下載應用程式
42% GENSHIN IMPACT : LUKISAN SAKURA / Chapter 21: 21. MISTERI PEDANG MILIK JIRO

章節 21: 21. MISTERI PEDANG MILIK JIRO

Di kastil, dimana Raiden Ei melihat mereka berdua, Jiro dan Yae Miko yang sedang mengeluarkan gaya bahkan, Jiro yang sedang mengatur posisi tubuh dan memulainya, dengan lukisan didalam kastil Inazuma hingga Raiden Ei berkata kepada Jiro,"kau sedang melukis Yae Miko, bukan Mamah?",ujarnya hingga Jiro meliriknya dengan rauk muka mendatar sambil menjawab,"iya, karena Mamah tidak ada disini bahkan, aku sendiri mencarimu Mamah, untuk melukis dan penampilannya bagus tapi, aku melukis Kak Yae Miko saja karena, aku melukisnya dengan baik",ujarnya

"baiklah, mamah disini dan tidak.....",ucapan Raiden Ei terpotong oleh Jiro sambil berkata,"tidak Mah, aku sudah memilih Kakak Yae Miko, jangan ingkar janji, kepadaku Mamah. Aku sudah kasih tau kepada Mamah beberapa kali di mana Mamah berada bahkan, aku cape mencari Mamah dimana pun berada",ujarnya

Raiden Ei terkejut mendengarnya hingga membuang amarahnya yang mendalam hingga membuang nafas kedepan bahkan, dia berkata lagi kepada Jiro,"baiklah, mamah minta maaf kepadamu, Mamah.... tidak sengaja dan lupa dengan itu, Jiro",ucap Raiden Ei melihat keseriusan Jiro yang sedang melukis Yae Miko untuk memperlihatkan kreativitasnya. Lalu, dia melihatnya dari belakang pundak Jiro bahkan, Jiro mengatakkan lagi,"jangan ganggu aku mamah",ujarnya dengan nada pelan serta menahan amarahnya yang lebih mendalam

Begitu melanjutkan untuk melukis, dengan goresan pink sebagai warna rambut untuknya, bahkan berhati-hati dalam memberi cat pink tersebut pada warna rambutnya bahkan, Jiro menggunakan kuas yang tipis untuk warna dasar dengan ukuran sempit di suatu rambutnya yang akan digariskan warna putih karena, dia melihat tampak cahaya di rambutnya mulai terlihat olehnya bahkan, Jiro pun melukiskannya lagi dengan kuas yang ukuran kecil lagi bagian garis putih di bagian lengan bajunya bahkan, Jiro melihat Yae Miko mulai gemetar sambil berkata,"Jiro.... sudah beres bikin gambar bagian garis-garisnya",ucap Yae Miko yang gemetar karena, tidak tahan untuk bergaya di depan sang pelukis hingga Jiro menjawab,"ya sudah beres, tinggal di warnaan",Jiro melihat Yae Miko membuang nafas dengan pelan dan panjang. Bahkan, Yae Miko berdiri setelah duduk di kursi tua zaman kuno berwarna hitam bergaris emas kuningan. Bahkan, meminum segelas air putih dan melihat hasil garis-gari gambar yang sudah jadi dan melihatnya dengan heran sambil berkata,"waaah, bagus sekali Jiro",ujarnya

"yaaah, tinggal dikasih warna saja Kak Yae Miko, maaf aku lupa melihat Kakak pegal dalam duduk",ujar Jiro yang tersenyum ke arahnya

Raiden Ei melihat senyuman Jiro kepada Yae Miko lalu, dia berpaling kebelakang karena dirinya malu akibat ingkar janji darinya, kemudian pergi dan duduk untuk melepaskan amarahnya kepada Jiro. Lalu, Yae Miko merasa senang melihat lukisan tersebut dengan rona yang sama bahkan, pakaian sampai rambutnya berwarna pink dengan rona warnanya yang sangat sama dengannya,"waaah bagus sekali Jiro, kau mencoba menyamakan dengan warna yang sesuai dengan perkiraanmu, Jiro",ujar Yae Miko kepada Jiro yang sedang melukis dengan rapih

"aku sudah terbiasa melukis tentang Kakak, Kak Kokomi, sampai pemandangan indah di pulau ini, yang sangat indah dan romantis",ujar Jiro

"iya Jiro, kau selalu melukiskan aku dan Kokomi di bulan kemarin maupun kemarin",ucap Yae Miko senang

"iya Kak, seorang pelukis harus mempunyai ide kreatif untuk dilukis bahkan, gayanya sampai trend yang akan dipersembahkan kepada seluruh orang-orang yang mengetahuinya Kak, bahkan para kolektor yang mencoba untuk mencarinya tentang lukisan yang sangat oriental",ujar Jiro, dengan ucapan kata-kata yang membesar serta halus dalam kejujuran dalam melukis

"kolektor? Aku tau.... dia yang ingin membeli dan dijadikan koleksi kan untuknya, Jiro",ujar Yae Miko kepada Jiro yang sedang melanjutkan melukis perut sampai kaki dengan kuas berukuran medium, dengan kehati-hatiannya yang luar biasa dengan jarak pandangan antara lukisan dengan dirinya pun di seimbangkan. dengan kepala sedikit dendek kebawah dengan menghadap kedepan bahkan, tangan kidalnya pun menggoreskan warna-warna yang akan diberikan di gambar tersebut. Lalu, melihat rona warna pink bahkan, Yae Miko melihatnya dengan teliti serta melihat biasnya cahaya matahari didalamnya mulai terlihat dan merupakan gambaran yang sulit untuk semua orang untuk melukiskan sebuah bias cahaya putih matahari yang terpancar sinarnya. Lalu, melihat lukisan Yae Miko sudah selesai, tinggal melukiskan seluruh dasar warna cokelat kuning keemasan yang mengkilap serta warna yang sesuai dengan tempatnya.

