"Iya sayang, Kakek dan Nenek mana mungkin melupakan Cucu kesayangan Kakek ini," peluk Arman dengan erat.
"Terimakasih, Kek. Selama ini selalu menjadi yang terbaik buat Amanda," isak tangis Amanda.
"Kalau begitu kami pamit, Nanti kalau sudah Sampai di Amerika aku kabarin Kakak." Ucap Amanda sembari masuk ke dalam mobilnya.
"Iya, sayang. Hati-hati di jalan. Erika sayang, kamu baik-baik yah di sana, Kakek dan Nenek pasti merindukan kamu," kata Arman mencium kening Erika.
"Iya, Kakek Buyut, Nenek buyut." Kata Erika tersenyum.
"Aku berangkat, daaah Kakek, Nenek." Pamit Amanda kemudian melajukan Kendaraannya.
"Daaah, sayang." Arman melambaikan tangannya melihat kepergian Amanda.
"Kasihan Amanda harus pergi dengan membawa luka di hatinya yang teramat sakit. Roy, berengsek awas kalau aku ketemu dia akan aku hajar dia," kata Arman mengepalkan tangannya.
"Udah, tahan Emosi kamu. Mungkin ini sudah takdir mereka harus berpisah dengan cara seperti ini." Ucap Mirna.