Yugala menemukan pekerjaan sebagai pembawa barang untuk sebuah party, gajinya memang tidak tinggi hanya 500 ribu sampai party selesai. Yugala yang juga penasaran mendaftarkan diri sebagai hunter healer.
Dia mengikuti party dari guild scorpion, salah satu dari 5 guild terbesar di Indonesia. Pusat mereka ada di Surabaya, party hunter pemula ini di jaga dengan hunter senior yang sudah memasuki level 15.
Sesampainya di depan menara, Yugala melihat ada sekitar 15 orang dengan memakai pin gambar kalajengking. Yugala mendekati sosok pria yang memiliki pedang bagus di pinggangnya.
"Maaf pak, saya yang mendaftarkan diri sebagai pembawa barang"
"Oh.. kamu yang namanya Yugala?"
"Benar… itu saya, ini ktp dan kartu ijin hunter milik saya"
"Kebetulan kamu hunter healer, tapi ijin mu rendahnya… tenang saja kamu pasti bisa keluar dari menara. Apa kamu bisa gunakan skill mu untuk tim ini?"
"Bisa… tapi hanya sampai luka ringan"
"Tidak apa-apa.. nanti bayar lebih"
"Hahaha… terima kasih"
"Kamu… kumpul saja, ada 3 orang pembawa barang juga… jadi kamu ada temannya"
Yugala balas hanya dengan menganggukkan kepala, lalu berkenalan dengan pembawa barang yang lain. Setelahnya, Yugala masuk dengan membawa setumpuk senjata 10 hunter karena tinggi Yugala yang hanya 150 cm. Yugala menjadi lebih pendek di bandingkan hunter yang lain, membuatnya di pandang sebelah mata.
"Yugala… apa kamu keberatan? Bapak bawa saja" ujar Pak Darji, orang tua yang berumur 45 tahun.
Pak Darji merupakan hunter dengan job swordman, meski dirinya sudah level 10 karena cidera di kaki kanannya. Pak Darji tidak bisa bergerak dengan gesit, apalagi menghindari serangan.
"Sudah… tidak apa-apa pak… meskipun badan saya kurus begini, sayajuga hunter"
"Iya… bapak tahu… tapi kalau keberatan, minta bantuan bapak… bapaksudah bekerja di bidang ini selama 15 tahun.
Yugala masuk ke dalam menara, mengikuti party dari guild scorpion ke lantai 10 menara. Pertama kali yang Yugala lihat, pemandangan hutan saat malam. Party dengan jumlah 17 orang ini, terus masuk ke dalam hutan sampai mereka berhenti di bagian hutan yang pohon sekitarnya sudah kering.
Di bawah pohon yang sangat besar, tinggi pohon sekitar 45 meter, dengan dahan ranting pohon sampai bisa menutupi puluhan kuburan. Yugala sampai bisa membayangkan gambaran seram kalau pohon tua itu menjadi rimbun, tubuh subur dan daunnya lebat.
10 hunter pemula maju ke kuburan, hunter dengan job Priest di antara para hunter menembakkan energi terang ke langit. Menerangi jalan mereka sekilas untuk bisa lebih dekat dengan pohon tua itu.
Setelah sinar energi menghilang, zombie merangkak keluar perlahan. Melihat ke arah hunter, lalu dengan cepat berlari berusaha menggigit hunter. Hunter priest menembakkan energi di dengan atribut cahaya ke tengah sekawanan zombie.
Semua zombie yang terkena sinar dari energi priest terdiam, tidak bergerak. Para hunter langsung berlari menghabisi zombie. Di mata hunter lain pasti akan terperangah melihat aksi hunter level 10 ini, tapi berbeda dengan Yugala.
Di mata Yugala tindakan para hunter ini tidak membuatnya puas, justru membuatnya bosan. Menurut Yugala tebasan mereka kurang kuat dan tenaga, serangan mereka juga tidak efisien. Tapi apa daya Yugala hunter yang masih level 1, di dalam pikiran Yugala. Yugala terus mengoreksi gerakan dan serangan para hunter.
Para pembawa barang yang berada di belakang, hunter senior level 15 yang di utus guild. Ketika sinar meredup, para zombie bergerak lagi dan semakin banyak yang keluar dari kuburan.