"jadi, warna itu harus sesuai Jiro?",ucap Yae Miko melihat Jiro sedang mewarnai lukisannya dengan warna yang sesuai dengan tempat dasarnya di dunia nyata

"iya Kak, dengan warna dasar",ujar Jiro,"mereka menilai warna dasarnya selain menilai hasil lukisan primernya saja",tambahnya kepada Yae Miko

"ooh, indah sekali Jiro, dengan warna yang sama dengan warna di tempat dunia nyata",ucap Yae Miko dengan murah senyum kepada Jiro dengan rauk muka serius dan tenang sambil melukiskan warna tersebut

dengan warna cokelat keemasan, lalu kuas tersebut dicelupkan kedalam air bersih untuk membersihkan noda warna yang akan di ganti namun, dia menggantikkan kuasnya dari ukuran medium ke ukuran besar untuk bagian warna yang sama dengannya. Bahkan, begitu mencelupkan warna cokelat emas lagi, karena kuas yang digunakan olehnya sangat kurang untuk di goreskan warna tersebut. kemudian, Yae Miko melihat keindahan warna dasar sekunder sudah mulai terbentuk dengan cepat karena kuas yang tebal.

Jiro melihatnya dengan hati-hati sambil membersihkan kuas tersebut kedalam celupan air kotor yang telah tercampur oleh warna lain yang melayang di air yang bersifat netral, kemudian menggantikkan kuasnya lagi dengan ukuran kecil karena, bagian-bagian sempit yang merupakan tantangan untuknya. Jiro mulai mencelup kuasnya yang berwarna hitam dan memulai untuk melukis dengan hati-hati, kemudian melihat garis hitam tipis sebagai tempat terakhir garis keluarnya untuk mewarnai dengan cat lukisan. Bahkan, cat tersebut tidak mengenai garis tersebut bahkan, melihatnya lagi dan berkata,"Hmmmm, ini.... memang bagus untuk dipajang bagi orang itu. Dia ingin sekali melukis Kak Yae Miko yang sedang duduk",ucap Jiro didalam hati

"Apakah sudah beres Jiro?",ujar Yae Miko melihat Jiro sedang mencari yang belum dikasih warna, lalu di berikan warna yang sesuai dengan tempatnya bahkan, Jiro pun memberikkan warna yang cocok

"belum, aku masih melihat putih yang masih ada. Kemungkinan, siang sudah beres dan nanti jam satu kita akan pergi kesana Kakak",jawab Jiro yang sudah direncanakan untuk memperlihatkan lukisan yang dibuat olehnya

Yae Miko tersenyum melihat hasil lukisan yang indah dengan warna yang sama di siang harinya, hingga Jiro pun menggantikkan kuasnya dengan tipis serta tidak lupa mencelupkan kuas tersebut setelah dipakai. Kemudian, dia akan memberikkan cat warna cokelat tua untuk bagian tembok jendela yang sangat sulit untuk dilukiskan dengan ukuran beberapa inci maka dari itu, Jiro menggunakan kuas dengan beberapa bulu di kuasnya ke sampingkan dan memulai mengecat dengan pelan.

Menjelang siang mulai terasa bagi semua orang Inazuma termasuk Jiro yang telah mengecat terakhirnya di bagian kuku jari kaki kanannya dengan warna yang sama dengan Yae Miko. Lalu, Yae Miko melihat hasil lukisan tersebut walaupun belum kering karena, baru sudah beres mengecat terakhirnya hingga berkata,"apa..... lukisan ini bisa kering dengan cepat, Jiro?",ujarnya dengan nada pelan

"yaaah, mungkin sepuluh sampai tiga puluh menitan Kak, Kakak aku.... sembahyang dulu ya di rumahku",ujar Jiro yang membawakan sajadah dan pergi namun, Yae Miko berkata lagi kepada Jiro mendingan di kamar aku saja, soalnya kamarmu berantakkan. Kau habis mencari cat yang sudah lama bulan kemarin, Jiro",ujarnya yang membuat Jiro terkejut dan berkata,"ya ampun, Kakak benar.... aku lupa membereskan tempat tidurku nanti Risa marah kalau melihat ini",ujarnya sambil terburu-buru untuk membereskan kamarnya dengan sendiri. Sampai pukul dua belas pas, sekitar kamar Jiro yang kotor pun sudah dibersihkan dengan rapih bahkan, melihat seluruh buku-buku pelajaran sampai buku tentang cara melukis hingga buku gambar tugas berada di bawah buku mata pelajaran miliknya hingga dia pergi ke kamar mandi untuk wudhu dan sembahyang.

Jam setengah satu, dimana Risa pulang dan langsung masuk kedalam rumah dan kedalam kamar untuk menggantikkan pakaiannya dengan rapih, serta melihat Jiro sang Kakak yang habis melaksanakan ibadah langsung pergi ke Inazuma untuk mengambil hasil lukisan yang indah baginya. Lalu, Jiro merasa senang melihat hasil karya tersebut dan berkata,"semoga lukisan ini laku untuk dijual kepada kolektor",ujarnya didalam hati.

