telah memegang papan lukisan tersebut hingga Jiro memegangnya dan dirinya tidak sadar bahwa dirinya berada di suatu ruangan yang merupakan tempat kamar tidur Andrian yang sudah tua
Jiro melirik kebelakang, melihat sebuah pintu yang terbuka serta melihat lukisan tersebut terbakar dengan sendirinya serta melihat ruh kedua orang tuanya Jiro dan Andrian di bagian tengah sambil tersenyum. Lalu, pintu tersebut ditutup, Jiro melihatnya dengan kedua matanya lalu menghadap kedepan untuk pergi keluar ruangan sambil menghirup udara segar di sore hari namun, di sampingnya melihat Yae Miko yang sedih dan khawatir dengan Jiro sambil menghadap ke arah samping dan memeluknya.
"Jiro, kau dari mana saja Hmmmm?",ucap Yae Miko yang terkejut melihat Jiro yang berada disampingnya
"Kakak, aku habis dari kamar Pak guru",ujar Jiro kepada Yae Miko,"habis menyimpan barang milik beliau Kakak",tambahnya
"padahal kau ada di kamar tapi, aneh kau Jiro",ujar Yae Miko yang heran dengan ucapan Jiro
"itu.... Aku menemukan barang berharga dari Pak Andrian Kakak",ujar Jiro,"maka dari itu, aku menyimpannya di dalam kamar beliau",tambahnya samba berbohong untuk menyembunyikan rahasia omongan antara Andrian dengan dirinya
"baiklah, mau ikut sama Kakak?",ucap Yae Miko yang ingin mengajak Jiro
"kemana Kak?",Jiro merasa heran dengan ucapan Yae Miko untuk mengajak dirinya kesuatu tempat
"yaaah, lihat saja nanti Jiro. Kau dan aku akan pergi ke Liyue sampai malam, karena besok libur kan Jiro?',ucap Yae Miko sambil tersenyum menghadap Jiro yang heran dengannya
"boleh",jawab dalam satu kata
"yuk, kita jalan-jalan",ujar Yae Miko sambil mengajak Jiro kemudian, dirinya melihat ke arah Ganyu yang wajahnya senang untuk pergi ke daerahnya
Begitu mereka bersenang-senang, ruh Andrian melihat mereka yang telah pergi bahkan, dirinya merasa senang hingga member tau lewat simfoni lukisan yang dia buatkan lalu, Andrian menghilang sambil berkata,"selamat jalan, Jiro aku harap kau bisa menyerang mereka kepada organisasi itu Jiro bersama mereka dan kawan-kawan Teyvat yang kau kenal",ujarnya
Sementara itu, di kutub utara salah satu anggotanya mendapatkan berita tentang sumber daya alam yang disembunyikan di planet bumi, bahkan dirinya ingin bertemu dengan sang ketua Valkrein yang dimana sedang melihat kegiatan dalam mengumpulkan elemen-elemen alam yang akan disatukan dengan elemen alam yang berasal dari sisa-sisa negeri Khaenri'ah maka, terbentuklah koloni yang menyerupai mutan yang mistis membuat ketua Valkrein merasa senang melihatnya.
"aaah tuan, kami punya berita bagus untuk tuan",ucap salah satu anggota Valkrein yang memberi laporan kepada ketua Valkrein
"apa itu? Katakanlah",ujar sang ketua yang ingin mendengar berita tersebut
"kami mendapatkan teknologi yang bisa menghancurkan planet ini tanpa diketahui oleh orang lain",ujarnya sambil menunjukkan ke arah depan,"disana banyak panel-panel yang cocok untuk menghancurkan tempat ini sebagai serangan terakhir bagi kita yang sudah kewelahan berperang, tuan",tambahnya
"bagus, jadi kita bisa mengambil dan merampas sumber daya alam ini bahkan, dunia ini akan menjadi milik kita bersama dan kita akan menghancurkan negeri teyvat",ucap sang ketua Valkrein yang merasa senang yang telah menguasai global serta alat-alat yang digunakan oleh manusia di planet bumi berupa alat yang berasal dari daerah Alaska walaupun tempat tersebut merupakan tempat setengah salju dan setengah rumput hijau hingga Ketua Valkrein merasa senang mendengarnya sambil memerintahkan anggota tersebut untuk merebut benda yang dilihat olehnya untuk penyerangan yang sangat berbahaya ditempat tersebut.
***