下載應用程式
100% RAHASIA KELAM SANG BINTANG / Chapter 22: LAYAR KUNCI PONSEL ADAM

章節 22: LAYAR KUNCI PONSEL ADAM

"Om Lav bisa atur pertemuan kami," kata Jovanka kemudian.

"Kamu serius, Jova?" tanya Lavender heran. Jovanka menganggukkan kepalanya dengan yakin.

"Bagaimana dengan Tuan Muda?" tanya Lavender bingung.

Jovanka menghela nafas panjang. Netranya menatap Lavender dengan dingin.

"Itu bisa diatur. Om Lav tidak usah khawatir," jawab Jovanka serius. Lavender menatapnya sesaat kemudian menganggukkan kepalanya.

"Aku hanya mengingatkan, Jova," kata Lavender sambil menatap gadis cantik itu tajam.

"Galang tidak akan sungkan menggunakan kekerasan jika dia marah," lanjutnya. Jovanka terdiam sambil terus berpikir keras. Dia membuka kalender dan mulai menghitung hari. Lavender diam saja melihat apa yang dilakukan oleh Jovanka. Otak cerdas Jovita pun bekerja cepat.

Tak lama kemudian Jovanka mendongakkan kepalanya. Senyum tipis terlukis di bibirnya. Kedua tangannya saling menggenggam dan sikunya diletakkan di atas meja.

"Aku sudah mempunyai rencana. Om Lav tidak perlu khawatir," ucapnya dengan tegas.

"Bagaimana rencanamu?" tanya Lavender penasaran. Jovanka tersenyum misterius dan mengambil gelasnya. Dia menikmati greentea floatnya dengan penuh rasa.

"Aku akan menemani Galang terlebih dahulu. Kami sudah mempunyai kesepakatan. Jadi aku akan membuatnya diam terlebih dahulu," jawab Jovanka.

"Kemudian Om Lav bisa mengatur pertemuan kami. Ingat, hanya pertemuan dulu saja. Aku nggak mau langsung menerima ajakannya. Buat aku begitu tinggi untuk diraih," lanjutnya. Lavender mengangguk tanda mulai memahami apa yang direncanakan gadis di depannya itu.

"Dia juga harus berusaha mendapatkanku, Om. Aku bukan sukarelawan," ujarnya datar. Lavender tertawa mendengarnya.

"Tentu saja, My Dear. Don't worry. Om sudah paham dengan rencanamu, Jova," ucap Lavender lirih. Dia meraih cangkir kopinya dan menghabiskan sisa kopi yang ada di sana.

Lavender melambaikan tangannya kepada Adam. Segera saja lelaki itu berjalan menghampirinya.

"Ya, Om Lav. Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya formal sambil melirik ke arah Jovanka.

"Aku ingin makan di sini. Tolong buatkan nasi goreng babat," pinta Lavender.

"Siap. Baik, Om," jawab Adam. Netranya mengarah ke Jovanka.

"Kamu mau pesan apa?" tanya Adam sopan. Jovanka membuka buku menu. Dia bolak balik buku itu tanpa membacanya. Tentu saja gadis itu sudah hapal menu yang ada di buku itu. Dia hanya tak ingin menatap mata teduh milik lelaki bernama Adam itu. Mata yang bisa membuatnya terdiam dan mendadak berubah menjadi sosok Jovita.

"Tidak. Aku tidak boleh lemah dengan lelaki ini," gumam Jovanka dalam hati. Dia pun segera membuka sebuah halaman di buku menu.

"Buatkan aku steak ini. Tambahin pedasnya," pinta Jovanka masih tanpa menatap wajah tampan Adam.

"Baik. Silakan ditunggu," jawab Adam sambil tersenyum.

"Saya buatkan dulu pesanannya ya, Om," kata Adam. Jovanka hanya diam tanpa menolehkan pandangannya. Lavender tersenyum melihatnya.

"Dam," panggilnya. Lelaki itupun berhenti dan membalikkan badannya.

"Iya, Om Lav," jawabnya. Lavender memberi tanda dengan tangannya untuk mendekat. Adam berjalan menghampiri meja Lavender.

"Serahkan pesanan itu kepada anak buahmu. Duduklah ngobrol di sini," kata Lavender sambil tersenyum.

"Apakah tidak mengganggu pembicaraan Om Lav dengan Jovanka?" tanya Adam sambil memandang Jovanka yang masih saja asyik dengan ponselnya.

"No. Tidak, Dam. Kami sudah selesai berbicara. Sekarang tinggal menunggu makanan yang kami pesan saja," jawab Lavender sambil tertawa. Adam mengangguk dan memanggil salah seorang pelayan yang berdiri di depan sana.

Dia menyerahkan notes yang berisi pesanan Lavender dan Jovanka kepada pelayan itu sambil mengingatkan untuk langsung membuatnya.

"Nah, gitu dong. Masak Bos harus turun tangan langsung," kata Lavender yang disambut tawa simpatik Adam.

"Saya juga pelayan di sini, Om. Jadi saya juga mempunyai kewajiban melayani tamu," elaknya.