"Jiro, yuk Kakak mau ikut juga bersamamu",ujar Yae Miko yang sudah menggantikkan pakaian rapih sambil melihat Jiro yang sedang membawakan hasil karyanya untuk dipamerkan kepada kolektor.

"boleh Kak, aku butuh disampingnya",jawab Jiro yang senang padahal, dirinya ingin mengajak Yae Miko untuk pergi ke pameran lukisan yang berada di gedung yang luas serta melihat orang-orang akan memperkenalkan dengan karyanya yang sudah dibuat olehnya kepada sang kolektor.

sementara itu, di Inazuma, Raiden Ei pergi dan meminta maaf kepada Jiro yang telah ingkar janji, lalu dia tidak melihatnya apalagi dia tidak ada dirumahnya maupun dikamarnya membuat dirinya khawatir dengan Jiro yang sudah menunggu untuk melukis tentangnya.

"Haaah, seharusnya aku tidak mau seperti ini mungkin dia marah dengan janji itu",ujarnya didalam hati dengan rauk muka datar sambil menutup mata dan pergi meninggalkan kamar Jiro

Dirinya pun merasa sedih karena, ditinggal serta orang-orang pun tidak mau menghormatinya lalu, dirinya berkata lagi ketika sampai di kastil,"Hah, aku harus bagaimana ya? Agar bisa dimaafkan kesalahanku. Dia kelihatan tidak peduli apa-apa kepadaku nanti, aku harus bagaimana dan.... apa yang aku harus lakukan agar dia percaya lagi dengannya?",ucap Raiden Ei

Dengan rasa kesal dengan tingkah laku dirinya yang sudah merusak janjinya dari Jiro, dia pergi keruang atas dan ditempat tersebut menemukan pedang samurai hitam milik seseorang namun, dia tau tentang pedang tersebut dan berkata,"pedang ini.... aku melihatnya beberapa tahun yang lalu",ujar Raiden Ei yang telah melihat pedang milik seseorang yang sudah meninggal dan menghilang secara misterius hingga muncul kembali didalam benaknya.

Raiden Ei mengingatnya lagi saat perang kegelapan di Inazuma, dimana dirinya bersama kawan-kawannya untuk membunuh musuh yang akan menguasai pulau Inazuma dengan peralatan tempur jarak dekat. dirinya melihat serangan musuh dengan pedang yang sangat panjang bahkan, mengeluarkan serangan cabitan petir ungu yang berhasil menghancurkan seluruh kota Inazuma akibat serangan tersebut membuat Raiden Ei terkejut dan berusaha untuk menggagalkannya dalam perlawanan sengit membuat musuh terkejut kedatangan sang Archon Inazuma dan bersiap melawan dengan pedang besarnya yang menyala petir ungu.

Raiden Ei pun tidak mau kalah dengannya, bahkan memutar tombaknya sambil menyalakan electro ungu yang sama dengan sang musuh, kemudian bersiap melakukan serangan ke arah dirinya dengan mengeluarkan cahaya ungu didalam kegelapan, sang musuh mampu untuk menahan serangan Archon tersebut yang membuatnya bertahan. Bahkan, Raiden Ei melihat musuh tersebut sedang melompat keudara hingga bersiap menyambit dengan pedangnya hingga dirinya pun berusaha menahan serangan electro dengan tombak miliknya, kemudian ketika pedang asahan mulai mengenai sisi samping tombak electro, Raiden Ei pun merasa terkejut melihatnya dan berusaha untuk melemparkannya ke udara hingga mengejarnya ke atas dan mengeluarkan serangan yang sangat besar ke arah musuh yang sedang memegang pedang panjangnya. Begitu menyambit dengan tombak yang akan mengeluarkan electro miliknya, sang musuh mulai mengenai serangan tersebut, kemudian sang musuh mulai bersiap untuk melompat ke udara dengan pedangnya yang merupakan pertempuran terakhir dimana, seluruh pasukan telah mengusir penjahat atau tewas di Inazuma membuatnya terkejut dan tidak bisa berbuat apa-apa selain menyerah kepada sang Archon Electro, Raiden Ei.

Raiden Ei, melihat serangan terakhirnya, dengan moncong pedang ke atas hingga mengeluarkan beberapa sambaran petir yang sangat besar, dia tidak bisa menahan serangan tersebut dan mencoba mencari celah kelemahan sang musuh. dan tak lama kemudian, petir mulai mengenai sasaran empuk kepadanya, kemudian Raiden Ei mengeluarkan pedang dan menahan serangan tersebut. Musuh melihatnya dengan rauk muka senang hingga mengeluarkan petir yang akan menyambar ke arahnya, bahkan Raiden Ei memnjangkan pedangnya ke atas untuk menusuk tubuh musuh dari bawah hingga sang musuh terkejut melihatnya serta tusukkannya telah mengenainya hingga akhirnya tewas seketika. Dia mendarat dan berpaling kebelakang, dimana sang musuh yang hebat tersebut lemah dan tewas sambil menghilang, kecuali pedangnya yang melayang di udara secara misterius, Raiden Ei terkejut dan tatapan yang tajam melihat pedang milik musuh yang melayang di udara bahkan, muncul cahaya lambang electro dengan sendirinya mulai tampak hingga pedang sang musuh masuk kedalam lubang tersebut dan hilang.