"Priest!!"
"Gue butuh 7 detik lagi!!" teriak Priest di posisi belakang.
3 hunter dengan job tank segera maju melindungi party, 2 hunter job swordman dan 3 assasin menyerang dengan hati-hati dan yang terluka parah bersembunyi di belakang tank. 1 hunter Tank bertugas membawa yang terluka pindah ke posisi belakang, lalu merawat yang terluka dengan memerikan potion.
Sayang sekali 7 detik yang sebentar, menjadi sangat lama karena para zombie yang bertambah semakin banyak menyerang. Setelah pohon tua yang berada di tengah kuburan itu, tiba-tiba mengeluarkan suara teriak perempuan yang melengking.
Tiba-tiba energi yang sudah di kumpulkan priest di tangannya, pecah. Para hunter pemula menjadi panik, serangan mereka semakin tidak karuan.
Semakin banyak hunter yang terluka, semakin sedikit juga persedian potion yang mereka miliki. Yugala mulai turun tangan, dengan menyembuhkan luka ringan yang di alami hunter satu per satu.
Hunter senior mulai turun tangan dengan maju ikut dalam perburuan ini, dalam sekali tebasannya bisa menumbangkan 1 zombie sekaligus. Ketika pertahan mereka sudah runtuh, para zombie bersamaan berlari berusaha menyerang priest.
Priest juga berusaha berkali-kali energinya mulai berkumpul, selalu di pecahkan setelah terdengar teriakan dari pohon tua. Ketika Yugala menyembuhkan luka hunter senior, Yugala harus menyembuhkan dengan jarak lebih dekat demi bisa menyembunyikan skillnya.
Ketika penyembuhan hampir selesai, dari arah samping kanan Yugala di serang. Badannya reflek menunduk, skill weak point otomatis aktif. Yugala melihat titik merah di leher depan, Yugaladengan cepat menggenggam belati yang ada di pahanya.
Menusuk tepat di titik merah lalu merubah arah pegangan belati, menebas kepala zombie. Satu tangannya masih mengeluarkan energi hijau, menyembuhkan hunter senior yang terluka.
Hunter senior yang melihat aksi Yugala sambil terus melawan zombie, terkejut melihat kemampuan Yugala yang tidak seperti hunter pemula. Di mata hunter senior, Yugala seperti harimau yang sedang menyembunyikan taringnya.
"Cepat.. kita lari ke pintu masuk!!" teriak hunter senior itu.
Para hunter yang terluka, langsung di gendong pembawa barang yang lain di punggung. Yugala ada di bagian terakhir, berlari bersama dengan hunter senior yang terus menghajar para zombie.
Yugala juga sesekali memabantu hunter senior itu, ketika badan hunter senior hampir tenggelam di kerumunan zombie yang menarik dan mencoba menggigit badan senior.
Yugala menarik pedang yang ada di barang bawaannya, menebas kaki dan tangan zombie agar tidak bisa menerkam badan hunter senior. Yugala juga harus menyembunyikan skill weak point miliknya.
Yugala tidak bisa membunuh zombie seperti itu, dia juga masih berada di level 1. Sesampainya di pintu Yugala masuk, Yugala menarik leher senior ke pintu.
"Lantai dasar!" teriak Yugala.
Tangan Yugala masih di leher hunter senior saat mereka berdua sudah berada di lantai dasar.Hunter senior jatuh dalam keadaan terduduk, sedangkan Yugala duduk dengan bertumpu lututnya
"Terima kaih Yugala… nama gue Denis, kalau di jalan sapa aja gue"
"Ah… iya sama-sama Denis"
"Kalau begitu gue harus lapor ke guild dulu, sampai jumpa" ujar Denis sambil berdiri lalu mengeluarkan hanphonenya berjalan ke luar menara.
"Iya Denis…" balas Yugala singkat.
Sesampainya di rumah, badan Yugala menjadi semakin sakit karena lari maraton tadi. di tambah dia harus mengeluarkan tenaga ektra dan pikirannya untuk menyembunyikan skillnya tadi.
Bersambung…
ygy~~~