"Aku tahu, Dam. Kamu memang seorang atasan yang tak sungkan untuk ikut turun langsung ke pekerjaan anak buah kamu," puji Lavender.

"Terima kasih, Om," ucap Adam. Sesekali dia menatap Jovanka yang sepertinya enggan menatapnya itu.

"Halo Jova, gimana dengan syuting kamu?" tanya Adam ramah. Jovanka mendongakkan wajahnya. Dia menatap Adam dengan dingin. Begitu dingin hingga membuat Adam seakan merasa bersalah telah bertanya.

"Kamu tahu kalau aku sedang syuting?" tanya Jovanka heran. Adam menatapnya bingung.

"Tentu saja. Bukankah waktu itu kamu membawa naskahnya kemari?" Adam ganti bertanya dengan bingung. Mereka terdiam sesaat. Jovanka berusaha mengingat-ingat hal yang dikatakan Adam barusan.

"Ah benar. Saat itu aku sedang mempelajari skrip film," gumam Jovanka lirih. Dia pun menatap Adam sekilas sambil menganggukkan kepalanya.

"Sorry aku baru mengingatnya," ujar gadis itu sambil menyruput greenteanya.

"It's okay. Nggak apa-apa, Jova. Kamu memang super sibuk, jadi mungkin saja kamu lupa," sahut Adam.

Selanjutnya tampak Adam berbincang dengan Lavender. Perbincangan yang seru karena Lavender bisa memberikan wejangan dan petuah yang mungkin diperlukan oleh Adam agar bisnisnya lebih laku.

"Susah sekarang kalau mau dapat pegawai yang benar-benar bersih." kata Adam sesaat. Netranya menatap Lavender dengan serius.

"Benarkah?" tanya Lavender dengan serius. Dengan berbincang santai dengan Adam sebenarnya Lavender ingin mengecek kondisi anak buahnya secara langsung.

"Kalau menurutku sih, buat apa karyawan yang tidak becus dan mengulang kesalahan yang sama itu harus dipertahankan lagi, Dam," ujar Lavender yang ikut gemas mendengarnya. Adam jadi tertawa melihat ekspresi Lavender. Tanpa disadari mereka berdua larut dalam canda dan tawa sehingga melupakan keberadaan Jovanka.

"Ehem!" dehem Jovanka yang merasa dicuekin saja dari tadi. Adam dan Lavender serentak memalingkan wajahnya ke arah Jovanka.

"Ada apa, Jova?" tanya Lavender dengan senyum simpul dan tatapan penuh keheranan kepada Jovanka.

"Kapan makanannya datang?" Jovanka ganti bertanya sebelum menjawab pertanyaan Lavender. Lelaki kemayu itu segera menolehkan wajahnya ke arah Adam, seolah memang hanya Adam yang bisa menjawabnya.

"E-eh, iya. Tunggu sebentar," sahut Adam sambil mengeluarkan ponselnya. Ponsel keluaran terbaru yang harganya seharga sebuah sepeda motor itu. Jovanka melirik sekilas gambar layar kunci yang terpampang di layar lebar ponsel milik Adam itu.

Netranya membelalak indah dan degub jantungnya seakan berdetak kencang dan tak beraturan. Ada foto Jovita di sana. Ya, foto Jovita lah yang digunakan Adam sebagai layar kunci ponselnya. Gadis itu menatap Adam yang sedang berbicara dengan anak buahnya.

"Makanan sudah hampir ready. Tunggu sebentar lagi, Om," ujar Adam setelah mengakhiri panggilan itu.

"Oke. Jangan terlalu baper, Dam. Aku juga sudah merasa sangat lapar," kata Lavender yang setuju dengan pertanyaan dari Jovanka itu. Adam tersenyum mendengarnya.

"Tidak, Om. Justru saya yang berterima kasih karena Jovanka sudah mengingatkan," elak Adam dengan bijak.

"Kamu ini, Dam," gumam Lavender dengan senang.

"Nah, itu dia," kata Adam sambil melambaikan tangannya ke atas. Pelayan segera mengetahuinya dan berjalan menghampiri.

"Silakan, Om. Silakan Jovanka," kata Adam mempersilakan kedua tamunya untuk menyantap hidangannya.

"Terima kasih, Dam," kata Lavender sambil tersenyum dan mulai menyantap nasi goreng babat yang merupakan salah satu makanan favoritnya itu.

Jovanka dan Lavender menikmati hidangan itu dengan lahap. Adam menemaninya sambil sesekali menjawab pesan yang masuk ke ponselnya itu.

Akhirnya Adam kembali melambaikan tangannya ke arah pelayan. Mereka datang dan segera membereskan sisa makanan yang ada.

Lagi-lagi Adam harus membuka layar ponsel untuk mengirim sebuah gambar. Jemari tangannya menggeser satu per satu halaman yang ada di ponselnya. Hingga tiba-tiba saja Jovanka menanyakan sesuatu yang cukup pribadi kepadanya.


Load failed, please RETRY

新章節待更 寫檢討

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C22
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