Dia terkejut dalam ingatan tersebut lalu, melihat pedang lagi sambil berkata,"kenapa pedang ini muncul lagi tetapi, tidak ada musuh yang akan menyerang pulau ini lagi",ujar Raiden Ei sambil melihat lambang electro di atas pemegang pedang Jiro, Kusanagi-den Ken. Lalu, membuka pelindung besi asahan pedang Kusanagi, terlihat bekas-bekas perlawanan musuh bagi Jiro serta dirinya telah merasakkan pedang tersebut ketika melihatnya bertarung dengan sang musuh. Lalu, Raiden Ei pun akan memegangnya dan mencoba pedang miliknya, untuk diuji ditempat lapangan terbuka, kemudian dengan menggerakkan tubuhnya yang lincah dengan berputar dengan cepat sama seperti memegang tombak hingga dirinya berputar serta mengeluarkan electro di ujung tombaknya walaupun pedang tersebut tidak mengeluarkan apa-apa. Bahkan, dia kebingungan dan mencoba untuk melakukan aksinya kembali,"Hmmm, sepertinya tenagaku habis atau... apa ya?"ucap Raiden Ei yang berusaha untuk menggerakkan pedang milik Jiro namun, beberapa saat kemudian, pedang tersebut mulai menyalakan electro miliknya membuatnya terkejut dan berkata lagi,"baik, aku akan mencobanya lagi menggerakkan pedang seperti ini",ujarnya

"walaupun Jiro tidak pulang, Aku akan memegang pedang ini pastinya pedang ini untuk bertarung jika ada musuh yang sangat kuat untuk bertarung",ujarnya hingga membayangi musuh lamanya, Yuda

begitu pedang tersebut disimpan di atas papan kayu bergaris, dirinya duduk setelah menggerakkan pedangnya dengan elemen electro lalu, dia sudah puas melihat lingkungan istananya dan mencoba untuk pergi dari tempat tersebut ketempat lain. Kemudian, ketika keluar istana, melihat Sara datang untuk menemuinya sambil berkata kepadanya,"Raiden, musuh.....",ujarnya dengan Raiden Ei menjawab,"iya, yang penting patroli kembali lagi Sara. dia pandai bersembunyi atau hal lainnya, Sara",ujarnya

"baiklah, aku akan periksa lagi bersama Ayato dan pasukannya",ujar Sara dan pergi kembali hingga Raiden Ei membuang nafas dengan pelan dan lembut sambil melanjutkan untuk pergi kesuatu tempat sendirian tanpa kawan. Bahkan, melewati orang-orang yang tidak menghormatinya serta pergi ke suatu pulau yang tidak ada penghuninya. Begitu sampai di sebuah dratam batu berwarna abu-abu, tanpa orang lain yang akan melihatnya membuatnya enteng untuk latihan ditempat yang luas serta gelap-gulita. Begitu berlatih menyambit pedang milik Jiro, petir-petir yang dikeluarkannya pun mulai muncul garis-garis petir electro serta logo elemennya mulai terlihat. Seirai merupakan tempat pulau petir yang mistis, Raiden Ei mencoba pedang tersebut dengan mendekati logo tersebut yang berpancar sinar ungu hingga dia merasakan pancaran kekuatan yang dimilikinya kedalam tubuh sampai cakra, hingga dirinya menahan rasa sakit yang mengerikan setelah mengambil kekuatan tersebut yang misterius hingga berkata,"aku merasakan..... tentang pedang ini..... seperti menyerap kedalam tubuhku bahkan, misteri sekali tentang pedang Jiro ini",ujarnya sambil melihat pedang Kusanagi milik Jiro.

Dengan percaya diri untuk menggerakkan pedangnya, Raiden Ei mulai merasakkan kekuatan tersebut yang sudah melekat dengan pedang milik Jiro, hingga menyambit dengan lambat dan muncul bayangan electronya didalam pedang besi yang sangat mengkilap putih, bahkan dirinya sudah menguasai pedang milik Jiro yang berasal dari tangan musuh dan berkata,"pedang ini, sangat kuat untuk dipegang bahkan, mengeluarkan teknik petir yang handal. Jiro menggunakan teknik itu untuk membunuhnya dengan cepat, Aku belum pernah mencobanya tentang pedang ini tapi, aku baru pertama kalinya memegang pedang milik Jiro",ucapnya

Tak lama kemudian, dia mulai merasa puas bahkan, Raiden Ei melihat pedang tersebut lagi dengan pisau pedang Kusanagi tersebut mulai mengkilap seperti cermin tampak muncul wajah di tempat tersebut. Begitu mengkilau membuat Raiden Ei serius dan senang melihatnya hingga memegangnya lagi namun, di sembunyikan di dalam alat penutup pedang. Bahkan, dia pergi lagi ke suatu tempat, setelah melaksanakan latihan sendirian ditempat tersebut.

"hah, aku sudah puas dengan memainkan pedang ini, tapi aku harus berhati-hati dan jangan sampai ditangan musuh",ujarnya didalam hati dan menyimpannya di belakang punggungnya hingga pergi lagi ke kota untuk mencari makanan sendirian tanpa seseorang untuk menemaninya. Setelah membeli makanan, dia melihat orang-orang sedang membicarakan sesuatu tentang kehadirat musuh dengan berkata,".... oh, ada dermaga yang hancur secara misterius, tapi.... oleh siapa yang berani menghancurkannya ya?",ucapnya seorang laki-laki dengan pakaian kusut abu-abu yang telah habis nelayan di laut, bahkan Raiden Ei mulai tampak curiga dengan omongan mereka berdua yang sudah pergi meninggalkan kota Inazuma lalu menghabiskan beberapa tusuk makanan dan menyimpannya di atas meja sambil pergi ke dermaga hingga melihat kapal tepat di depan mata namun, sudah diselamatkan oleh warga penduduk yang berbondong-bondong menarik kapal yang udah hancur tersebut.

Raiden Ei menelusurinya, namun ternyata kapal pengangkut hancur bukan akibat ulah musuh ternyata ulat kayu tua yang sudah menjadi lumut dan tidak terawat lagi, hingga seluruh dermaga berkata,"waah, ternyata kapal ini rusak akibat lumut rupanya, tidak terawat dengan rapih ditempat ini",ujarnya bahkan, Raiden Ei terkejut dan berkata didalam hati,"dasar, rumor tadi itu hanya bohong saja",ujarnya didalam hati sambil berpaling untuk kembali ke kastil. Setengah jalan pun melihat apartemen kecil dimana Jiro dan Risa muncul membuatnya ingin pergi kesana karena bosan ditempat tersebut, hingga pergi menelusurinya hingga melihat tempat rumah Jiro yang sederhana hingga Raiden Ei berkata,"Hmmm, apa boleh buat, aku sudah bosan ditempatku. Aku akan pergi kesana",ujarnya sambil melirik ke arah samping kiri terdapat hutan belantara yang isinya berupa terakota dan kuil kecil.

Begitu dirinya masuk kedalam hutan, dia mencoba untuk melihat kondisi kuil kuno tersebut bahkan, melihat terakota sedang berjaga ketat hingga tegap kepada Raiden Ei sambil berkata,"sopan juga rupanya",ujarnya didalam hati sambil masuk kedalam kuil tersebut. Didalam kuil tidak ada yang berubah sama sekali, hanya tempat yang luas bahkan, bertangga kelantai atas, kemudian dia mencoba keatas hingga melihat pemandangan dari atas dan beberapa menit, pergi kebawah lagi dan tiba-tiba ada suara adu pedang diluar kuil kecil yang membuat Raiden Ei terkejut bahkan, mencoba untuk bertarung yang ternyata terakota tewas dengan berubah menjadi kelereng abu-abu. Lalu, dirinya melihat Yuda yang telah berhasil membunuhnya sambil berkata dengan terkejut melihatnya,"oh hei! sudah lama kita bertarung hah?",ujarnya

"kau lagi",ujar Raiden Ei sambil kesal melihatnya bahkan, mengeluarkan pedang milik Jiro membuat Yuda terkejut melihatnya sambil berkata,"oh, kau dengan pedang milik puteramu rupanya, dan kau tidak bisa menggunakan pedang itu kan, archon electro?",ujar Yuda dengan nada sombong kepada Raiden Ei.

"diam kamu! Kau tidak akan aku maafkan karena, kau telah menghancurkan daerahku karena ulahmu",jawab Raiden Ei dengan lantang sambil mengeluarkan elemen electro di sekujur pedang milik Jiro yang akan mengalir kemana-mana. Bahkan, Yuda berkata lagi,"oh, kau ingin menyerangku rupanya, archon. Baiklah, walaupun daerahmu sulit untuk di tembus tapi aku siap bertarung denganmu",ujar Yuda sambil mengeluarkan satu pedang yang sedang menyalakan api di ujungnya bahkan berkata lagi,"ayo, kau berani melawanku, Archon Inazuma? Aku akan membunuhmu sama seperti boneka-boneka payah milikmu",tambahnya sambil melihat Raiden Ei dengan tatapannya kesal mendengarnya hingga berlari ke arahnya dan bersiap untuk menyerangnya dengan pedang milik Jiro walaupun, tidak memegang tombak miliknya lalu, begitu Yuda mulai menyerangnya dengan cara melompat ke atas dan menghantamnya ke arah Raiden Ei. Lalu, dia mampu menahan serangan yang dilakukan oleh Yuda yang berusaha untuk membunuhnya dari atas, bahkan Yuda mendorongnya dengan keras walaupun kekuatan yang ada didalam tubuhnya mulai terkumpul untuk membalas dendam kekalahannya hingga Raiden Ei pun bersiaga dalam menghadapi serangan tersebut. Yuda mulai menyerang dengan keras setelah menarik mundur kebelakang karena, gagal untuk dibunuh dengan pedang, bahkan bersiap-siap dalam penyerangan dari Raiden Ei yang mengeluarkan petir yang menyala dan mematikan sambil berkata,"kau tau..... pedang ini, Yuda?",ucapnya namun, Yuda terdiam namun beberapa menit kemudian dia berkata,"iya! Aku akan merebut pedangmu dari tanganmu",jawabnya sambil bersiap berlari hingga kedua tangannya memegang pedang dengan erat sambil mengeluarkan bayangan sambit api hitam ke arah Raiden Ei namun, berhasil digagalkan karena menghindar.

Yuda terkejut sambil melihat pergerakkan Raiden Ei bergerak cepat bahkan, berusaha untuk menghindar walaupun dia berusaha untuk memegang pedangnya karena, berat serta tidak terbiasakan untuk bertarung dengan pedang miliknya dan tiba-tiba saja Yuda muncul seketika tepat didepan mata yang membuatnya terkejut dan berhenti melarikan diri dari luar kuil hingga berkata,"Hmmm, kau sudah lemah ya Archon, sekarang kau tidak bisa kemana-mana",ucap Yuda sambil mengeluarkan pelindung dari penangkapan musuh termasuk Raiden Ei yang kecapean untuk kabur darinya dan berkata,"walaupun aku tidak bisa menggunakan pedang miliknya, tapi aku bisa menghancurkan perisai pelindung sampah ini",ujarnya hingga bersiap menghancurkan pelindung milik Yuda yang membuatnya kaget serta melihat pelindungnya hancur berkeping-keping serta keluarlah serangan petir yang akan menyambar ke arah Yuda yang membuatnya terkejut sambil menghindar dan menghajarnya ke arah Raiden Ei lewat atas.

Raiden Ei melihatnya sambil menahan serangannya, Yuda berkata,"aku tidak akan menyerah, Archon! Aku akan membunuhmu sekarang!!!",ucapan tersebut mulai dilontarkan ke arahnya bahkan, Raiden Ei pun terdiam hanya terkejut mendengar ucapannya saja dan siap siaga dengan pedang Jiro. Yuda pun mulai menyerang lagi dengan serangan balas dendam dengan mengeluarkan serangan api hitam ke arahnya namun, serangan Electro lainnya muncul secara tiba-tiba, dengan anak panah pun mengenai pedang api hitam yang menyala hingga menjadi redup membuatnya kaget dan mendarat dengan sempurna sambil berkata,"sial! Anak panah ini.... datang dari mana?!",ujarnya hingga Raiden Ei terkejut mendengarnya bahkan, satu anak panah electro muncul seketika dari arah belakang musuh. Yuda mendengar suara hening yang mengerikkan dari belakang sambil menghindar hingga melihat kebelakang, tidak melihat siapa-siapa dan berpaling melihat Raiden Ei yang terdiam dan berkata,"Hah, bingung.... siapa yang memanahmu di dalam pertarungan ini, Yuda?",ucapnya

"hey! Keluarlah! Siapa kau!",ucapan Yuda terpotong akibat satu anak panah muncul dari samping dan dirinya melihat satu anak panah tersebut melayang hingga siap mengenai punggung belakang. Yuda berusaha menghindar sambil menatap kebelakang hingga berkata lagi,"hey kau dimana? Aku tau, kau sembunyi dan.....",ucapnya yang terpotong oleh Raiden Ei sambil berkata,"menyerahlah Yuda! Ini sudah berkahir, kalau tidak.... aku siap untuk memenggal kepalamu, Yuda",ujarnya sambil berlari kedepan untuk membalasnya lagi. Yuda terkejut dan mundur kebelakang hingga melihat sambitan pedangnya yang mengeluarkan petir ungu yang membuatnya gugup karenanya, lalu berusaha untuk mundur.

Raiden Ei melihat dia pergi dan menghilang begitu saja, bahkan Sara muncul seketika sambil berkata kepada Raiden Ei,"dia sudah pergi, Raiden",ujarnya

"iya, dia sudah pergi karena, dia kehabisan kekuatannya, Sara",jawab Raiden kepada Sara yang telah membantu Raiden Ei

Sara melirik kebelakang, sebuah kuil tua yang misterius dan berkata,"kuil ini.... milik siapa?",ujarnya

"milik seseorang yang berasal dari daerah kita",jawab Raiden Ei kepada Sara yang membuatnya kaget dan berkata,"daerah..... kita? siapa?",ujar Sara melihat Raiden Ei pergi kedalam kuil hingga Sara mengetahuinya

"tempat ini sudah tua, bahkan beratus tahun atau puluhan tahun Raiden Ei, apakah kita akan menjaganya?",ucap Sara kepada Raiden Ei

"tidak usah, tempat ini sudah ditempatkan oleh terkota",jawab Raiden kepada Sara

"terakota? Maksudmu..... koloni.... boneka..... berbentuk lingkaran abu-abu ini",ujarnya dan memperlihatkan sebuah bola kecil abu-abu yang akan mengubahnya menjadi tentara,"yang akan membentuk tentara penjaga kuil kecil ini, Raiden Ei"

"iya, Sara, bola kecil ini akan berubah wujud menjadi boneka tentara, dan menjaga kuil ini sebagai tempat kuil agung",jawab Raiden Ei kepada Sara yang mencoba untuk naik kelantai atas

Sara melihat seluruh ruangan yang ada bahkan, melihat pintu yang digeser pun sulit untuk di pindahkan ke samping yang membuatnya kecapean karenanya dan berkata kepada Raiden Ei yang berada disampingnya,"pintu ini sudah rusak dan tidak terawat, Raiden Ei. Apakah kita akan membangunkannya?"

"tidak usah",jawab Raiden Ei hingga Sara kaget mendengar jawaban darinya,"apa?! Tidak usah? Kenapa?",ujarnya lagi

"karena..... yaaah...",,ucap dirinya namun, bingung untuk memberi alasan kepada Sara namun, Sara melihat kuil tersebut sambil masuk kedalam dan melihat kondisi kuil tua yang sudah hancur atau tidak terawat oleh orang lain,"Hmmm, kuil ini harus dibangun, Raiden Ei, agar orang-orang datang dan berkunjung kesini walaupun mayoritas penduduk kedua anak itu.... bukanlah dewa ini",ujarnya

"sudahlah, tapi.... boleh juga Sara, kau boleh untuk memperbaharui kuil ini, yang sudah hancur tapi, satu syarat jangan menebang pohon di hutan ini, Sara. itu saja",ujar Raiden Ei yang melihat pohon-pohon yang menjulang tinggi dan penuh misteri baginya karena, nada-nadanya dengan berbisik angin di dalam hutan tersebut. Lalu, Sara pergi bersama Raiden Ei untuk segera memberi tau para pembangunan di Inazuma untuk segera membangun Kuil yang ada didalam hutan terlarang, bahkan Raiden Ei pun melihat orang-orang sedang berkumpul untuk membangunkan kuil kembali yang indah di dalam hutan terlarang walaupun masyarakat Sumedang tidak melihat mereka.

"hah, jika ketahuan oleh orang lain, mereka akan kaget ada orang asing yang datang kesini, Sara",ujar Raiden Ei yang khawatir dengan melihat orang-orang sedang membuat desain kuil yang semirip dengan kuil yang lama. bahkan, Sara yang akan memimpin untuk membuat kuil tersebut selain memimpin tentara Inazuma, lalu para pekerja semangat hingga menggoyangkan gergaji dari samping kiri ke samping kanan dan melihat orang-orang sedang membongkar seluruh kuil-kuil tersebut kecuali aksesoris yang ada di dalamnya yang masih utuh dan mengeluarkannya hingga Raiden Ei dan Sara terkejut melihat lukisan sampai tanaman yang masih utuh dan tua kelihatan utuh hingga Sara berkata,"kuil yang malang, kenapa orang lain tidak mau mebereskan kuil ini?",ujarnya

"mungkin mereka tidak tau, kalau ada kuil yang misteri di tempat ini Sara, terutama Kuil yang misterius",jawab Raiden Ei sambil pergi keluar dari kuil hingga melihat kondisi diluar kuil yang penuh misteri didalam benaknya. Lalu, tak lama kemudian dia menemukan sebuah gua misterius bahkan, ketika masuk kedalam terdapat tengkorak yang misteri bahkan, menemukan sebuah pakaian-pakian yang sama dengan pakaian yang digunakan terakota, sang penjaga Kuil yang misterius.

"tempat ini.... mayat-mayat ini adalah..... penjaga kuil yang tadi. Sebenarnya apa yang terjadi ditempat ini?",ujarnya didalam hati lalu, dia mendengar suara memanggil namanya, bahkan Raiden Ei bertemu dengan Sara bersama para pekerjanya. Sara terkejut melihat dan menemukan gua yang isinya tumpukkan pakaian terakota serta senjata yang numpuk digunakan masih ada didalamnya dan berkata,"ya ampun! tempat ini..... seperti....",ujar Sara tidak bisa mengeluarkan apa-apa

"iya, mereka adalah pasukan terakota penjaga kuil yang ada di hutan belantara dan juga, seluruh senjata ini..... milik pasukan terakota dan dari Inazuma rupanya",ujarnya saat melihat lambang Inazuma tepat di tongkat tombaknya beserta di pemegang pedangnya maupun pemanah.

Namun, Sara masuk kedalam ruangan yang gelap, tiba-tiba dia kaget hingga menemukan sebuah gulungan kertas berwarna putih hingga mengambilnya dan memperlihatkan kepada Raiden Ei yang berada di kuil dimana, para pekerja sedang membuat atap bagian atasmya. Bahkan, dia melihat Sara berlari menuju ke arahnya sambil berkata,"Raiden Ei! Aku menemukan sesuatu didalam gua tadi",ucapnya

"Apa?! Kertas gulungan itu...",ucapan Raiden Ei kaget melihatnya dan mengambilnya sambil membacanya didalam hati yang sangat cepat. Lalu, kaget tentang isi didalam gulungan kertas tersebut merupakan penyerangan musuh yang misterius, pasukan bayangan hitam yang telah berhasil ke planet bumi untuk mencari, sumber daya alam namun, mereka dihadang oleh terkota yang sedang menjaga kuil maupun suatu desa yang indah didekat rumah Jiro. Bahkan, di garis baru, tentang pedang milik Jiro pun diceritakan bahwa, pedang tersebut merupakan pedang keramat yang mistis bahkan, berasal dari Inazuma hingga membuat Raiden Ei terkejut dan berkata,"padahal, pedang ini berasal dari tangan musuh, bukan dari Inazuma. lalu, siapa yang menulis tentang hal ini?",ucap Raiden Ei hingga Sara kebingungan melihat isi gulungan kertas namun, dia memegang satu gulungan lagi hingga Raiden Ei melihatnya dan membuka isinya yang merupakan gambar pedang yang sangat mirip dengan pedang yang dipegang olehnya untuk bertarung melawan Yuda. Bahkan, Raiden Ei berkata setelah membaca isi gulungan kertas tersebut,"ternyata..... pedang ini mampu membunuh Yuda bahkan, musuh lainnya yang merupakan organisasi yang sama dengannya Sara, serta mempunyai elemen yang bersifat bayangan hitam sehingga, mereka mampu mengambil dan mencuri sumber daya alam, tapi bagaimana dia bisa masuk ke tempat ini,",ucapnya

"menurut catatan di garis barunya, Raiden Ei. bahwa mereka menggunakan alat teleportasi, dari Khaen'riah bahkan, mereka akan menguasai tempat ini dan sekitarnya tulis dari Sasayuri. Tunggu? Apa? Dari dia?",ujar Sara yang terkejut melihat isi gulungan kertas yang ada ditangannya bahkan, Raiden Ei berfikir kembali mengingat kawan-kawan mereka yang tewas di masa lalu,"ternyata..... dia yang melakukan hal itu untuk bertempur melawan pasukan bayangan hitam yang telah berhasil melarikan diri dari serangan pasukan Inazuma bahkan, mampu membunuh para terakota yang tewas didalam gua akibat serangan tersebut.

"walaupun.... dia tau tentang mereka kenapa..... dia ada disini? Dengan menggunakan apa?",ujar Raiden Ei didalam hati yang terkejut mendengar isi gulungan kertas ditangan Sara

"mungkin..... dia mengikuti pergerakkan musuh, Raiden Ei. bahkan, bisa juga dia menyerang dengan pasukan terakota yang ada ditempat yang tadi",ujar Sara sambil melihat Raiden Ei kebingungan dan mengingat tentang isi kotak tersebut bahkan, dia menjadikannya sebagai kuil maupun benteng kecil didalam hutan tersebut, lalu kembali ke kuil lagi dimana seluruh pekerja telah memnyimpan beberapa genteng untuk kuil di bagian tengahnya dengan beberapa menit kemudian, kuil tersebut telah usai di bangun dengan rapih serta bersih melihat pemandangan indah dari luar.

"Kuil yang bagus Mamah",ucap seorang Jiro dibelakang Raiden Ei hingga dia melihatnya sambil berkata,"Jiro, kau habis dari mana?",ujarnya

"Aku sama Kak Yae Miko pergi ke pameran lukisan dan aku jjuara ke tiga, Mamah",jawab Jiro yang senang melihat Raiden Ei yang membuatnya terkejut melihat rauk mukanya sambil membalasnya dengan rauk muka yang sama sambil menatapnya,"Hah, Jiro",ujarnya dengan lembut kepada Jiro

"Ada Mah?",ujar Jiro yang kebingungan melihat Raiden Ei senang dan menatapnya dengan lembut hingga berkata,"maafkan aku, Jiro. Selama ini..... kau boleh memanggilku Mamah kepadaku",ucapnya

Jiro terkejut dan berkata,"Oh, tidak apa-apa Mah. Aku tau kalau Mamah marah dan tidak ada di sana, Mamah sedang sibuk bukan?",ucapnya kepada Raiden Ei

"itu..... Mamah tidak sengaja tidak melihatmu saat kau datang mencariku setiap hari",ujar Raiden Ei mengakui kesalahan yang diperbuat,"lalu, Mamah sedih kehilanganmu, Jiro",ujarnya kepada Jiro

"tidak apa-apa, aku menghormati Mamah dan aku menyayangi Mamah, karena, kau mirip sekali dengan Mamah"ujar Jiro yang senang melihat wajahnya yang membayangi seorang Ibunda Jiro yang meninggal dunia namun, Raiden Ei memeluknya hingga menyayanginya. Lalu, melepaskan pelukkannya walaupun tatapannya belum puas hingga Raiden Ei tersenyum sambil memberi pedang miliknya yang membuat Jiro terkejut sambil berkata,"ya ampun, pedangku ada ditangan Mamah"

"iya Jiro, pakailah pedang ini, Mamah tau.... pedang itu dulunya ditangan musuh beberapa tahun yang lalu, Jiro",ujar Raide Ei kepada Jiro yang telah mengetahui pedang miliknya,"dulu.... pedang itu awalnya ditemukan didalam gua itu kan Jiro?",tambahnya

"Mamah tau tentang gua yang ada didalam hutan itu?",ujarnya

"iya, Mamah menemukan gua yang ada disana Jiro, mamah tau ditempat itu merupakan tempat para terakota yang jatuh akibat perang melawan dia",ujar Raiden Ei dengan nada pelan kepada Jiro yang membuatnya kebingungan

"maksud Mamah..... melawan Yuda?",ujar Jiro nanya tentang musuh tersebut

"kemungkinan iya Jiro, mereka telah berhasil melarikan diri dari medan tempur Teyvat. Mamah, semakin khawatir tujuannya mereka untuk apa datang kesini?",ujar Raiden Ei kepada Jiro

Jiro mulai berubah sikapnya dengan serius sambil berkata,"mereka akan mengambil sumber daya alam, Mamah. untuk membalas kekalahan dari masa lalu mereka, aku tau rencana dari Yuda, bahkan aku pernah bertarung dengannya di suatu tempat",jawab Jiro kepada Raiden Ei

"jadi..... kamu bertarung bersama dia di kota?",ujar Sara yang terkejut mendengar Jiro yang pernah bertarung melawan Yuda

"iya, Yuda adalah manusia bayangan hitam bahkan..... dia elemen api hitam yang misterius",ujar Jiro yang telah mengetahuinya tentang Yuda

"kau benar Jiro, dia bersama kelompok lainnya yang ingin mnguasai tempatmu tanpa terlihat oleh orang lain, maka dari itu..... Mamah semakin khawatir dengan tempat ini, Jiro",ucap Raiden Ei yang telah merasakannya ditempat kelahiran Jiro dan Risa

"aaah, sebaiknya kita masuk semuanya, kuil disini sudah selesai dibangun, Sara dan Raiden Ei",ucap Yae Miko yang telah melihat kuil tersebut sudah dibangun dengan baik hingga seluruh pekerja pulang ke negerinya. Lalu, Jiro melihatnya dan pergi bersama Sara dan Raiden Ei setelah melihat seluruh ruangan disekeliling kuil yang indah namun, tidak lupa memberikan terakota untuk menjaga kuil tersebut sebagai peninggalan dari Inazuma. Mereka pulang dan menceritakan semua tentang pedang yang dimiliki Jiro di dalam rumah saat menjelang sore tiba.

***


Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C21
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